• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Masyarakat Sastra Tamalanrea (MST)   (1994)
Kategori: Lembaga Sastra

 

Masyarakat Sastra Tamalanrea merupakan nama perkumpulan seniman sastra yang berdiri pada tanggal 15 Juni 1994 di Makassar. Pada awal berdirinya Masyarakat Sastra Tamalanrea yang disingkat MST ini dipelopori oleh Aslan Abidin, Sudirman HN, Hendragunawan ST, dan Muhary Wahyu Nurba. Pemberian nama Tamalanrea pada nama Masyarakat Sastra Tamalanrea didasarkan pada lokasi Universitas Hasanuddin, tempat para pendiri menuntut ilmu. Mereka sepakat mengabadikan Tamalanrea untuk mengawali gebrakan sastrawan muda pada saat itu.

Masyarakat Sastra Tamalanrea terbentuk pada era 1990-an ketika terjadi revitalisasi sastra pedalaman di Indonesia. Pada saat itu, sastra di luar pulau Jawa mulai bangkit; sastrawan-sastrawan menggiatkan kembali aktivitas penciptaan, pementasan, diskusi, dan penerbitan karya sastra. Di Makassar hal itu disambut dengan berdirinya beberapa komunitas sastra dan salah satunya adalah MST. Komunitas ini terbentuk atas dorongan atau motivasi untuk meramaikan iklim bersastra di Makassar dan adanya sebuah pemahaman bahwa bersastra merupakan aktivitas intelektual yang estetik. Artinya, melahirkan sebuah karya sastra merupakan kegiatan yang mengasah kemampuan intelektual yang terkemas dalam keindahan bahasa.

Aktivitas kesastraan di MST ini adalah diskusi sastra, pembacaan puisi, musikalisasi puisi, dan kajian sastra. Saat ini, selain kegiatan tersebut, juga dilakukan upaya pendokumentasian. Karya penyair-penyair komunitas MST yang telah diterbitkan dalam bentuk buku adalah Antologi Puisi 4 Penyair Tamalanrea (1995), Kumpulan Puisi Meditasi Karya Muhary Wahyu Nurba (1996), Nyanyian Alam Nyanyian Adam Nyanyian Malam (HGST) 1996, Ininnawa: Antologi Puisi Penyair Sulawesi Selatan (1997), Antologi Cerpen SM Noor (1997), Binrolle: Antologi Puisi Tomi Tamara (1997), dan Manuskrip Puisi Memorandum Perkabungan karya Aslan Abidin (2000).

Sejak didirikan sampai sekarang, Masyarakat Sastra Tamalanrea bersifat independen, tidak terikat oleh instansi atau lembaga lain. Oleh karena itu, segala aktivitas kesastraan menjadi tanggungjawab bersama para anggota. Saat ini telah tercatat sekitar 40 orang sastrawan yang bergabung dan terus berkarya memajukan kesusastraan, khususnya di Makassar, dan di Indonesia pada umumnya.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tifa Sastra
    Tifa Satra adalah majalah yang memuat banyak karya sastra. Majalah ini diterbitkan pertama kali bulan Maret 1972 oleh Penerbit Biro Majalah Senat Mahasiswa FSUI dengan alamat Gang Kembang III, ...
  • Hadiah Sastra LBSS
    Hadiah Sastra LBSS adalah hadiah sastra tahunan yang diberikan oleh Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) kepada sastrawan Sunda. Hadiah ini diberikan sejak tahun 1957. Akan tetapi, setelah tujuh ...
  • Hadiah Sastra Majalah Horison
    Hadiah Horison pertama kali diberikan pada tahun 1969 untuk karya-karya sastra terbaik yang telah dimuat dalam Horison tahun 1966, 1967, dan 1968. Hadiah itu berupa uang sebesar Rp5.000,00. Di ...
  • Hadiah Sastra Rancage
    Hadiah Sastra Rancage merupakan hadiah sastra yang diberikan Ajip Rosidi kepada sastrawan Sunda, Jawa, Bali, dan orang yang dianggap berjasa dalam mengembangkan sastra daerah. Ajip ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Masyarakat Sastra Tamalanrea (MST)   (1994)
    Kategori: Lembaga Sastra

     

    Masyarakat Sastra Tamalanrea merupakan nama perkumpulan seniman sastra yang berdiri pada tanggal 15 Juni 1994 di Makassar. Pada awal berdirinya Masyarakat Sastra Tamalanrea yang disingkat MST ini dipelopori oleh Aslan Abidin, Sudirman HN, Hendragunawan ST, dan Muhary Wahyu Nurba. Pemberian nama Tamalanrea pada nama Masyarakat Sastra Tamalanrea didasarkan pada lokasi Universitas Hasanuddin, tempat para pendiri menuntut ilmu. Mereka sepakat mengabadikan Tamalanrea untuk mengawali gebrakan sastrawan muda pada saat itu.

    Masyarakat Sastra Tamalanrea terbentuk pada era 1990-an ketika terjadi revitalisasi sastra pedalaman di Indonesia. Pada saat itu, sastra di luar pulau Jawa mulai bangkit; sastrawan-sastrawan menggiatkan kembali aktivitas penciptaan, pementasan, diskusi, dan penerbitan karya sastra. Di Makassar hal itu disambut dengan berdirinya beberapa komunitas sastra dan salah satunya adalah MST. Komunitas ini terbentuk atas dorongan atau motivasi untuk meramaikan iklim bersastra di Makassar dan adanya sebuah pemahaman bahwa bersastra merupakan aktivitas intelektual yang estetik. Artinya, melahirkan sebuah karya sastra merupakan kegiatan yang mengasah kemampuan intelektual yang terkemas dalam keindahan bahasa.

    Aktivitas kesastraan di MST ini adalah diskusi sastra, pembacaan puisi, musikalisasi puisi, dan kajian sastra. Saat ini, selain kegiatan tersebut, juga dilakukan upaya pendokumentasian. Karya penyair-penyair komunitas MST yang telah diterbitkan dalam bentuk buku adalah Antologi Puisi 4 Penyair Tamalanrea (1995), Kumpulan Puisi Meditasi Karya Muhary Wahyu Nurba (1996), Nyanyian Alam Nyanyian Adam Nyanyian Malam (HGST) 1996, Ininnawa: Antologi Puisi Penyair Sulawesi Selatan (1997), Antologi Cerpen SM Noor (1997), Binrolle: Antologi Puisi Tomi Tamara (1997), dan Manuskrip Puisi Memorandum Perkabungan karya Aslan Abidin (2000).

    Sejak didirikan sampai sekarang, Masyarakat Sastra Tamalanrea bersifat independen, tidak terikat oleh instansi atau lembaga lain. Oleh karena itu, segala aktivitas kesastraan menjadi tanggungjawab bersama para anggota. Saat ini telah tercatat sekitar 40 orang sastrawan yang bergabung dan terus berkarya memajukan kesusastraan, khususnya di Makassar, dan di Indonesia pada umumnya.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tifa Sastra
    Tifa Satra adalah majalah yang memuat banyak karya sastra. Majalah ini diterbitkan pertama kali bulan Maret 1972 oleh Penerbit Biro Majalah Senat Mahasiswa FSUI dengan alamat Gang Kembang III, ...
  • Hadiah Sastra LBSS
    Hadiah Sastra LBSS adalah hadiah sastra tahunan yang diberikan oleh Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) kepada sastrawan Sunda. Hadiah ini diberikan sejak tahun 1957. Akan tetapi, setelah tujuh ...
  • Hadiah Sastra Majalah Horison
    Hadiah Horison pertama kali diberikan pada tahun 1969 untuk karya-karya sastra terbaik yang telah dimuat dalam Horison tahun 1966, 1967, dan 1968. Hadiah itu berupa uang sebesar Rp5.000,00. Di ...
  • Hadiah Sastra Rancage
    Hadiah Sastra Rancage merupakan hadiah sastra yang diberikan Ajip Rosidi kepada sastrawan Sunda, Jawa, Bali, dan orang yang dianggap berjasa dalam mengembangkan sastra daerah. Ajip ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tifa Sastra
    Tifa Satra adalah majalah yang memuat banyak karya sastra. Majalah ini diterbitkan pertama kali bulan Maret 1972 oleh Penerbit Biro Majalah Senat Mahasiswa FSUI dengan alamat Gang Kembang III, ...
  • Hadiah Sastra LBSS
    Hadiah Sastra LBSS adalah hadiah sastra tahunan yang diberikan oleh Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) kepada sastrawan Sunda. Hadiah ini diberikan sejak tahun 1957. Akan tetapi, setelah tujuh ...
  • Hadiah Sastra Majalah Horison
    Hadiah Horison pertama kali diberikan pada tahun 1969 untuk karya-karya sastra terbaik yang telah dimuat dalam Horison tahun 1966, 1967, dan 1968. Hadiah itu berupa uang sebesar Rp5.000,00. Di ...
  • Hadiah Sastra Rancage
    Hadiah Sastra Rancage merupakan hadiah sastra yang diberikan Ajip Rosidi kepada sastrawan Sunda, Jawa, Bali, dan orang yang dianggap berjasa dalam mengembangkan sastra daerah. Ajip ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa