Laboratorium Sastra Medan lahir atas prakarsa Afrion, Antilan Purba, M.Pd., dan Ben M Pasaribu yang selanjutnya disebut pendiri) pada tanggal 9 Mei 2003 dengan keinginan menjadikan seni sebagai medan industri.
Industri seni bukan sesuatu yang tabu untuk dilakukan. Setidaknya penciptaan infrastruktur dengan menjadikan seni sebagai medan industri akan meningkatkan kehidupan dan kesejahteraan seniman dapat segera tercapai. Di lain pihak, para seniman sangatlah memerlukan wadah baik lembaga maupun komunitas untuk membangun relasi-relasi industrialisasi seni dengan penanganan yang serius. Sebagai wadah, lembaga atau komunitas tersebut dimaksudkan untuk dapat mengelola kepentingan seniman dengan cara mempertemukan segala aktivitas kreatif dari berbagai cabang kesenian yang meliputi seni tari, musik, teater, rupa, dan sastra dan juga melakukan serangkaian kegiatan seni pertunjukan, diskusi, workshop, dan seminar.
Pemrakarsa pertama sepakat menjadikan Laboratorium Sastra Medan sebagai sebuah lembaga yang tidak hanya menangani seni sastra, tetapi juga seni-seni lainnya, serta tidak menutup kemungkinan untuk melakukan kerja sama dengan komunitas atau lembaga lain, baik swasta maupun pemerintah.
Dalam perkembangan ke depan, Laboratorium Sastra Medan menjadi lembaga alternatif yang dapat mengelola kegiatan seni budaya baik tingkat daerah, nasional, maupun internasional dengan semangat kepekaan partisipatif seniman lintas suku, agama, dan kebudayaan. Laboratorium Sastra Medanbukan merupakan komunitas. Dengan demikian, dalam struktur kepengurusannya hanya terdiri dari pengurus inti yaitu:
Direktur eksekutif
|
: |
Antilan Purba, M.Pd.
|
Sekretaris
|
: |
Afrion
|
Manajer Program
|
: |
Ben M Pasaribu
|
Humas
|
: |
M. Yunus Rangkuti.
|
Dalam setiap kegiatan yang dilakukan, Laboratorium Sastra Medan merekut personel sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya, diputuskan dan ditetapkan susunan kepanitiaan dalam jangka waktu tertentu, sejak berlangsungnya hingga selesainya kegiatan dengan persetujuan pengurus inti yang dinyatakan dalam surat keputusan. Dengan demikian, kehadiran Laboratorium Sastra Medan diharapkan dapat menampung segala kegelisahan dan keinginan banyak pihak. Di samping itu, Laboratorium Sastra Medan melakukan serangkaian pendidikan dan pelatihan semasa muda. Tujuan yang lebih konkret adalah menumbuhkembangkan proses penciptaan karya seni kreatif melalui pelatihan, diskusi, penelitian, pendidikan seni, peningkatan apresiasi masyarakat, pengembalian nilai akar tradisi dan pengidentifikasian atas gagasan, bentuk dan pendekatan seni yang berkembang dan hidup di tengah masyarakatnya.
Laboratorium Sastra Medan,dalam aktivitasnya bergerak dalam dunia kesusasteraan, tetapi tidak menutup kemungkinan juga menggeluti bidang seni yang lain sebagaimana telah disebutkan bahwa kehadirannya dimaksudkan dapat mengorganisasi kepentingan seniman dengan cara mempertemukan segala aktivitas kreatif dari berbagai cabang kesenian yang meliputi
-
pendokumentasian karya seni,
-
penyelenggara diskusi, dialog budaya, seminar,
-
penyelenggara, pendidikan dan perlatihan seni,
-
penciptaan dan pertunjukan seni,
-
penerbitan buku seni dan budaya, dan
-
peningkatan dan pengembangan apresiasi seni.
Menjadikan Laboratorium Sastra Medan tidak hanya milik sastrawan tetapi juga menjadi milik masyarakat seni secara luas adalah tujuan didirikannya laboratorium ini. Tujuan lainnya adalah menjalin kemitraan dengan lembaga lain, baik swasta maupun pemerintah, dan menjadikannya kebanggaan.
Laboratorium Sastra Medan telah melaksanakan serangkaian kegiatan, seperti diskusi, pembacaan puisi, dan peluncuranbuku Antologi Puisi Antonius Silalahi "Bara Hati", 21 Februari 2004 Taman Budaya Sumut dengan narasumber Aishah Basar; diklat sastra tingkat SMA/SMK tanggal 1 April—15 September 2004 di 20 SMA/SMK Medan bekerja sama dengan Lintas Budaya Sumatra; pergelaran puisi elegi dan peluncuran antologi puisi penyair Sumut "Amuk Gelombang", 26 Februari 2005 di Taman Budaya Sumut bekerja sama dengan Komunitas Seniman Taman Budaya Sumut; pameran Lukisan "Tsunami" Reins Asmara, 19—21 Mei 2005 di Tiara Convention Medan bekerja sama dengan Dewan Kesenian Medan; pesta Penyair Indonesia sempena The 1st Medan International Poetry Gathering, 25—27 Mei 2007 di Taman Budaya Sumatra Utara dan 28 Mei 2007 di Garuda Plaza Hotel.
Pada tahun 2005, Laboratorium Sastra Medan mengadakan Sepekan Solidaritas Gempa Tsunami 29 Desember 2004—8 Januari 2005 di Taman Budaya Sumut bekerja sama dengan Komunitas Seniman Taman Budaya Sumut. Pada tahun yang sama, mereka juga mengadakan Diklat sastra tingkat SMA/SMK tanggal 15 April—10 Juni 2005 di LP3I dan pameran Puisi dan Potret Penyair 24—31 Desember 2005 di Taman Budaya Sumut bekerja sama dengan Penerbit Sastra Leo Medan.
Pada tahun 2006, mereka mengadakan pameran Puisi dan Potret Penyair 1—17 September 2006 di Tapian Daya PRSU Medan bekerja sama dengan Star Indonesia Group dan pergelaran Musikalisasi Puisi, 9 September 2006, di Tapian Daya PRSU Medan bekerja sama dengan Dewan Kesenian Medan.
Pada tahun 2007, mereka juga mengadakan pameran lukisan "Abstraksi Rupa", Reins Asmara 12—16 Maret 2007, di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan; Amir Hamzah Cultural Festival, 5—15 Nopember 2007 di Langkat, Medan, Labuhanbatu, Tanjungbalai, Kisaran, Perbaungan dan bekerja sama dengan Sinar Budaya Group dan Pemerintah Daerah Langkat; dan temu Penyair Antarkecamatan, 26—28 Desember 2007 di Taman Budaya Sumut.