Halaman Beranda
Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan
Ahli Bahasa
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Bahasa Daerah Di Indonesia
Duta Bahasa
KBBI
Penelitian Bahasa
Registrasi Bahasa
UKBI
Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah
Indeks Kemahiran Berbahasa
Revitalisasi Bahasa Daerah
Gejala Sastra
Hadiah/Sayembara Sastra
Karya Sastra
Lembaga Sastra
Media Penyebar/Penerbit Sastra
Pengarang Sastra
Penelitian Sastra
Registrasi Sastra Cetak
Registrasi Sastra Lisan
Registrasi Manuskrip
Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan
Statistik
Info
Suku : Bali
Genre : Pertunjukan
Provinsi: Provinsi Bali
Kabupaten/Kota: Kota.Denpasar
Hari Raya Saraswati adalah hari turunnya Ilmu Pengetahuan. Umat Hindu Dharma di Bali merayakannya setiap 210 hari sekali pada Sabtu (Saniscara), Umanis (Legi), Watugunung. Pada Hari Raya Saraswati dilakukan pemujaan pada Dewi Saraswati sebagai Dewi Ilmu Pengetahuan dan Seni. Pada malam harinya para penganut agama Hindu membaca lontar lalu keesokan harinya dilaksanakan Banyu Pinaruh, yakni mensucikan diri di pagi buta. Karena itu di pantai Soka Indah terlihat ramai oleh penduduk sekitar yang melaksanakan Banyu Pinaruh. Beberapa sesaji diletakkan di pantai maupun di atas batu karang lalu dipanjatkan do’a-do’a.
Setelah merayakan piodalan Saraswati, umat Hindu melanjutkannya dengan melaksanakan prosesi Banyu Pinaruh. Tradisi Banyupinaruh, merupakan upacara yadnya yang dilakukan sehari setelah hari raya saraswati. Tujuannya untuk pembersihan dan kesucian diri. Banyu Pinaruh sendiri berasal kata dari Banyu yang berarti air, dan Pinaruh atau Pengeruwuh berarti pengetahuan. Pada hari Banyu Pinaruh, biasanya umat membersihkan badan dan keramas di sumber mata air atau di laut. Prosesi ini bermakna untuk membersihkan kegelapan pikiran yang melekat pada tubuh manusia, dengan Asucilaksana yang dilaksanakan pada pagi hari. Momen Banyu Pinaruh inilah jadi kesempatannya, selain untuk membersihkan diri, juga untuk menenangkan pikiran.