Suku : Kluet
Genre : Pertunjukan
Provinsi: Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam
Kabupaten/Kota: Kabupaten.Aceh Selatan
Kecamatan: Kluet Timur dan Kluet Tengah
Menurut keyakinan masyarakat Kluet, tarian ini diciptakan
oleh seorang Panglima Negeri Kluet yang bernama Amat Sa’id. Tarian ini mulai
berkembang pada masa pemerintahan Raja Imam Balai Pesantun dan Teuku Keujreun
Pajelo. Tarian ini dijadikan tarian adat yang disakralkan dalam setiap upacara
adat.
Sayangnya penciptanya tidak sempat melihat karyanya dicintai
masyarakat Kluet. Karena sebelum tarian ini berkembang, Ahmad Sa’id hilang dan
tidak pernah kembali dari sebuah perjalanan di Gunung Lawe Sawah. Sehingga
masyarakat menyebut gunung tersebut dengan nama Gunung Amat Sa’id. Sampai
sekarang masyarakat setempat sering mengunjungi gunung tersebut untuk
berziarah.
Sejak saat itu, Tari Landok Sampot terus dikembangkan dan
dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa dari Tanah Kluet. Akan tetapi, saat ini mulai terancam punah.
Tari
Landok sampot merupakan tari persembahan yang ditampilkan sebagai tanda
penghormatan kepada tamu atau seseorang yang dimuliakan dalam sebuah upacara
adat. Dahulu, tarian ini dipertunjukkan dalam penyambutan kalangan raja-raja,
atau boleh ditarikan di kalangan masyarakat atas persetujuan raja. Misalnya
dalam upacara perkawinan, khitan, dan lain-lain. Namun sekarang tari tersebut
juga digunakan untuk menyambut tamu kenegaraan meskipun bukan orang Kluet.
Tari
Landok sampot dimainkan oleh 8 orang laki-laki dewasa, diiringi oleh seorang
penyair dan seperangkat alat musik yang terdiri atas Siling, Gong, 2 canang dan
2 genderang.
Sesuai
namanya, Landok yang berarti tari dan sampot yang berarti libas/lecut, maka
tarian ini menampilkan gerakan seperti perkelahian antara 2 pemuda. Digambarkan
bahwa mereka sedang bertarung memperebutkan seorang putri raja, dan yang menang
akan dipilih menjadi pasangan putrid tersebut. Gerakannya terdiri dari 5 Bagian
gerakan antara lain: Landok Kedidi (gerakan seperti
burung kedidi yang bisa melompat riang dengan tempo cepat), Landok
Kedayung (gerakan gemulai seperti mendayung sampan), Landok
Sembar Keluakai (gerakan dasar seperti burang elang menyambar, gerak
cepat, tangkas dan dinamis), Landok
Sampot (gerak melecut dan memukul dengan menggunakan bamboo
seperti tangkai pancing tradisional), dan Landok Pedang (gerakan penari dengan
menggunakan pedang yang menunjukkan ketangkasan dan kekebalan).