• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Sastra Kitsch
Kategori: Gejala Sastra

 

Karya seni tanpa nilai seni biasa disebut sebagai kitsch, suatu bentuk vulgaritas dan pandangan dalam bahasa. Kitsch, menurut Sapardi Djoko Damono, merupakan sebuah istilah umum yang dikenakan pada karya tiruan yang mengambil bahan dari kesan yang sejati yang dibuat atau disusun untuk memenuhi selera masyarakat luas namun tidak peka terhadap inti kesan. Pada abad ke-19 pengertian kitsch rapat dengan seni yang sentimental dan cengeng yang juga menunjuk pada seni yang tidak sempurna. Kata kitsch dipakai untuk memadai karya seni, karya sastra, busana dan yang lainnya yang bercita rasa vulgar, sentimental, atau kadang-kadang megah mewah. Kitsch bersandar pada formula, pengulangan konvensi dan kosong dari kreativitas dan keorisinalan seni sejati. Kitsch adalah istilah yang berasal dari bahasa Jerman dari kata verkitschen yang berarti "yang termurah" atau mengacu pada kata kitschen yang artinya "mengumpulkan uang berlumpur dari jalanan". Juga untuk menunjuk pada objek yang miskin cita rasa dan juga miskin kualitas sehingga disebut sampah artistik. Karya-karya yang tergolong pada kitsch dihasilkan untuk memenuhi selera massa, misalnya terdapat pada barang-barang souvenir yang selalu mengacu pada cita rasa yang jelek. Kata ini mulai dikenal di pasar seni Munich pada tahun 1860-an sampai 1870-an untuk menamai gambar-gambar atau sketsa-sketsa murahan yang sangat disukai di pasaran. Kitsch merupakan karya-karya yang muncul dalam lingkungan borjuasi di Jerman yang merupakan orang kaya baru. Orang-orang ini adalah sebuah kelas sosial baru yang merasa iri pada kesan elit dan kesan tradisional/klasik. Mereka kemudian menciptakan karya sendiri yang lebih menjadi identitas kelas mereka. Sebuah karya yang digolongkan sebagai karya kitsch dapat dinyatakan sebagai karya yang memiliki nilai estetik yang miskin dan nilai moral yang diragukan. Pada tahun 1930-an Theodor Adorno, Herman Broch, dan Clement Greenberg memperlawankan pengertian avant garde dan kitsch.

Adorno menamai kitsch sebagai industri yang mengacu pada pengertian karya-karya yang terkontrol dan formulaik yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan masukan pada masyarakat yang pasif. Adorno juga mengklaim bahwa kitsch adalah parodi dari katarsis dan parodi kesadaran estetik. Broch mengatakan kitsch adalah kejahatan dengan menggunakan sistem nilai kesan dengan kata lain kesenian atau kesan bahwa kebaikan sementara kitsch adalah kejahatan. Apabila kesenian itu kreatif, kitsch tergantung semata-mata pada perampasan kesenian kreatif yang ditirunya. Bagi Broch kitsch tidak sama dengan seni yang buruk. Kitsch mencoba untuk meniru keindahan tanpa kebenaran.

Pada tahun 1980-an saat timbulnya atau munculnya postmodernism batas antara kitsch dan seni tinggi menjadi kabur. Pada masa itu berkembang sebuah pengertian yang berasal dari istilah "camp taste". Camp menunjuk pada ironi apresiasi yang rendah nilainya yang salah satunya dicontohkan adalah kitsch. Kata camp diturunkan dari kata slang bahasa Perancis camper yang berarti "bersikap pada kebiasaan yang melebih-lebihkan". Susan Sontag mengatakan bahwa camp adalah sebuah atraksi untuk menunjukkan kualitas kemanusiaan itu sendiri yang menunjukkan kegagalan dari kesungguhan hati yang menunjukkan sebagian kualitas gaya yang unik dan mencerminkan bagian yang paling sensitif. Camp adalah sebuah kebohongan yang merupakan tantangan untuk sebuah kebenaran. Dari istilah tersebut kemudian muncul pemahaman yang disampaikan oleh Nerdrum bahwa seni melayani publik, kitsch melayani ekspresi personal; seni melayani politik sementara itu kitsch murni sensual 'bakat telanjang yang memposisikan diri sendiri'. Nedrum menyatakan bahwa seni ada untuk dirinya sendiri dan ditujukan untuk publik. Kitsch melayani kehidupan dan ditujukan untuk kemanusiaan. Nedrum sampai pada pemahaman tersebut berasal dari pemikirannya bahwa kariernya dan juga karier dari banyak pekerja seni yang mapan tergantung pada ekspresi individual. Oleh sebab itu, dia lebih senang dikatakan sebagai pelukis kitsch daripada seorang pelukis karena menurutnya kerja kesenian itu adalah kerja kitsch. Oleh sebab itu, postmodernism yang memegang konsep camp taste dan memegang pengertian kitsch sebagai ironi dari kegagalan kesungguhan hati menunjukkan bahwa kitsch pada kenyataannya terlihat sebagai sebuah kenyataan dan sungguh-sungguh sebuah ekspresi keindahan. Namun, pada kasus yang lain, sangat sulit untuk menggabungkan kitsch dengan seni, kata kitsch tetap dipakai untuk memadai cita rasa yang jelek.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tifa Sastra
    Tifa Satra adalah majalah yang memuat banyak karya sastra. Majalah ini diterbitkan pertama kali bulan Maret 1972 oleh Penerbit Biro Majalah Senat Mahasiswa FSUI dengan alamat Gang Kembang III, ...
  • Hadiah Sastra LBSS
    Hadiah Sastra LBSS adalah hadiah sastra tahunan yang diberikan oleh Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) kepada sastrawan Sunda. Hadiah ini diberikan sejak tahun 1957. Akan tetapi, setelah tujuh ...
  • Hadiah Sastra Majalah Horison
    Hadiah Horison pertama kali diberikan pada tahun 1969 untuk karya-karya sastra terbaik yang telah dimuat dalam Horison tahun 1966, 1967, dan 1968. Hadiah itu berupa uang sebesar Rp5.000,00. Di ...
  • Hadiah Sastra Rancage
    Hadiah Sastra Rancage merupakan hadiah sastra yang diberikan Ajip Rosidi kepada sastrawan Sunda, Jawa, Bali, dan orang yang dianggap berjasa dalam mengembangkan sastra daerah. Ajip ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Sastra Kitsch
    Kategori: Gejala Sastra

     

    Karya seni tanpa nilai seni biasa disebut sebagai kitsch, suatu bentuk vulgaritas dan pandangan dalam bahasa. Kitsch, menurut Sapardi Djoko Damono, merupakan sebuah istilah umum yang dikenakan pada karya tiruan yang mengambil bahan dari kesan yang sejati yang dibuat atau disusun untuk memenuhi selera masyarakat luas namun tidak peka terhadap inti kesan. Pada abad ke-19 pengertian kitsch rapat dengan seni yang sentimental dan cengeng yang juga menunjuk pada seni yang tidak sempurna. Kata kitsch dipakai untuk memadai karya seni, karya sastra, busana dan yang lainnya yang bercita rasa vulgar, sentimental, atau kadang-kadang megah mewah. Kitsch bersandar pada formula, pengulangan konvensi dan kosong dari kreativitas dan keorisinalan seni sejati. Kitsch adalah istilah yang berasal dari bahasa Jerman dari kata verkitschen yang berarti "yang termurah" atau mengacu pada kata kitschen yang artinya "mengumpulkan uang berlumpur dari jalanan". Juga untuk menunjuk pada objek yang miskin cita rasa dan juga miskin kualitas sehingga disebut sampah artistik. Karya-karya yang tergolong pada kitsch dihasilkan untuk memenuhi selera massa, misalnya terdapat pada barang-barang souvenir yang selalu mengacu pada cita rasa yang jelek. Kata ini mulai dikenal di pasar seni Munich pada tahun 1860-an sampai 1870-an untuk menamai gambar-gambar atau sketsa-sketsa murahan yang sangat disukai di pasaran. Kitsch merupakan karya-karya yang muncul dalam lingkungan borjuasi di Jerman yang merupakan orang kaya baru. Orang-orang ini adalah sebuah kelas sosial baru yang merasa iri pada kesan elit dan kesan tradisional/klasik. Mereka kemudian menciptakan karya sendiri yang lebih menjadi identitas kelas mereka. Sebuah karya yang digolongkan sebagai karya kitsch dapat dinyatakan sebagai karya yang memiliki nilai estetik yang miskin dan nilai moral yang diragukan. Pada tahun 1930-an Theodor Adorno, Herman Broch, dan Clement Greenberg memperlawankan pengertian avant garde dan kitsch.

    Adorno menamai kitsch sebagai industri yang mengacu pada pengertian karya-karya yang terkontrol dan formulaik yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan pasar dan memberikan masukan pada masyarakat yang pasif. Adorno juga mengklaim bahwa kitsch adalah parodi dari katarsis dan parodi kesadaran estetik. Broch mengatakan kitsch adalah kejahatan dengan menggunakan sistem nilai kesan dengan kata lain kesenian atau kesan bahwa kebaikan sementara kitsch adalah kejahatan. Apabila kesenian itu kreatif, kitsch tergantung semata-mata pada perampasan kesenian kreatif yang ditirunya. Bagi Broch kitsch tidak sama dengan seni yang buruk. Kitsch mencoba untuk meniru keindahan tanpa kebenaran.

    Pada tahun 1980-an saat timbulnya atau munculnya postmodernism batas antara kitsch dan seni tinggi menjadi kabur. Pada masa itu berkembang sebuah pengertian yang berasal dari istilah "camp taste". Camp menunjuk pada ironi apresiasi yang rendah nilainya yang salah satunya dicontohkan adalah kitsch. Kata camp diturunkan dari kata slang bahasa Perancis camper yang berarti "bersikap pada kebiasaan yang melebih-lebihkan". Susan Sontag mengatakan bahwa camp adalah sebuah atraksi untuk menunjukkan kualitas kemanusiaan itu sendiri yang menunjukkan kegagalan dari kesungguhan hati yang menunjukkan sebagian kualitas gaya yang unik dan mencerminkan bagian yang paling sensitif. Camp adalah sebuah kebohongan yang merupakan tantangan untuk sebuah kebenaran. Dari istilah tersebut kemudian muncul pemahaman yang disampaikan oleh Nerdrum bahwa seni melayani publik, kitsch melayani ekspresi personal; seni melayani politik sementara itu kitsch murni sensual 'bakat telanjang yang memposisikan diri sendiri'. Nedrum menyatakan bahwa seni ada untuk dirinya sendiri dan ditujukan untuk publik. Kitsch melayani kehidupan dan ditujukan untuk kemanusiaan. Nedrum sampai pada pemahaman tersebut berasal dari pemikirannya bahwa kariernya dan juga karier dari banyak pekerja seni yang mapan tergantung pada ekspresi individual. Oleh sebab itu, dia lebih senang dikatakan sebagai pelukis kitsch daripada seorang pelukis karena menurutnya kerja kesenian itu adalah kerja kitsch. Oleh sebab itu, postmodernism yang memegang konsep camp taste dan memegang pengertian kitsch sebagai ironi dari kegagalan kesungguhan hati menunjukkan bahwa kitsch pada kenyataannya terlihat sebagai sebuah kenyataan dan sungguh-sungguh sebuah ekspresi keindahan. Namun, pada kasus yang lain, sangat sulit untuk menggabungkan kitsch dengan seni, kata kitsch tetap dipakai untuk memadai cita rasa yang jelek.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tifa Sastra
    Tifa Satra adalah majalah yang memuat banyak karya sastra. Majalah ini diterbitkan pertama kali bulan Maret 1972 oleh Penerbit Biro Majalah Senat Mahasiswa FSUI dengan alamat Gang Kembang III, ...
  • Hadiah Sastra LBSS
    Hadiah Sastra LBSS adalah hadiah sastra tahunan yang diberikan oleh Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) kepada sastrawan Sunda. Hadiah ini diberikan sejak tahun 1957. Akan tetapi, setelah tujuh ...
  • Hadiah Sastra Majalah Horison
    Hadiah Horison pertama kali diberikan pada tahun 1969 untuk karya-karya sastra terbaik yang telah dimuat dalam Horison tahun 1966, 1967, dan 1968. Hadiah itu berupa uang sebesar Rp5.000,00. Di ...
  • Hadiah Sastra Rancage
    Hadiah Sastra Rancage merupakan hadiah sastra yang diberikan Ajip Rosidi kepada sastrawan Sunda, Jawa, Bali, dan orang yang dianggap berjasa dalam mengembangkan sastra daerah. Ajip ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tifa Sastra
    Tifa Satra adalah majalah yang memuat banyak karya sastra. Majalah ini diterbitkan pertama kali bulan Maret 1972 oleh Penerbit Biro Majalah Senat Mahasiswa FSUI dengan alamat Gang Kembang III, ...
  • Hadiah Sastra LBSS
    Hadiah Sastra LBSS adalah hadiah sastra tahunan yang diberikan oleh Lembaga Basa jeung Sastra Sunda (LBSS) kepada sastrawan Sunda. Hadiah ini diberikan sejak tahun 1957. Akan tetapi, setelah tujuh ...
  • Hadiah Sastra Majalah Horison
    Hadiah Horison pertama kali diberikan pada tahun 1969 untuk karya-karya sastra terbaik yang telah dimuat dalam Horison tahun 1966, 1967, dan 1968. Hadiah itu berupa uang sebesar Rp5.000,00. Di ...
  • Hadiah Sastra Rancage
    Hadiah Sastra Rancage merupakan hadiah sastra yang diberikan Ajip Rosidi kepada sastrawan Sunda, Jawa, Bali, dan orang yang dianggap berjasa dalam mengembangkan sastra daerah. Ajip ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa