Teater Imam Bonjol (TIB) adalah salah satu grup teater kampus yang cukup dikenal di kota Padang. Teater yang didirikan tanggal 11 November 1998 oleh Marwin Amirullah, Yusran, Andria Putra, Rinal Saputra dan dipimpin oleh Heri Surikno ini mempunyai tujuan utama, yakni pentas teater dan sastra dan menjadikan teater sebagai media transformasi kebudayaan Islam. Teater Imam Bonjol (TIB) berada di bawah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersendiri yang mendapat dukungan dari pihak kampus IAIN Imam Bonjol karena prestasi-prestasinya. Cikal bakal teater ini bermula dari teater independen "Nadi Martir" yang digerakkan oleh mahasiswa kampus tersebut. Pada awalnya grup ini tidak terlibat secara struktural di kampus, tetapi dengan usaha keras mereka berhasil merintis teater ini masuk ke lembaga formal Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Untuk tetap produktif berkarya, Teater Imam Bonjol mengadakan latihan dasar dan diskusi sekali dalam seminggu. Dalam diskusi yang dilakukan, semua anggota terlibat secara aktif untuk memberikan masukan dan saran. Teater Imam Bonjol juga melakukan kegiatan rutin tahunan, seperti penerimaan anggota baru dan dalam acara ini teater ini mengundang para seniman (pakar) di bidang teater seperti dosen-dosen STSI Padang Panjang, Fakultas Sastra Universitas Andalas, Universitas Negeri Padang dan sastrawan dari Taman Budaya Sumatra Barat yang aktif di Teater Independent, seperti Yusril, Hendri, Syahrul N., M. Ibrahim Ilyas, dan Nasrul Azwar. Para anggota baru diberi bekal melalui workshop selama beberapa hari untuk memberikan pengenalan terhadap dasar-dasar teater, seperti latihan dasar di antaranya olah tubuh, olah vokal, dan olah sukma. Latihan pokok seperti observasi, latihan emosi, latihan motif, laku dramatik dan irama, latihan khusus, seperti analisis naskah, peran, psikologi, artistik dan irama, dan latihan bantu, seperti pengetahuan artistik, dramaturgi, sejarah teater, sastra drama, psikologi, penyutradaraan, manajemen produksi, apresiasi seni dan filsafat juga diberikan kepada anggota baru.
Teater Imam Bonjol telah melakukan pementasan sebanyak 65 kali yang sebagian besar diadakan di Sumatra Barat. Beberapa di antaranya ada yang dipentaskan di Medan, seperti Karbala I dalam Festival Drama Islam se-Sumatra. Di Yogyakarta dalam Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas) teater ini mewakili Sumatra Barat, di Surabaya juga dalam Peksiminas dan di Jakarta pada acara DKJ award di gedung Dewan Kesenian Jakarta.
Kekhasan teater ini ialah pesan Islam yang dibawakannya dalam pementasan-pementasannya yang sangat kental nuansa keislamannya, tetapi tidak semua tema yang dibawakannya bersifat religius. Hal ini merupakan konsekuensi karena teater ini keberadaannya di bawah naungan lembaga Islam. Teater Imam Bonjol kadang-kadang mementaskan karya-karya klasik, seperti "Pinangan" karya Anton Chekoo. Ketentuan yang tak tertulis adalah jika teater ini mengambil tema-tema pementasan di luar Islam, peran-peran yang dibawakan harus tidak keluar dari norma-norma Islam, seperti menghindari pelukan antara laki-laki dan perempuan atau mengeksploitasi tubuh perempuan.
Untuk Pengembangan kualitas para anggotanya, teater ini mempunyai sebuah sekretariat yang dilengkapi dengan perpustakaan mini. Buku-buku tersebut didapatkan dari sumbangan para anggota ataupun alumni. Di tempat inilah biasanya para anggota teater saling berdiskusi dan memberi informasi. Sebagai sebuah organisasi yang berada di bawah kampus teater ini sudah dilengkapi dengan AD/ART. Pendanaan untuk komunitas ini sebagian didapatkan dari kampus, dan sebagian lagi dari sponsor.
Berdasarkan pendiriannya, teater ini ditujukan untuk menghasilkan para seniman yang berjiwa Islami sekaligus merupakan ajang untuk melatih mental para anggota. Biasanya para mahasiswa yang terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan organisasi akan lebih cepat matang secara sosial sehingga lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan masyarakat tempat mereka tinggal.