Teater Generasi merupakan sebuah komunitas seni generasi muda Indonesia untuk menghimpun potensi di bidang seni dan budaya. Nama Generasi merupakan kependekan dari Gelanggang Kreasi Seni Indonesia. Generasi didirikan oleh Suyadi San pada 17 Juni 1995 di Medan.
Tujuan umum dibentuknya Generasi adalah, pertama, untuk meningkatkan kondisi sosial budaya yang berkepribadian bangsa, sehingga memungkinkan setiap generasiI muda menentukan pilihan hidup dan memperluas peran sertanya dalam kegiatan berkesenian dan berkebudayaan di Indonesia. Kedua, untuk meningkatkan rasa kebanggaan dan kecintaan kepada kebudayaan bangsa sebagai landasan dalam membina solidaritas dengan daerah-daerah lain di Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional. Selain itu, sanggar ini pun bertujuan agar menjadi gelanggang berekspresi di bidang seni dan budaya sesuai dengan motonya: "Aku Ingin Berpikir Merdeka".
Semula sanggar ini menumpang di kampus IKIP Medan, Jalan Merbau, Medan. Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1997, saat didaftarkan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Sanggar Budaya Generasi 'mandah' ke Kompleks Taman Budaya Sumatra Utara. Hingga sekarang Generasi mengisi kalender tetap Pemusatan Latihan Teater dan Sastra di Taman Budaya, Jalan Perintis Kemerdekaan 33 Medan. Pada tahun 2000 Sanggar Budaya Generasi masuk dalam Direktori Organisasi Seni dan Budaya Indonesia yang diterbitkan Yayasan Kelola, Solo, Jawa Tengah, sehingga jadilah Sanggar Budaya Generasi sebagai satu komunitas seni dan budaya yang ada dan keberadaannya diakui di Indonesia.
Di Generasi bergabung kaum pelajar, mahasiswa, putus sekolah, anak jalanan, guru, dosen, PNS, pegawai swasta, buruh, bahkan pegiat parpol meskipun Generasi tidak berpolitik dan akan tetap independen. Berbagai kegiatan pun dilakukan, terutama di bidang sastra, drama, dan penerbitan. Produksi pementasan drama pernah dilakukan, yaitu, "Doa Orang-orang Marjinal" (karya Arief Gunawan/sutradara Suyadi San, 1995), "Wayang Kebatinan" (Suyadi San, 1996), "Jatiputera" (Suyadi San, 1998), "Wabah" (Hanindawan/Suyadi San, 1999), "Kecubung Pengasihan" (Danarto/Suyadi San, 2002), "Tamu Terakhir" (M. Raudah Jambak/Suyadi San, 2003), "Anak Perawan di Sarang Penyamun" (Sutan Takdir Alisjahbana/Suyadi San, 2004), Monolog "Indonesia Undercover" (Suyadi San/M. Raudah Jambak, 2005). "Perempuan tanpa Kepala" (Linny Octavianny/M. Raudah Jambak, 2005); "Setan dalam Bahaya" (Taufiq Al Hakim/Mey Novita Manik, 2006); "Mengasah Pisau Cukur" (Hanindawan/Hasan Al Banna, 2006); "Bulu Dada" (M Raudah Jambak, 2006); "Sang Prabu" (Saini KM/Suyadi San, 2006); "Sampuraga Kena Demam Berdarah" (Suyadi San, 2006); "Sampuraga Pergi ke Kota" (Suyadi San, 2006); "Kopi Susu" (Indra YT/Heri Sukamto, 2006), "RT-Nol/RW-Nol (Iwan Simatupang/ Suyadi San, 2007), dan Keok atawa Pepeteng (Imran Pasaribu/Suyadi San,2007).
Selain drama, sanggar ini juga mementaskan karya-karya sastra lainnya, seperti musikalisasi puisi dan pembacaan puisi, di antaranya, KonserMusikalisasi dan Dramatisasi Puisi bersama Komunitas Seni Seulawah Banda Aceh di Gedung Utama Taman Budaya Sumatra Utara (2005), pementasan Musikalisasi Puisi dalam Pembukaan MTQ, Khitanan Massal, dan Maulid Nabi Muhammad SAW 1427 H di Masjid Al Fitriyah Tanjungmulia, Medan (2006), Pementasan Musikalisasi Puisi dalam Festival Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA se-Sumatra di Kantor Bahasa Provinsi Jambi kerja sama dengan Balai Bahasa Medan (2006), dan Pementasan Musikalisasi Puisi dalam Festival Musikalisasi Puisi Tingkat SLTA se-Sumatra di Balai Bahasa Banda Aceh kerja sama dengan Balai Bahasa Medan (2007).
Kegiatan lainnya adalah Dialog Budaya 50 Tahun Kebudayaan di Sumatra Utara di Auditorium IKIP Negeri Medan (1995), Workshop Teater di Ruang Teater dan Tari Taman Budaya Sumatra Utara (2003), Diskusi Teater di Ruang Teater dan Ruang Tari Taman Budaya Sumatra Utara (2003), dan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teater dan Sastra setiap hari Minggu, Selasa, dan Kamis, di Ruang Teater Taman Budaya Sumatra Utara (2007).
Selain itu, Generasi terlibat dalam pembentukan Generasi Muda Seniman Sumatra Utara (1997), dan Forum Reformasi Seniman Sumatra Utara di Taman Budaya Sumatra Utara (1998), mengikuti Festival Teater Alternatif GKJ Awards di Gedung Kesenian Jakarta (2003), Workshop Keaktoran di Taman Ismail Marzuki Jakarta (2003), Workshop Penulisan Kritik Teater di Gedung Kesenian Jakarta (2003), dan bersama Komunitas Seniman Taman Budaya Generasi ikut memprakarsai dan mengikuti serangkaian acara Pergelaran Seni Keprihatinan Gempa Bumi dan Tsunami Aceh-Nias di Taman Budaya Sumatra Utara (2004/2005).
Di bidang penerbitan, bersama Harian Mimbar Umum, Generasi menerbitkan buku Telaah Drama: Pengantar Teori dan Kajian karya Suyadi San(2004), Stilistika: Sebuah Pengenalan Awal karya Suyadi San (2005), dan Menguak Tabir Bahasa Jurnalistik karangan Suyadi San (2006). Prestasi lain yang pernah diperoleh Generasi adalah, antara lain, Juara I Lomba Orasi anti-Korupsi Masyarakat Transparansi Indonesia Sumatra Utara di halaman gedung DPRD Sumut (2006); Juara I, II, II, dan Harapan I Lomba Baca Puisi Islami di Masjid Al-Amin Jalan Prof. H.M. Yamin SH Medan (2007); dan Juara I, Harapan I dan II Lomba Baca Puisi Tingkat Pelajar se-Sumatra Utara dalam Amuk Teater Sumatra Utara di Ruang VIP Gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan (2007).