Hadiah Sayembara Kincir Emas merupakan hadiah sayembara mengarang yang diadakan oleh Radio Nederland Wereldomroep untuk para pendengarnya yang berada di seluruh wilayah Nusantara. Radio Nederland ini mengadakan sayembara mengarang khusus cerita pendek.
Latar belakang diadakannya sayembara mengarang cerita pendek ini bermula dari gagasan pimpinan Radio Nederland Wereldomroep. Menjelang akhir tahun 1974, pimpinan Radio Nederland Wereldomroep mencetuskan pikiran untuk mengadakan sayembara mengarang cerita pendek bagi pendengarnya yang berada di wilayah Indonesia. Gagasan ini segera disambut dengan antusias oleh H.B. Jassin dengan anggapan bahwa di Indonesia banyak cerpenis berbakat yang tidak akan melewatkan kesempatan yang baik itu. Atas sambutan H.B. Jassin itulah, Radio Nederland Wereldomroep menyelenggarakan sayembara penulisan cerpen.
Empat bulan setelah pengumuman sayembara penulisan cerpen itu dikeluarkan, telah masuk 800 cerita pendek dari seluruh pelosok Indonesia. Kedelapan ratus cerpen itu ditulis oleh orang-orang dari berbagai lapisan masyarakat dengan, usia yang beragam. Hal itu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh panitia penyelenggara, yaitu seluruh pendengar Radio Nederland Wereldomroep tanpa batas umur.
>Radio Nederland sebagai pihak penyelenggara mengakui bahwa jumlah 800 cerpen yang masuk merupakan sukses besar dalam rangka sayembara mengarang cerpen untuk Kincir Emas. Bahkan, kegiatan itu dapat dipandang sukses terbesar hingga sekarang jika dibandingkan dengan sayembara serupa yang pernah diadakan untuk bahasa-bahasa lain dan tidak hanya untuk pendengar Indonesia, yang pernah diadakan oleh Radio Nederland Wereldomroep.
Dewan juri yang ditunjuk oleh panitia penyelenggara terdiri atas juri yang berasal dari Indonesia dan Belanda. Dewan juri dari Indonesia terdiri atas H.B. Jassin, Umar Kayam, dan Ajip Rosidi. Sementara itu, dewan juri dari Belanda terdiri atas A. Teeuw, G. Termorshuizen, dan J.W. de Vries. Juri dari kedua negara itu bergabung dan yang bertindak sebagai ketuanya adalah A. Teeuw.
Menurut Jassin, bukanlah pekerjaan yang mudah bagi dewan juri untuk menentukan pemenang dari 800 cerpen tersebut. Dewan juri menyeleksi, menyaring, sampai akhirnya memutuskan tiga buah cerpen yang penulisnya belum diketahui namanya karena sengaja dirahasiakan panitia. Pemenang sayembara cerpen itu diumumkan melalui siaran Radio Nederland dalam bahasa Indonesia tanggal 14 November 1975. Ketiga cerpen itu ialah "Jodoh" sebagai cerpen terbaik pertama, "Kena Jaring" sebagai pemenang hadiah kedua, dan "Serantang Kangkung" sebagai pemenang hadiah ketiga. Setelah diputuskan tiga buah cerpen tersebut, barulah diketahui bahwa pengarang cerpen itu ialah A.A. Navis dari Padang, pemenang pertama, Rahmat Ali dari Jakarta, pemenang kedua, dan Oei Sien Tjwan dari Palembang, pemenang ketiga.
Sebagai pemenang hadiah pertama, Navis memperoleh Kincir Emas dan mendapat undangan untuk mengunjungi negeri Belanda. Rahmat Ali memperoleh Kincir Perak, dan Oei Sien Tjwan memperoleh Kincir Perunggu. Selain hadiah-hadiah utama itu, 100 orang pengikut sayembara memperoleh pula hadiah hiburan berupa gambar dinding reproduksi karya pelukis terkenal dari Belanda dan reproduksi foto pemandangan di negeri Belanda. Di samping itu, panitia penyelenggara juga mengirimkan surat tanda penghargaan/sertifikat kepada setiap peserta yang telah mengikuti sayembara cerpen Kincir Emas.
Menurut Jassin, ketiga cerpen yang mendapat hadiah itu mencerminkan kehidupan masyarakat dalam transisi dengan segala suka dukanya. Demikian pula halnya dengan cerpen lain yang tidak mendapat hadiah, pada umumnya cerpen tersebut melukiskan keadaan dan peristiwa dalam masyarakat yang sedang menguji kembali nilai-nilai tradisi lama. Dapat dikatakan bahwa nilai-nilai lama muncul kembali dalam kombinasi baru, bahkan ternyata bahwa tradisi, sebagai institusi di daerah, masih kuat sekali bertahan. Cerpen pemenang hadiah utama telah direkam dan disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep. Di samping itu, cerpen pemenang itu bersama dengan cerpen lain peserta sayembara yang dianggap cukup bernilai telah dibukukan dalam bentuk bunga rampai.