• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Mata Pisau   (1982)
Kategori: Karya Sastra

 
 

Mata Pisau diangkat sebagai judul buku kumpulan sajak Sapardi Djoko Damono yang kedua setelah Duka-Mu Abadi pada tahun 1974. Buku kumpulan sajak yang kedua tersebut diterbitkan oleh Sajak Indonesia dan berisi 27 sajak yang hampir semuanya berbentuk lirik dan bersifat imajinatif. PN Balai Pustaka pada tahun 1982 menerbitkan kembali buku kumpulan sajak Mata Pisau karya Sapardi Djoko Damono yang digabung dalam buku kumpulan sajak Akuarium. Dalam penerbitan buku kumpulan sajak oleh PN Balai Pustaka tersebut Mata Pisauterdiri atas dua bagian. Bagian pertama yang berjudul "Mata Pisau" terdiri atas 27 sajak (sajak-sajak yang ditulis pada tahun 1969—1971) dan bagian kedua yang berjudul "Akuarium" terdiri atas 24 buah sajak (sajak-sajak yang ditulis pada tahun 1972—1973).

Sebagai sebuah judul sajak, "Mata Pisau" merupakan sajak pendek berbentuk prosais atau naratif yang hanya terdiri atas satu bait dan merupakan satu kalimat yang dipenggal menjadi enam larik.

Ketika Sapardi Djoko Damono menerbitkan sepilihan sajaknya yang terhimpun dalam buku kumpulan sajak Hujan Bulan Juni (1994, diterbitkan Grasindo), sajak "Mata Pisau" ikut termuat di dalamnya, sebagai sajak ke-36 dan dimuat di halaman 40. Ketika Taufiq Ismail dan kawan-kawan menerbitkan Horison Sastra Indonesia 1 Kitab Sajak (2002, diterbitkan Horison dan The Ford Foundation), sajak "Mata Pisau" pun ikut dimuat di dalamnya.

Kritikus dan peneliti sastra yang pernah mengupas atau menelaah sajak "Mata Pisau" atau buku kumpulan sajak Mata Pisau, antara lain Hendry C.H. Bangun (1982), M.S. Hutagulung (1987), Fuad Rifani (1985), Sumardi (1975). Seno Gumira Aji Darma (Basis, Edisi XLIV/No.2, Februari 1995) dalam artikelnya "Kau Takkan Kurelakan Sendiri" menyatakan bahwa sajak "Mata Pisau" berbicara pada logika, ia menggiring nalar kita, untuk nantinya dikejutkan oleh sesuatu yang tak sempat terpikirkan: kita tak sempat berjaga-jaga bahwa mata pisau itu ternyata ia yang berkilat ketika terbayang olehnya urat leher kita. Inilah periode panjang, di mana Sapardi senang sekali menghidupkan benda-benda mati, tanaman, dan alam. Mereka bisa berpikir, saling kenal, kadang terjadi konflik-pokoknya di luar dugaan.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Lematang
    Provinsi Sumatra Selatan Bahasa Lematang dituturkan di wilayah Desa Serdang Menang, Desa Sungai Ceper, Desa Suka Cinta, Kabupaten Ogan Komering Ilir; Desa Ulak Kerbau Lama, Desa Rantau Alai, ...
  • Nenek Moyangku Air Mata
    Nenek Moyangku Air Mata merupakan kumpulan sajak karya D. Zawawi Imron yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1985 dengan tebal 86 halaman. Kumpulan sajak tersebut berisi 67 sajak ...
  • Mata-Mata
    Mata-Mata merupakan sebuah novel detektif karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya, tahun 1979, karena memperoleh rekomendasi dari Dewan Juri Sayembara Penulisan Roman DKJ tahun 1976 ...
  • Lematang
    Provinsi: Provinsi Sumatera Selatan Kabupaten/Kota: Kabupaten.Ogan Komering Ilir Kategori: terancam punah Status: belum terkonservasi Bahasa Lematang dituturkan di wilayah Desa Serdang Menang, ...
  • HIBRIDITAS DAN POLITIK TUBUH DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SILADO: SEBUAH TINJAUAN POSKOLONIAL
    Peneliti : Dwi Oktarina , S.S Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2014 Abstrak :Penelitian ini menggali aspek hibriditas dan ambivalensi yang terjadi pada tokoh Mata Hari ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Mata Pisau   (1982)
    Kategori: Karya Sastra

     
     

    Mata Pisau diangkat sebagai judul buku kumpulan sajak Sapardi Djoko Damono yang kedua setelah Duka-Mu Abadi pada tahun 1974. Buku kumpulan sajak yang kedua tersebut diterbitkan oleh Sajak Indonesia dan berisi 27 sajak yang hampir semuanya berbentuk lirik dan bersifat imajinatif. PN Balai Pustaka pada tahun 1982 menerbitkan kembali buku kumpulan sajak Mata Pisau karya Sapardi Djoko Damono yang digabung dalam buku kumpulan sajak Akuarium. Dalam penerbitan buku kumpulan sajak oleh PN Balai Pustaka tersebut Mata Pisauterdiri atas dua bagian. Bagian pertama yang berjudul "Mata Pisau" terdiri atas 27 sajak (sajak-sajak yang ditulis pada tahun 1969—1971) dan bagian kedua yang berjudul "Akuarium" terdiri atas 24 buah sajak (sajak-sajak yang ditulis pada tahun 1972—1973).

    Sebagai sebuah judul sajak, "Mata Pisau" merupakan sajak pendek berbentuk prosais atau naratif yang hanya terdiri atas satu bait dan merupakan satu kalimat yang dipenggal menjadi enam larik.

    Ketika Sapardi Djoko Damono menerbitkan sepilihan sajaknya yang terhimpun dalam buku kumpulan sajak Hujan Bulan Juni (1994, diterbitkan Grasindo), sajak "Mata Pisau" ikut termuat di dalamnya, sebagai sajak ke-36 dan dimuat di halaman 40. Ketika Taufiq Ismail dan kawan-kawan menerbitkan Horison Sastra Indonesia 1 Kitab Sajak (2002, diterbitkan Horison dan The Ford Foundation), sajak "Mata Pisau" pun ikut dimuat di dalamnya.

    Kritikus dan peneliti sastra yang pernah mengupas atau menelaah sajak "Mata Pisau" atau buku kumpulan sajak Mata Pisau, antara lain Hendry C.H. Bangun (1982), M.S. Hutagulung (1987), Fuad Rifani (1985), Sumardi (1975). Seno Gumira Aji Darma (Basis, Edisi XLIV/No.2, Februari 1995) dalam artikelnya "Kau Takkan Kurelakan Sendiri" menyatakan bahwa sajak "Mata Pisau" berbicara pada logika, ia menggiring nalar kita, untuk nantinya dikejutkan oleh sesuatu yang tak sempat terpikirkan: kita tak sempat berjaga-jaga bahwa mata pisau itu ternyata ia yang berkilat ketika terbayang olehnya urat leher kita. Inilah periode panjang, di mana Sapardi senang sekali menghidupkan benda-benda mati, tanaman, dan alam. Mereka bisa berpikir, saling kenal, kadang terjadi konflik-pokoknya di luar dugaan.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Lematang
    Provinsi Sumatra Selatan Bahasa Lematang dituturkan di wilayah Desa Serdang Menang, Desa Sungai Ceper, Desa Suka Cinta, Kabupaten Ogan Komering Ilir; Desa Ulak Kerbau Lama, Desa Rantau Alai, ...
  • Nenek Moyangku Air Mata
    Nenek Moyangku Air Mata merupakan kumpulan sajak karya D. Zawawi Imron yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1985 dengan tebal 86 halaman. Kumpulan sajak tersebut berisi 67 sajak ...
  • Mata-Mata
    Mata-Mata merupakan sebuah novel detektif karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya, tahun 1979, karena memperoleh rekomendasi dari Dewan Juri Sayembara Penulisan Roman DKJ tahun 1976 ...
  • Lematang
    Provinsi: Provinsi Sumatera Selatan Kabupaten/Kota: Kabupaten.Ogan Komering Ilir Kategori: terancam punah Status: belum terkonservasi Bahasa Lematang dituturkan di wilayah Desa Serdang Menang, ...
  • HIBRIDITAS DAN POLITIK TUBUH DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SILADO: SEBUAH TINJAUAN POSKOLONIAL
    Peneliti : Dwi Oktarina , S.S Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2014 Abstrak :Penelitian ini menggali aspek hibriditas dan ambivalensi yang terjadi pada tokoh Mata Hari ...
  • Lematang
    Provinsi Sumatra Selatan Bahasa Lematang dituturkan di wilayah Desa Serdang Menang, Desa Sungai Ceper, Desa Suka Cinta, Kabupaten Ogan Komering Ilir; Desa Ulak Kerbau Lama, Desa Rantau Alai, ...
  • Nenek Moyangku Air Mata
    Nenek Moyangku Air Mata merupakan kumpulan sajak karya D. Zawawi Imron yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1985 dengan tebal 86 halaman. Kumpulan sajak tersebut berisi 67 sajak ...
  • Mata-Mata
    Mata-Mata merupakan sebuah novel detektif karya Suparto Brata yang diterbitkan oleh Pustaka Jaya, tahun 1979, karena memperoleh rekomendasi dari Dewan Juri Sayembara Penulisan Roman DKJ tahun 1976 ...
  • Lematang
    Provinsi: Provinsi Sumatera Selatan Kabupaten/Kota: Kabupaten.Ogan Komering Ilir Kategori: terancam punah Status: belum terkonservasi Bahasa Lematang dituturkan di wilayah Desa Serdang Menang, ...
  • HIBRIDITAS DAN POLITIK TUBUH DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SILADO: SEBUAH TINJAUAN POSKOLONIAL
    Peneliti : Dwi Oktarina , S.S Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2014 Abstrak :Penelitian ini menggali aspek hibriditas dan ambivalensi yang terjadi pada tokoh Mata Hari ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa