Siti Nuraini dilahirkan di Padang pada 6 Juli 1930. Nama lengkap Siti Nuraini adalah Siti Nuraini Yatim. Nama penulis perempuan lain yang paling berhubungan erat dengan Siti Nuraini adalah Ida Nasution, tetapi Ida meninggal dunia sebelum sempat menghasilkan sesuatu bagi kesusastraan Indonesia. Pendidikan terakhir Siti Nuraini adalah Fakultas Hukum Universitas Indonesia (tidak sampai tamat). Dia juga pernah menjadi redaktur majalah kebudayaan Zenith dan bermukim di negeri Belanda antara tahun 1952—1953, dan kini berdomisili di Amerika Serikat.
Siti Nuraini pertama-tama dikenal masyarakat sebagai pengelola ruang kebudayaan dalam majalah Siasat yang diberi nama "Gelanggang", bersama Asrul Sani dan Rivai Apin. Kedekatan Siti Nuraini dengan Asrul Sani sebagai sesama rekan penulis atau wartawan, berlanjut pada pernikahan keduanya pada tanggal 29 Maret 1951 yang dilangsungkan di Bogor. Kratz dalam buku Bibliografi Karya Sastra Indonesia dalam Majalah (1988), mencantumkan nama lengkapnya dengan Siti Nuraini Jatim Sani. Namun, perkawinan mereka ternyata tidak langgeng. Setelah berjalan 22 tahun, mereka harus berpisah (cerai) pada tahun 1961. Selama mendampingi sang suami Asrul Sani, ia dikaruniai putra laki-laki sebanyak tiga orang.
Sajaknya, "Variation on a Theme" mendapat penghargaan majalah Horison pada tahun 1969. Sajak-sajak lainnya dapat ditemui dalam antologi susunan Toeti Heraty (editor) Seserpih Pinang Sepucuk Sirih (1979) dan Linus Suryadi (editor) Tonggak 2 (1987).
Siti Nuraini bersama Asrul Sani menghasilkan karya terjemahan Pangeran Muda, berasal dari kesusastraan Perancis, yaitu karya Antoine de St. Exupery (1952). Di kemudian hari novel ini diterjemahkan pula oleh beberapa orang. Karyanya yang berbentuk cerpen, antara lain adalah (1) "Fragmen, untuk Rivai kurus", Mimbar Indonesia No. 8/IV 1950; (2) "Hati", Mimbar Indonesia No. 27/IV 1950; (3) "Kalianget", Indonesia No. 5/II 1950; dan (4) "Hari demi hari", Siasat No. 198—199/V 1951. Karya Siti Nuraini yang berbentuk puisi, antara lain (1) "Anak kecil main", Mimbar Indonesia No. 44—45/II 1948, (2) "Lagu Tidak Tahu", Mimbar Indonesia No. 50/II 1948, (3) "Tentang Nirwana, Temanku", Mimbar Indonesia No. 50/II 1948, (4) "Buat Adik dan Kekasih", Indonesia No. 6/I 1949; (5) "Buih", Poedjangga Baroe No. 3/XI 1949; (6) "Cahaya dalam Gelas", Indonesia No. 1—6/III 1949, (7) "The end", Mimbar Indonesia No. 1—6/III 1949, (8) "Hujan abu di kota kecil", Mimbar Indonesia No. 46/III 1949, (9) "Kepergian sekali", Indonesia No. 2/I 1949, (10) "Penyelesaian dengan gelap", Indonesia No. 6/I 1949, (11) "Perempuan", Mimbar Indonesia No. 46/III 1949, (12) "Sesaat bahagia pemberian Tuhan", Poedjangga Baroe No. 8—11/X 1949, (13) "Dongeng kepada seorang asing", Mimbar Indonesia No. 17/IV 1950, (14) "Nenekku", Mimbar Indonesia No. 37/IV 1950, (15) "Pembagian", Mimbar Indonesia No. 37/IV 1950, (16) "Rumah", Mimbar Indonesia No. 17/IV 1950, (17) "Sajak untuk Anak yang Tak Lahir", Siasat No. 327/VI 1953, dan (18) "Teman", Duta Suasana No. 14/II 1953.