Halaman Beranda
Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan
Ahli Bahasa
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Bahasa Daerah Di Indonesia
Duta Bahasa
KBBI
Penelitian Bahasa
Registrasi Bahasa
UKBI
Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah
Indeks Kemahiran Berbahasa
Revitalisasi Bahasa Daerah
Gejala Sastra
Hadiah/Sayembara Sastra
Karya Sastra
Lembaga Sastra
Media Penyebar/Penerbit Sastra
Pengarang Sastra
Penelitian Sastra
Registrasi Sastra Cetak
Registrasi Sastra Lisan
Registrasi Manuskrip
Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan
Statistik
Info
Peneliti : Tri Winiasih
Tanggal Penelitian : 01-01-2003
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan wujud alih kode masyarakat tutur bilingual dan diglosia dalam wacana jual beli sandang di UPTD Pasar Turi Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakan teori sosiolinguistik. Objek penelitian ini adalah wacana jual beli sandang di UPTD Pasar Turi Surabaya. Data penelitian ini berupa data lisan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini mencakup metode penyediaan data dan analisis data. Pengumpulan data menggunakan metode simak.
Penelitian ini menghasilkan hal-hal berikut. Pertama, analisis wujud kode meliputi empat hal, yaitu (1) kode bahasa adalah bahasa Jawa karena dikuasai oleh anggota masyarakat Surabaya yang pada umumnya bersuku Jawa, sedangkan kode bahasa Indonesia digunakan apabila peserta tutur bukan suku Jawa, (2) kode tingkat tutur berupa tingkat tutur ngoko, madya, dan krama, (3) kode ragam adalah ragam komunikasi lengkap (yang jarang terdapat dalam tuturan jual beli sandang di Pasar Turi Surabaya) dan ragam komunikasi ringkas (yang sering ditandai oleh berbagai pemenggalan bentuk tuturan dan pembalikan susunan bentuk tuturan), dan (4) kode dialek adalah dialek standar yang mengacu pada dialek Yogja-Solo dan dialek setempat. Kedua, wujud dan arah alih kode adalah pemerian wujud alih kode yang mencakup dua hal, yakni peralihan dari kode yang berstatus rendah ke dalam kode yang berstatus tinggi atau sebaliknya dan analisis wujud serta arah alih kode yang berupa perpindahan antarkode bahasa Indonesia dan bahasa Jawa dan antartingkat tutur dalam bahasa Jawa. Ketiga, faktor penyebab alih kode dalam wacana jual beli sandang adalah perasaan jengkel penjual kepada pembeli, penjual ingin menyesuaikan dengan kode yang dipakai pembeli, ekspresi gembira pada pihak penjual dan pembeli serta penjual atau pembeli berbicara dengan temannya.