Suku : Selayar
Genre : Pertunjukan
Provinsi: Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten/Kota: Kabupaten.Kepulauan Selayar
Kecamatan: Kecamatan Bontomanai, Kecamatan Bontomatenne, Kecamatan Buki, dan Kecamatan Benteng.
Desa: Dusun Tenro
Penyebaran: Kecamatan Bontomanai, Kecamatan Bontomatenne, Kecamatan Buki, da
Didek merupakan salah satu tradisi lisan milik masyarakat Selayar yang biasa dipertunjukkan pada upacara pesta panen dan upacara-upacara tertentu yang
berbentuk nyanyian berbalasan antara kelompok laki-laki dengan kelompok
perempuan. Dari segi etimologis, didek adalah kosa kata bahasa Makassar dialek Selayar yang berarti
kegembiraan; ungkapan rasa gembira, rasa senang, dan rasa bahagia karena
memperoleh sesuatu. Didek adalah
sebuah pertunjukan yang memiliki kemiripan dengan pantun akan tetapi tidak
mengkuti kaidah pantun. Didek
disajikan dalam bentuk Kelong (nyanyian)
berbalasan yang ditandai dengan adanya
kosa kata “Kelong” yang muncul
pada setiap awal tuturan padidek
‘pemain didek’.
Struktur teks tradisi lisan didek
meliputi unsur pembuka, isi, dan penutup. Sistem formula ditemukan pada tataran
kata, frase, baris, dan bait. Kata-kata denotasi, konotasi, dan kata sugesti
adalah pilihan kata (diksi) yang ditemukan dalam didek. Penggunaan majas yang ditemukan adalah litotes, personifikasi,
pleonasme, hiperbola, repetisi, paradoks, dan metafora. Majas yang mendominasi
teks didek adalah litotes, pertanda
masyarakat Selayar adalah masyarakat yang menghargai sesama dengan cara
merendahkan diri.
Teks tradisi lisan didek
mengemban fungsi tekstual dan fungsi kontekstual. Secara tekstual fungsi didek meliputi: fungsi referensial,
emotif, konatif, puitik, fatik, dan metalingual. Dari keenam fungsi tersebut,
di dalam didek fungsi fatik dan
puitik yang menonjol. Fungsi didek
secara kontekstual meliputi: pengesahan pranata sosial, edukasi, kontrol
sosial, dan komunikasi. Secara kontekstual fungsi yang dominan adalah fungsi
edukasi dan kontrol sosial. Makna yang terkandung dalam
teks tradisi lisan didek meliputi: Afeksi (kasih sayang),
kejujuran, dan siri na pacce ‘malu
dan pedih’, sipakatau ‘saling
menghargai’ dan sipakaingak ‘saling
mengingatkan’. Makna siri, pacce, sipakatau, sipakaingak
menunjukkan falasafah hidup masyarakat Selayar.