Suku : Bali
Genre : Pertunjukan
Provinsi: Provinsi Bali
Kabupaten/Kota: Kabupaten.Badung
Kecamatan: Mengwi
Desa: Munggu
Penyebaran: Desa Munggu
Upacara Mekotek dilaksanakan dengan tujuan
memohon keselamatan. Upacara yang juga di kenal dengan istilah ngerebek. Mekotek ini adalah warisan
leluhur, adat budaya dan tradisi yang secara turun temurun terus dilakukan umat
Hindu di Bali.
Mekotek sendiri diambil dari kata tek-tek yang
merupakan bunyi kayu yang diadu satu sama lain sehingga menimbulkan bunyi. Perayaan upacara Mekotek selalu dilakukan oleh
warga Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali, pada setiap Hari
Raya Kuningan. Selain sebagai simbol kemenangan, Mekotek juga merupakan upaya
untuk menolak bala yang pernah menimpa desa puluhan tahun lalu.
Upacara ini Makotek ini diikuti sekitar 2000
penduduk Munggu yang terdiri dari 15 banjar turun ke jalan dari umur 12 tahun
hingga 60 tahun. Mereka mengenakan
pakaian adat madya dengan hanya mengenakan kancut dan udeng batik dan membawa
selonjoran kayu 2 meter yang telah dikuliti. Pada tengah hari seluruh peserta berkumpul di
pura Dalem Munggu yang memanjang. Disana dilakukan upacara syukuran bahwa
selama 6 bulan pertanian perkebunan dan segala usaha penduduk berlangsung
dengan baik, setelah serangkaian upacara berlangsung, keseluruhan peserta
melakukan pawai menuju ke sumber air yang ada di bagian utara kampung.
Warga kemudian terbagi dalam beberapa kelompok.
Di setiap pertigaan yang dilewati masing masing kelompok yang terdiri dari 50
orang akan membuat bentuk segitiga menggabungkan kayu-kayu tersebut hingga
berbentuk kerucut lalu mereka berputar, berjingkrak dengan iringan gamelan. Pada saat yang
tepat seorang yang dianggap punya nyali sekaligus punya kaul akan mendaki
puncak piramid dan melakukan atraksi entah mengangkat tongkatnya atau berdiri
dengan mengepalkan tangan, sambil berteriak laksana panglima perang
mengkomamdoi prajuritnya untuk terus menerjang musuh lalu kemudian ditabrakkan
dengan kelompok yang mendirikan tumpukan kayu yang lain. Sesampai di sumber
air, tameng suci, segala perangkat upacara yang dibawa dari Pura Dalem diberi
tirta air suci dan dibersihkan. Kemudian mereka melakukan pawai kembali ke Pura
Dalem untuk menyimpan semua perangkat yang dibawa berkeliling tadi.