B.Y. Tand lahir pada 10 Agustus 1942 di kota kecil Indrapura, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara. Dia bernama asli Burhanuddin Yusuf Tanjung dan dipanggil teman-temannya dengan nama Buyung Tanjung. Dia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Rakyat tahun 1954, Sekolah Guru B-4 tahun 1958 dan Sekolah Pendidikan Guru tahun 1968. Kemudian, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Keguruan Sastra dan Seni (FKSS) IKIP Negeri Medan pada tahun 1969, tetapi tidak selesai. Tahun 1975 ia kuliah di UISU Jurusan Sejarah, tetapi tidak selesai juga.
B.Y. Tand menulis puisi, cerpen, dan kritik sastra sejak tahun 1963 di media massa terbitan Medan, seperti Mimbar Umum, Waspada, dan Analisa kemudian ia men ulis esai di Majalah Sastra Horison (Jakarta). Sejak itu, karya-karyanya terbit di berbagai media massa seperti Berita Buana, Merdeka, Pelita, Suara Karya, Prioritas, Suara Pembaruan, Republika, dan Amanah di Jakarta, Basis (Yogyakarta), dan Majalah Dewan Sastra (Kuala Lumpur, Malaysia).
Sejak tahun 1976 hingga sebelum meninggal dunia tahun 2000, B.Y. Tand bekerja di Departemen Pendidikan dan Kebudayaan sebagai Penilik Kebudayaan pada Kantor Depdikbud Kecamatan Air Putih, Kabupaten Asahan (sekarang Kabupaten Batubara). Dia aktif menghadiri pertemuan sastra dan memberikan ceramah sastra dan budaya di Medan, Jakarta, dan Malaysia, seperti Temu Sastrawan Sumatra Utara di Medan (1977), Pertemuan Sastrawan di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta (1979). Pertemuan Sastrawan Indonesia di TIM Jakarta (1982), Puisi Indonesia "83" di TIM Jakarta, Pertemuan Sastrawan Nusantara III di Kuala Lumpur, Malaysia (1981), dan Dialog Utara I di Pulau Penang, Malaysia (1982). Esainya tentang cerpen Sumatra Utara diikutsertakan dalam 25 Tahun Omong-Omong Sastra: Makalah yang dibentang, bandingan, serta publikasinya yang diterbitkan Sastra Leo Medan (2002).
Pada tahun 1982 B.Y. Tand menerima penghargaan kreativitas sastra dari Dewan Kesenian Medan (DKM) sebagai penulis kritik sastra terbaik pertama. Kemudian, tahun 1984 ia menerima penghargaan dari Gapena Malaysia dan Bank Bumi Putera Malaysia Berhad sebagai Pemenang Hadiah Utama Anugerah Puisi Putera II atas kumpulan puisinya yang berjudul Sketsa.
B.Y. Tand menghimpun 20 puisinya dalam bentuk stensilan dengan judul "Episode" dan dibacakannya bersamaan dengan pembacaan puisi-puisi Damiri Mahmud di Taman Budaya Medan (1983). Dia juga diundang Dewan Kesenian Jakarta untuk membacakan puisi-puisinya pada Pekan Penyair 10 Kota di TIM Jakarta (1982). Lalu, tanggal 25 Januari 1985, B.Y. Tand tampil tunggal membacakan puisi-puisinya yang terkumpul dalam "Episode" di Teater Arena TIM Jakarta. Dia juga turut hadir dan membacakan puisi-puisinya pada Pertemuan Sastrawan Nusantara VII di Singapura (1991), Istiqlal International Poerty Reading di TIM (1995), dan Festival Istiqlal II di Jakarta (1995).
Puisi-puisinya dihimpun dalam kumpulan puisi tunggal berjudul Ketika Matahari Tertidur yang diterbitkan Medan Puisi (1979) dan Sajak-Sajak Diam yang diterbitkan PN Balai Pustaka Jakarta (1983). Di samping itu, puisi-puisinya turut diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia dalam antologi Titian Laut I (1982), Titian Laut II (1986), dan Titian Laut III (1991) sebagai satu rangkaian acara Dialog Utara yang mempertemukan sastrawan dari Sumatra Utara, Malaysia Utara, Nanggroe Aceh Darussalam, dan Thailand Selatan. Puisi-puisinya yang lain diikutsertakan dalam antologi Puisi Temu Sastrawan Sumatra Utara yang diterbitkan oleh panitia pelaksana Temu Sastrawan Sumatra Utara di Taman Budaya Medan (1977). Setelah temu sastrawan tersebut, perkembangan sastra di Sumatra Utara mengalami kemajuan pula di Kabupaten Asahan tempat ia bekerja. Dia dan teman-temannya mempelopori penerbitan dua antologi puisi para sastrawan yang bermukim di Kota Tanjungbalai dan Kabuaten Asahan. Kedua antologi itu adalah Bunga Laut: Hasil Karya Seniman/Sastrawan Tanjung Balai Asahan yang diterbitkan Yayasan Kesuma Daya Tanjungbalai (1978) dan Tangkahan (KPCE) yang diterbitkan Pemda KDH Tingkat II Asahan (1979) menjadi tonggak pemunculan para penyair di "pedalaman" Provinsi Sumatra Utara.
B.Y. Tand juga termasuk penyair yang karyanya diikutsertakan dalam Khatulistiwa: Antologi Puisi Sumatra yang diterbitkan Bidang Kesenian Kanwil Depdikbud Sumatra Utara (1981). Sebagai tanda keikutsertaannya dalam Pekan Kesenian Se-Sumatra III yang diselenggarakan di Medan, 20—25 Maret 19981, juga dalam Rantau: Antologi Puisi Indonesia-Malaysia-Singapura yang diterbitkan Yayasan Wiraswasta Seni Medan (1984), serta dalam Tonggak 3: Antologi Puisi Indonesia Modern yang diterbitkan PT Gramedia Jakarta (1987), dan Puisi untuk Semua yang diterbitkan Panitia Pesta Danau Toba XVI (1995).
Puisinya termasuk yang terpilih sebagai bahan Gubernur Sumatra Utara dan para pejabat baca puisi di Sumatra Village Medan yang dibukukan dalam Parade Baca Puisi Indonesia Berbisik yang diterbitkan Korpri Sumut dan DKSU (1999). Cerpen-cerpennya dihimpun dalam kumpulan cerpen Si Hitam yang diterbitkan Marwilis Publisher Sah Alam, Malaysia (1989). Cerpennya yang lain dimuat dalam antologi Cerpen-cerpen Nusantara Mutakhir yang diterbitkan Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia (1991) dan 25 Cerita Pendek: Antologi Cerpen Sumatra Utara yang diterbitkan Pemda Tingkat I Sumatra Utara dan Kanwil Depdikbud Sumatra Utara (1979).
Puisi-puisi dan cerpen B.Y. Tand diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Belanda yang dimuat dalam Tenggara: Modern Poetry in Southeastv Asia (1989), Managerie I (1992), dan De Tweede Ronde (1988), The Jakarta Post (4 Juni 1995), Majalah Budaya Berbahasa Inggris No. 1/1991, dan Majalah Nusantara Berbahasa Belanda, Maret 1992. Aldian Aripin dan kawan-kawan menerjemahkan puisi-puisinya dalam The Horizon of Hopes: Modern Indonesian Poetry of North Sumatra yang diterbitkan Sastera Leo Medan (1998).