Awal Musim Gugur merupakan salah satu novel karya Sori Siregar yang diterbitkan oleh penerbit Nusa Indah, Ende Flores, pada tahun 1981. Novel itu menceritakan salah satu pengalaman yang didapat Sori ketika ia bertugas di Radio BBC London.
Dalam novelnya itu, Sori Siregar mengemukakan persoalan "demam" budaya Barat. Sikap itu tampak dalam diri tokoh utamanya, Essi. Setelah pertunangannya dengan Gatot, Essi dikirim oleh orang tuanya ke London untuk melanjutkan ke sekolah modelling.
Setelah empat bulan Essi berada di London, Ibu Yusuf, orang tua Essi, ingin menjenguk putrinya. Selain itu, Ibu Yusuf juga ingin keliling Eropa. Ibu Yusuf mengajak Gatot untuk ikut ke London. Ajakan calon mertuanya itu membuat Gatot ragu-ragu. Jika pergi ke London, ia harus berhenti bekerja di kantor Perwakilan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang baru enam bulan dijalaninya. Ayahnya pasti akan kecewa jika ia harus berhenti bekerja. Untuk itu, ia mencari jalan keluar agar tidak mengecewakan ayahnya. Ia mengatakan kepada ayahnya bahwa ia akan mengikuti kursus penerbitan di London. Untunglah ayahnya bisa memahami keinginan Gatot. Gatot diizinkannya berangkat ke London. Bersama Gatot dan Ibu Yusuf, ikut pula Ibu Munir dan Titik ke London. Ibu Yusuf dan Ibu Munir tidak lama berada di London. Mereka melanjutkan wisata keliling Eropa. Setelah itu, mereka berdua kembali ke Surabaya.
Sementara itu, Gatot dan Titik tinggal di London. Gatot tinggal di rumah kenalan Essi, Pak Nainggolan, dan Titik tinggal bersama dengan Essi di asrama. Sejak pertama kali bertemu dengan Essi di London, Gatot merasakan bahwa banyak perubahan dalam diri tunangannya itu. Essi sudah lancar berbahasa Inggris dan kelihatan lebih lincah dalam pergaulannya. Essi juga merokok, yang selama di Surabaya tidak pernah dilakukannya. Selain itu, Essi bergaul bebas dengan pemuda-pemuda Inggris. Yang paling mengejutkan Gatot ialah sikap Essi terhadap Gatot. Essi menyambut kedatangan Gatot dengan biasa-biasa saja. Ia tidak memperlihatkan rasa rindunya kepada Gatot. Padahal, keduanya sudah empat bulan tidak bertemu. Gatot sangat heran melihat perubahan sikap tunangannya itu.
Gatot sangat penasaran dengan sikap Essi itu. Gatot terus menyelidiki mengapa tunangannya itu bersikap dingin terhadapnya. Essi juga selalu menghindar jika Gatot datang ke asramanya. Akhirnya, Gatot sudah tidak sabar. Ia memaksa Essi untuk berterus terang atas perubahan sikapnya itu. Setelah didesak oleh Gatot, Essi berterus terang bahwa ia telah menjalin cinta dengan pemuda Inggris bernama Greg yang pernah kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Untuk menarik perhatian Essi dan membangkitkan rasa cemburu Essi, Gatot mendekati seorang gadis, Yola, anak seorang diplomat Cekoslowakia. Ketika melihat Gatot dekat dengan Yola, Essi cemburu. Rupanya ia masih mencintai Gatot. Essi mulai bimbang, apakah ia harus kembali kepada Gatot atau meneruskan hubungannya dengan Greg.
Akhirnya, Greg mengetahui bahwa Essi sudah bertunangan dengan Gatot. Sebelumnya, Essi tidak pernah bercerita kepada Greg bahwa ia sudah bertunangan. Greg merasa bersalah karena telah memisahkan sepasang kekasih yang sudah bertunangan. Oleh karena itu, Greg menjumpai Gatot dan meminta maaf. Ia mengembalikan Essi kepada Gatot.
Ketika mendengar pengakuan Greg, Gatot menjadi bingung karena ia tidak dapat memutuskan, apakah ia kembali membangun cintanya dengan Essi yang nyaris hancur itu, ataukah ia memilih Yola sebagai kekasihnya.