Alex Leo Zulkarnaen terkenal sebagai cerpenis. Ia lahir di Lahat tanggal 19 Agustus 1935 dan meninggal tanggal 12 Maret 1999 di Jakarta. Ibunya bernama Mariana dan ayahnya bernama Zulkarnaen. Kedua orang tuanya berasal dari Matur, Minangkabau, tetapi menikah di Malang. Ayahnya bekerja sebagai pegawai Balai Pustaka bagian perpustakaan keliling. Pada masa Jepang keluarga ini menetap di Matur (sekitar tahun 1942). Istrinya bernama Nurul Aini berdarah Ambon-Jawa yang dinikahinya tahun 1967 sepulang ia dari Jerman.
Alex Leo beragama Islam, berputra tiga orang, semuanya laki-laki. Terakhir, ia giat di bidang penyiaran dan ialah orang yang ikut merancang undang-undang penyiaran.
Alex Leo menyelesaikan SMP dan SMA-nya di Malang. Tahun 1954 setelah tamat SMA, ia pergi ke Jakarta dan bekerja di Balai Pustaka. Dia mulai menulis karya sastra tahun 1952 ketika masih bersekolah di SMA. Pada saat itu ia memimpin sebuah perkumpulan teater yang anggotanya, antara lain, Titie Said, Tatik Maljati, dan Wiriasuria. Bakat kepengarangannya muncul saat ia aktif di perkumpulan teater tersebut.
Keberadaannya sebagai pengarang semakin kukuh saat sebuah cerpennya yang berjudul "Pantai" dimuat di halaman depan majalah Kisah. Karya tersebut dikomentari oleh H.B. Jassin sebagai cerpen yang berbobot yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman dan dimuat dalam kumpulan cerpen Perlen im Reisfled yang dieditori oleh Hilgers Hesse (Tubingen, 1971; buku itu memuat cerpen-cerpen Indonesia lainnya dalam bahasa Jerman). Alex Leo menulis cerpen, novel, dan naskah drama. Dia pernah menulis satu serial sandiwara radio terjemahan dari karya Sherlock Holmes. Dia juga menulis drama televisi. Sampai tahun 1965 ia masih menulis sastra. Setelah itu, ia hanya menulis naskah-naskah drama di TVRI.
Tahun 1987 Alex Leo Zulkarnaen diangkat sebagai Direktur Jendral Radio, Televisi, dan Film. Pada awalnya ia masuk ke RRI sebagai pembaca cerpen di siaran kebudayaan. Makin lama Alex Leo makin dekat bergaul dengan pihak RRI. Dia pun menjadi tertarik untuk bekerja di sana, lalu melamar menjadi reporter, saat itu bernama Pusat Pekabaran RRI. Mulailah Alex Leo bekerja di sana, yaitu sebelum tahun 1958. Padahal, ia masih bekerja di Balai Pustaka. Siang ia bekerja di Balai Pustaka dan malam hari bekerja di RRI.
Selain tertarik pada bidang sastra, ia juga tertarik pada bidang politik, sehingga menjadi reporter politik. Dia juga mempunyai minat di bidang olah raga kemudian menjadi reporter olahraga. Dia tinggal di Jerman tahun 1964--1967 untuk memperdalam masalah penyiaran. Tahun 1962 setelah beberapa tahun bekerja sebagai reporter RRI, TVRI mengadakan seleksi pegawai. Dia mulai bekerja di TVRI bulan Januari 1962 dan tanggal 24 Agustus dalam acara SEA Games IV ia menjadi reporter pertama di TVRI. Setahun kemudian ia mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan ke Jerman. Sepulangnya dari Jerman, ia diangkat sebagai Kepala Pemberitaan TVRI, kemudian sebagai Direktur TVRI sampai tahun 1987. Karya-karyanya antara lain (1) "Pantai" dalam majalah Kisah, Juni 1954, No. 6, Tahun II halaman 161 dibicarakan oleh H.B. Jassin (cerpen ini ada di halaman sampul; nama yang dipakai Andrea A'xandra Leo), (2) "Maafkan Nenekku" (Roman, No. 4, Tahun III, April 1956), (3) Orang jang Kembali: Kumpulan Tjerita Pendek 1953—1955 (Balai Pustaka, 1956, 1960, 1976), (4) "Papa Pergi ke Geredja" (terjemahan) karya Carlos Bulosan (Pustaka dan Budaja, No. 2, Tahun I, Juni 1959), (5) Hakim Ketjil (CV Murnibaru 1962 diceritakan kembali dari The Oxford English Course for Malaya) berbentuk cerita anak, (6) Mendung (Bukittinggi, Nusantara:1963), (7) "Keluarga Kapujutjin" "(Kisah dari Negara Kambing)" dalam majalah Sastra No.1--10, Januari--Oktober 1969 Tahun VII, dan (8)"Periode Cinta Kasih" (Bahana Mahasiswa Pekanbaru, No. 488, Tahun V, Desember 1987, halaman 6 kol 5--6).