• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Lamaholot

Kategori: Persebaran Bahasa Daerah Berdasarkan Provinsi

 

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Bahasa Lamaholot dituturkan di Desa Ratulodong, Desa Sinarhadigala, Desa Ile Padung, dan Desa Paingnapang, Kecamatan Tanjung Bunga; di Desa Pululera, Desa Boru, Desa Lewoingu, Desa Tanah Lein, Desa Lemanu, Pamakayo, dan Desa Watobuku, Kecamatan Solor Timur; di Desa Wulublolong dan Desa Watobuku, Kecamatan Naga Wutung; di Desa Pasir Putih, Desa Oringbele, Desa Tapobali, Desa Lamawolo; dan Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape; di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape; di Desa Kenotan, Desa Hoko Horowura, Desa Lamalera A/B, Kampung Mulankera, dan Desa Leworaja.

Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Lamaholot merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, seperti bahasa Kawela, Hewa, Kedang dan Sikka. Bahasa Lamaholot terdiri atas tujuh belas dialek dan beberapa subdialek dari dua puluh tiga daerah pengamatan yang diidentifikasi dalam penelitian ini. Dialek-dialek itu ialah (1) dialek Tanjung Bunga, (2) dialek Pululera, (3) dialek Muhan, (4) dialek Lewoingu, (5) dialek Tanah Lein, (6) dialek Solor Barat, (7) dialek Watobuku (Solor Timur), (8) dialek Wulublolong, (9) dialek Watobuku (Naga Wutung), (10) dialek Pasir Putih, (11) dialek Adonara Timur, (12) dialek Amakala, (13) dialek Jontona, (14) dialek Adonara Barat, (15) dialek Lamalera A (pesisir), (16) Lamalera B (dataran tinggi), dan (17) dialek Mulan Kera.

Dialek Tanjung Bunga terdiri atas empat subdialek yang dituturkan di Kecamatan Tanjung Bunga yang tersebar di empat desa (tiap-tiap desa ada satu subdialek) yaitu (a) subdialek Ratulodong di Desa Ratulodong, (b) subdialek Sinarhadigala, (c) subdialek Ile Padung, dan (d) subdialek Paingnapang. Dialek Pululera terdapat di Desa Pululera; dialek Muhan di Desa Boru; dialek Lewoingu di Desa Lewoingu; dialek Tanah Lein di Desa Tanah Lein; dialek Solor Barat (dua subdialek), yaitu di Desa Lemanu dan Pamakayo; dialek Watobuku (Solor Timur) di Desa Watobuku (Kecamatan Solor Timur); dialek Wulublolong di Desa Wulublolong; dialek Watobuku (Naga Wutung) di Desa Watobuku (Kecamatan Naga Wutung); dialek Pasir Putih di Desa Pasir Putih; dialek Adonara Timur (tiga subdialek), yaitu di Desa Oringbele, Tapobali, dan Lamawolo; dialek Amakala di Desa Amakaka (Kecamatan Ile Ape); dialek Jontona di Desa Jontona (Kecamatan Ile Ape); dialek Adonara Barat (dua subdialek), yaitu di Desa Kenotan dan Hoko Horowura; dialek Lamalera A/B di Desa Lamalera A/B; dialek Mulankera di Kampung Mulankera, Desa Leworaja.

 
PENCARIAN TERKAIT
 
© 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
 

Lamaholot

Kategori: Persebaran Bahasa Daerah Berdasarkan Provinsi

 

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Bahasa Lamaholot dituturkan di Desa Ratulodong, Desa Sinarhadigala, Desa Ile Padung, dan Desa Paingnapang, Kecamatan Tanjung Bunga; di Desa Pululera, Desa Boru, Desa Lewoingu, Desa Tanah Lein, Desa Lemanu, Pamakayo, dan Desa Watobuku, Kecamatan Solor Timur; di Desa Wulublolong dan Desa Watobuku, Kecamatan Naga Wutung; di Desa Pasir Putih, Desa Oringbele, Desa Tapobali, Desa Lamawolo; dan Desa Amakaka, Kecamatan Ile Ape; di Desa Jontona, Kecamatan Ile Ape; di Desa Kenotan, Desa Hoko Horowura, Desa Lamalera A/B, Kampung Mulankera, dan Desa Leworaja.

Berdasarkan penghitungan dialektometri, isolek Lamaholot merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan di atas 81% jika dibandingkan dengan bahasa di sekitarnya, seperti bahasa Kawela, Hewa, Kedang dan Sikka. Bahasa Lamaholot terdiri atas tujuh belas dialek dan beberapa subdialek dari dua puluh tiga daerah pengamatan yang diidentifikasi dalam penelitian ini. Dialek-dialek itu ialah (1) dialek Tanjung Bunga, (2) dialek Pululera, (3) dialek Muhan, (4) dialek Lewoingu, (5) dialek Tanah Lein, (6) dialek Solor Barat, (7) dialek Watobuku (Solor Timur), (8) dialek Wulublolong, (9) dialek Watobuku (Naga Wutung), (10) dialek Pasir Putih, (11) dialek Adonara Timur, (12) dialek Amakala, (13) dialek Jontona, (14) dialek Adonara Barat, (15) dialek Lamalera A (pesisir), (16) Lamalera B (dataran tinggi), dan (17) dialek Mulan Kera.

Dialek Tanjung Bunga terdiri atas empat subdialek yang dituturkan di Kecamatan Tanjung Bunga yang tersebar di empat desa (tiap-tiap desa ada satu subdialek) yaitu (a) subdialek Ratulodong di Desa Ratulodong, (b) subdialek Sinarhadigala, (c) subdialek Ile Padung, dan (d) subdialek Paingnapang. Dialek Pululera terdapat di Desa Pululera; dialek Muhan di Desa Boru; dialek Lewoingu di Desa Lewoingu; dialek Tanah Lein di Desa Tanah Lein; dialek Solor Barat (dua subdialek), yaitu di Desa Lemanu dan Pamakayo; dialek Watobuku (Solor Timur) di Desa Watobuku (Kecamatan Solor Timur); dialek Wulublolong di Desa Wulublolong; dialek Watobuku (Naga Wutung) di Desa Watobuku (Kecamatan Naga Wutung); dialek Pasir Putih di Desa Pasir Putih; dialek Adonara Timur (tiga subdialek), yaitu di Desa Oringbele, Tapobali, dan Lamawolo; dialek Amakala di Desa Amakaka (Kecamatan Ile Ape); dialek Jontona di Desa Jontona (Kecamatan Ile Ape); dialek Adonara Barat (dua subdialek), yaitu di Desa Kenotan dan Hoko Horowura; dialek Lamalera A/B di Desa Lamalera A/B; dialek Mulankera di Kampung Mulankera, Desa Leworaja.

 
PENCARIAN TERKAIT
 
 
 
© 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa