• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

PENELITIAN WILAYAH TUTUR BAHASA DAERAH DI KOTA BEKASI

Kategori: Penelitian Bahasa

 

Peneliti : Tri Saptarini, Yusup Irawan, Muhammad Rizqi, Cucu Suminar

Tanggal Penelitian : 04-02-2017

Tahun Terbit : -

Abstrak :

Penelitii dan di mana sajaan ini adalah penelitian wilayah tutur bahasa daerah dengan tiga tujuan. Pertama, bertujuan untuk memperoleh data bahasa daerah apa saja yang hidup di kota Bekasi. Kedua, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daerah manakah yang menjadi wilayah tutur tiap bahasa daerah di kota Bekasi. Terakhir, penelitian ini bertujuan mengetahui realisasi leksikon dari bahasa-bahasa daerah yang hidup di kota Bekasi dan bagaimana tingkat kekerabatannya.

Metode penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi lapangan.Tim peneliti mendatangi daerah-daerah di kota Bekasi untuk mencari tahu keberadaan bahasa daerah di kota Bekasi untuk mencaritahu keberadaan bahasa daerah di kota Bekasi dan di mana saja bahasa daerah itu dituturkan.

Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dengan narasumber dan informan berikt pengamatan lapangan. Dalam pemilihan informan digunakan kriteria utama sebagai berikut:

a.   Berjenis kelamin pria dan wanita,

b.  B. Berusia antara 25—60 tahun,

c.  C. Tinggal dan menetap di wilayah tersebut dalam waktu yang cukup lama,

d.  Berpendidikan minimal sekolah menengah atas,

e.  E. Sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani maksudnya tidak cacat organ bicaranya, sedangkan sehat rohani, maksudnya waras, tidak gila (Cr.Mahsun, 1995 dengan Nothefer, 1981:5).

Wawancara dengan narasumber dan informan dilakukan dengan berpedoman pada instrumen penelitian, yaitu berupa daftar tanyaan yang telah didiapkan. Ada dua instrumen daftar tanyaan yang digunakan, yaitu (1) daftar tanyaan yang terikat dengan kewilayahan dan wilayah tutur bahasanya dan (2) daftar Kosta kata Swadesh yang berjumlah 200 kata. Hasil wawancara dicatat dan didokumentasikan.

Setelah data dikumpulkan dari lapangan, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pertama, data diinput ke dalam komputer. Kedua, data wilayah tutur bahasa dikelompokkan berdasarkan bahasanya sehingga terlihat bahasa apa yang digunakan dan dituturkan di mmelihat perbedaan apakah sampel data yang diambil itu berbeda secara dialektologis atau secara bahasa.ana saja. Kemudian, dari data instrumen daftar kosakata Swadesh diinput dan ditabulasi. Terakhir dilakukan perhitungan dialektometri untuk melihat perbedaan apakah sampel data yang diambil itu berbeda secara dialektologis atau secara bahasa. Seperti yang ditutip oleh Lauder (1993:141) rumus Seguy (1973) digunakan untukperhitungan dialektrometrinya. Rumusnya adalah

 (sx100)

 --------- = d%

  N

 S adalah jumlah beda dengan titik pengamatan lain,

 N adalah jumlah peta yang dibandingkan, dan

 D adalah jarak kosakata dalam %.

Setelah dilakuka kajian diperoleh kesimpulan bahwa di kota Bekasi hanya hidup dua bahasa daerah, yaitu bahasa Melayu Betawi (pinggir) dan bahasa Sunda. Berdasarkan data yang dikumpulkan bahasa Melayu Betawi hidup di sebelas kecamatan dari dua belas kecamatan yang berada di kota Bekasi , sedangkan bahasa Sunda hanya hidup di dua kecamatan saja. Bahasa Sunda hanya hidup di Kecamatan Jati Sampurna dan Kecamatan Bantar Gebang. Kemudian, bahasa Melayu Betawi dan bahasa Sunda memiliki realisasi leksikon yang berbeda.

Berdasarkan uji dialektometri, diketahui derajat perbedaan di antara keduanya pada angka 76,5% maka dapat dikatakan tingkat kekerabatan antara bahasa Melayu Betawi di kota Bekasi dan bahasa Sunda di kota Bekasi ada pada 23,5%.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Bahasa Adang
    Provinsi: Provinsi Nusa Tenggara Timur Kabupaten/Kota: Kabupaten.Alor Kecamatan: Katiku Tana Desa: Lenang Kategori: Mengalami Kemunduran Status: belum terkonservasi
  • Tiga Kota
    Tiga Kota merupakan kumpulan cerpen Nugroho Notosusanto yang pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1959 (cetakan V, 1985). Dalam buku itu dimuat tujuh cerita pendek yang ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     

    PENELITIAN WILAYAH TUTUR BAHASA DAERAH DI KOTA BEKASI

    Kategori: Penelitian Bahasa

     

    Peneliti : Tri Saptarini, Yusup Irawan, Muhammad Rizqi, Cucu Suminar

    Tanggal Penelitian : 04-02-2017

    Tahun Terbit : -

    Abstrak :

    Penelitii dan di mana sajaan ini adalah penelitian wilayah tutur bahasa daerah dengan tiga tujuan. Pertama, bertujuan untuk memperoleh data bahasa daerah apa saja yang hidup di kota Bekasi. Kedua, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daerah manakah yang menjadi wilayah tutur tiap bahasa daerah di kota Bekasi. Terakhir, penelitian ini bertujuan mengetahui realisasi leksikon dari bahasa-bahasa daerah yang hidup di kota Bekasi dan bagaimana tingkat kekerabatannya.

    Metode penelitian ini menggunakan metode survei dan observasi lapangan.Tim peneliti mendatangi daerah-daerah di kota Bekasi untuk mencari tahu keberadaan bahasa daerah di kota Bekasi untuk mencaritahu keberadaan bahasa daerah di kota Bekasi dan di mana saja bahasa daerah itu dituturkan.

    Data penelitian dikumpulkan melalui wawancara dengan narasumber dan informan berikt pengamatan lapangan. Dalam pemilihan informan digunakan kriteria utama sebagai berikut:

    a.   Berjenis kelamin pria dan wanita,

    b.  B. Berusia antara 25—60 tahun,

    c.  C. Tinggal dan menetap di wilayah tersebut dalam waktu yang cukup lama,

    d.  Berpendidikan minimal sekolah menengah atas,

    e.  E. Sehat jasmani dan rohani. Sehat jasmani maksudnya tidak cacat organ bicaranya, sedangkan sehat rohani, maksudnya waras, tidak gila (Cr.Mahsun, 1995 dengan Nothefer, 1981:5).

    Wawancara dengan narasumber dan informan dilakukan dengan berpedoman pada instrumen penelitian, yaitu berupa daftar tanyaan yang telah didiapkan. Ada dua instrumen daftar tanyaan yang digunakan, yaitu (1) daftar tanyaan yang terikat dengan kewilayahan dan wilayah tutur bahasanya dan (2) daftar Kosta kata Swadesh yang berjumlah 200 kata. Hasil wawancara dicatat dan didokumentasikan.

    Setelah data dikumpulkan dari lapangan, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Pertama, data diinput ke dalam komputer. Kedua, data wilayah tutur bahasa dikelompokkan berdasarkan bahasanya sehingga terlihat bahasa apa yang digunakan dan dituturkan di mmelihat perbedaan apakah sampel data yang diambil itu berbeda secara dialektologis atau secara bahasa.ana saja. Kemudian, dari data instrumen daftar kosakata Swadesh diinput dan ditabulasi. Terakhir dilakukan perhitungan dialektometri untuk melihat perbedaan apakah sampel data yang diambil itu berbeda secara dialektologis atau secara bahasa. Seperti yang ditutip oleh Lauder (1993:141) rumus Seguy (1973) digunakan untukperhitungan dialektrometrinya. Rumusnya adalah

     (sx100)

     --------- = d%

      N

     S adalah jumlah beda dengan titik pengamatan lain,

     N adalah jumlah peta yang dibandingkan, dan

     D adalah jarak kosakata dalam %.

    Setelah dilakuka kajian diperoleh kesimpulan bahwa di kota Bekasi hanya hidup dua bahasa daerah, yaitu bahasa Melayu Betawi (pinggir) dan bahasa Sunda. Berdasarkan data yang dikumpulkan bahasa Melayu Betawi hidup di sebelas kecamatan dari dua belas kecamatan yang berada di kota Bekasi , sedangkan bahasa Sunda hanya hidup di dua kecamatan saja. Bahasa Sunda hanya hidup di Kecamatan Jati Sampurna dan Kecamatan Bantar Gebang. Kemudian, bahasa Melayu Betawi dan bahasa Sunda memiliki realisasi leksikon yang berbeda.

    Berdasarkan uji dialektometri, diketahui derajat perbedaan di antara keduanya pada angka 76,5% maka dapat dikatakan tingkat kekerabatan antara bahasa Melayu Betawi di kota Bekasi dan bahasa Sunda di kota Bekasi ada pada 23,5%.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Bahasa Adang
    Provinsi: Provinsi Nusa Tenggara Timur Kabupaten/Kota: Kabupaten.Alor Kecamatan: Katiku Tana Desa: Lenang Kategori: Mengalami Kemunduran Status: belum terkonservasi
  • Tiga Kota
    Tiga Kota merupakan kumpulan cerpen Nugroho Notosusanto yang pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1959 (cetakan V, 1985). Dalam buku itu dimuat tujuh cerita pendek yang ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Bahasa Adang
    Provinsi: Provinsi Nusa Tenggara Timur Kabupaten/Kota: Kabupaten.Alor Kecamatan: Katiku Tana Desa: Lenang Kategori: Mengalami Kemunduran Status: belum terkonservasi
  • Tiga Kota
    Tiga Kota merupakan kumpulan cerpen Nugroho Notosusanto yang pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1959 (cetakan V, 1985). Dalam buku itu dimuat tujuh cerita pendek yang ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa