Halaman Beranda
Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan
Ahli Bahasa
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Bahasa Daerah Di Indonesia
Duta Bahasa
KBBI
Penelitian Bahasa
Registrasi Bahasa
UKBI
Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah
Indeks Kemahiran Berbahasa
Revitalisasi Bahasa Daerah
Gejala Sastra
Hadiah/Sayembara Sastra
Karya Sastra
Lembaga Sastra
Media Penyebar/Penerbit Sastra
Pengarang Sastra
Penelitian Sastra
Registrasi Sastra Cetak
Registrasi Sastra Lisan
Registrasi Manuskrip
Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan
Statistik
Info
Peneliti : Dede Hidayatullah
Tanggal Penelitian : 03-12-2012
Dipublikasikan : TERBIT
Abstraksi :
Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan refleksi pengalaman batin para penciptanya. Kenyataan ini sama sekali tidak mengingkari adanya kemungkinan bahwa sastra apa saja berupa peniruan alam atau kenyataan sosial budaya yang melingkunginya. Gejala semacam ini terlihat dengan kuat pada kumpulan cerpen Memanjat Bukit Cahaya karya Kuswaidi Syafi'i. Buku ini memuat lima belas cerpen. Cerpen-cerpen dalam Memanjat Bukit Cahaya karya Kuswaidi Syafi'I sangat inten terhadap satu “gaya” dan “tema”, yaitu sosialisme sufistik. Kuswaidi juga menggunakan simbol-simbol sufistik seperti yang sudah lazim dipakai oleh para sastrawan sufi terdahulu dan memadukannya dengan dengan simbol-simbol intelektulal yang didapatnya dalam pergulatannya dengan dunia kampus. Untuk mengkaji simbol-simbol yang terdapat dalam cerpen-cerpen dalam Memanjat Bukit Cahaya karya Kuswaidi Syafi'I, maka peranti analisis sastra yang digunakan semiotik. Telaah karya sastra dengan menggunakan pendekatan semiotik tidak dapat dipisahkan dengan analisis struktural karena sama – sama beranggapan karya sastra sebagai sebuah struktur atau sistem tanda – tanda yang bermakna (Pradopo, 1987 : 117 –124). Semiotik yang digunakan dalam penelitian ini semiotik peirce, sehingga nantinya akan dapat diperoleh simbol-simbol yang digunakan dalam cerpen-cerpen karya Kuswaidi Syafi'ie. Kemudian simbol-simbol itu akan dianalisis maknanya dengan menggunakan ta’wil (hermeneutik Islam), sehingga makna-makna sufi yang dikandungnya akan dapat terungkap