Halaman Beranda
Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan
Ahli Bahasa
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)
Bahasa Daerah Di Indonesia
Duta Bahasa
KBBI
Penelitian Bahasa
Registrasi Bahasa
UKBI
Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah
Indeks Kemahiran Berbahasa
Revitalisasi Bahasa Daerah
Gejala Sastra
Hadiah/Sayembara Sastra
Karya Sastra
Lembaga Sastra
Media Penyebar/Penerbit Sastra
Pengarang Sastra
Penelitian Sastra
Registrasi Sastra Cetak
Registrasi Sastra Lisan
Registrasi Manuskrip
Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan
Statistik
Info
Peneliti : Soetoko, dkk.
Tanggal Penelitian : 01-01-1995
Abstrak :
Implikasi teoretis yang diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pusat inovasi tidak harus berupa pusat kekuasaan, kebudayaan, dan atau politik karena daerah pinggiran dapat menjadi daerah pusat inovasi. Kedua, selama ini, perhatian kajian geografi dialek difokuskan pada aspek fonologi dan leksikon. Penelitian ini menggunakan teori dialektometri. Sumber datanya adalah bahasa Madura dengan data berupa dialek-dialek dari bahasa Madura yang di kelompokkan ke dalam beberapa wilayah. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ternyata data perbedaan unsur kebahasaan dalam dialek Madura terdapat dalam aspek fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon secara relatif seimbang. Perbedaan dialek dapat muncul pula dalam aspek kategori kata. Selain itu, penelitian ini juga menunjukan bahwa hasil identifikasi dialek yang paling relik, yakni dialek Sumenep yang bersesuaian dengan wilayah pusat Kerajaan Sumenep di masa lampau mengimplikasikan penentuan dialek standar bahasa Madura, yaitu dialek Sumenep.