• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Bentuk Aktif-Pasif Kalimat Bahasa Jawa Dialek Banyuwangi

Kategori: Penelitian Bahasa

 

Peneliti : Sugianto, dkk.

Tanggal Penelitian : 01-01-1991

Abstrak :

Penelitian ini bertujuan mengungkap sistem gramatikal kebahasaan bahasa Jawa dialek Banyuwangi yang tujuannya untuk pendokumentasian, penginventarisan, pembinaan, dan pengembangan dalam rangka pembinaan dan pengajaran bahasa-bahasa daerah pada khususnya dan bahasa Indonesia pada umumnya. Tujuan khusus atau tujuan operasional penelitian ini ialah memeroleh deskripsi yang relatif lengkap dan sahih tentang sistem gramatikal struktur sintaksis aspek bentuk aktif dan bentuk pasif kalimat  bahasa Jawa dialek Banyuwangi yang meliputi sistem gramatikal pola struktur sintaksis bentuk aktif-pasif kalimat, konstruksi morfologis frase konstituen pengisi fungsi-fungsi sintaksis dan klasifikasi pemakaian struktur sintaksis bentuk aktif-pasif. Penelitian ini menggunakan teori bentuk aktif-pasif kalimat seperti yang dikemukakan oleh 1) Anton M. Moeliono (1988), 2) W. A. Cook (1969), dan 3) Harimurti Kridalaksana (1990). Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data berasal dari penutur asli "bahasa” Osing yang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Objek yang diteliti meliputi kota-kota Kecamatan Banyuwangi Kota, Rogojampi, Kabat, Singojuruh, Giri, Glagah, Genteng, Gambiran, Cluring, Srono, Muncar, dan Purwoharjo.

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa bahasa Jawa dialek Banyuwangi memunyai bentuk kalimat aktif dan bentuk kalimat pasif. Ciri-ciri yang menonjol terlihat bahwa pada kalimat bentuk aktif bahasa Jawa dialek Banyuwangi fungtor subjeknya berperan sebagai agen; 1) fungtor subjek tersebut berupa nomina atau nominal, sedangkan 2) fungtor pedikatnya berupa verba aktif yang dominan sekali menggunakan prefiks ť{N-}yang realisasinya berupa bunyi-bunyi nasal {m-, n-, ny-, ng-}. Pada kalimat bentuk pasif, ciri yang menonjol terlihat bahwa fungtor subjek berperan sebagai sasaran tindakan. Fungtor subjek tersebut berupa nomina atau nominal, sedangkan fungtor predikatnya berupa verba pasif yang ditandai oleh pemakaian afiks {di-, ke-, ka - an}, dan proklitik “isun” untuk pelaku orang kesatu, “sira” untuk pelaku orang kedua, dan {di-} untuk pelaku orang ketiga.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Jawa
    Provinsi Aceh Bahasa Jawa yang berada di wilayah Provinsi Aceh dituturkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil; Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh ...
  • Jawa
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     

    Bentuk Aktif-Pasif Kalimat Bahasa Jawa Dialek Banyuwangi

    Kategori: Penelitian Bahasa

     

    Peneliti : Sugianto, dkk.

    Tanggal Penelitian : 01-01-1991

    Abstrak :

    Penelitian ini bertujuan mengungkap sistem gramatikal kebahasaan bahasa Jawa dialek Banyuwangi yang tujuannya untuk pendokumentasian, penginventarisan, pembinaan, dan pengembangan dalam rangka pembinaan dan pengajaran bahasa-bahasa daerah pada khususnya dan bahasa Indonesia pada umumnya. Tujuan khusus atau tujuan operasional penelitian ini ialah memeroleh deskripsi yang relatif lengkap dan sahih tentang sistem gramatikal struktur sintaksis aspek bentuk aktif dan bentuk pasif kalimat  bahasa Jawa dialek Banyuwangi yang meliputi sistem gramatikal pola struktur sintaksis bentuk aktif-pasif kalimat, konstruksi morfologis frase konstituen pengisi fungsi-fungsi sintaksis dan klasifikasi pemakaian struktur sintaksis bentuk aktif-pasif. Penelitian ini menggunakan teori bentuk aktif-pasif kalimat seperti yang dikemukakan oleh 1) Anton M. Moeliono (1988), 2) W. A. Cook (1969), dan 3) Harimurti Kridalaksana (1990). Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Sumber data berasal dari penutur asli "bahasa” Osing yang bertempat tinggal di wilayah Kabupaten Banyuwangi. Objek yang diteliti meliputi kota-kota Kecamatan Banyuwangi Kota, Rogojampi, Kabat, Singojuruh, Giri, Glagah, Genteng, Gambiran, Cluring, Srono, Muncar, dan Purwoharjo.

    Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa bahasa Jawa dialek Banyuwangi memunyai bentuk kalimat aktif dan bentuk kalimat pasif. Ciri-ciri yang menonjol terlihat bahwa pada kalimat bentuk aktif bahasa Jawa dialek Banyuwangi fungtor subjeknya berperan sebagai agen; 1) fungtor subjek tersebut berupa nomina atau nominal, sedangkan 2) fungtor pedikatnya berupa verba aktif yang dominan sekali menggunakan prefiks ť{N-}yang realisasinya berupa bunyi-bunyi nasal {m-, n-, ny-, ng-}. Pada kalimat bentuk pasif, ciri yang menonjol terlihat bahwa fungtor subjek berperan sebagai sasaran tindakan. Fungtor subjek tersebut berupa nomina atau nominal, sedangkan fungtor predikatnya berupa verba pasif yang ditandai oleh pemakaian afiks {di-, ke-, ka - an}, dan proklitik “isun” untuk pelaku orang kesatu, “sira” untuk pelaku orang kedua, dan {di-} untuk pelaku orang ketiga.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Jawa
    Provinsi Aceh Bahasa Jawa yang berada di wilayah Provinsi Aceh dituturkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil; Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh ...
  • Jawa
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Jawa
    Provinsi Aceh Bahasa Jawa yang berada di wilayah Provinsi Aceh dituturkan di Desa Sidorejo, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil; Desa Buket Pidie, Kecamatan Paya Bakong, Kabupaten Aceh ...
  • Jawa
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Jawa yang berada di Provinsi Sumatera Utara dituturkan di Desa Bukit Mas, Kecamatan Besitang, Desa Muka Paya, Kecamatan Hinai, Kabupaten Langkat; Desa Sengon Sari, ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa