Peneliti : Tri Winiasih
Tanggal Penelitian : 01-01-2004
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengungkap wujud leksikon bahasa Jawa Surabaya dalam acara berita ‘Pojok Kampung’ JTV. Penelitian ini menggunakan teori struktural. Sumber data penelitian ini adalah naskah berita Pojok Kampung JTV. Data penelitian ini berupa data tulis. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak dan catat. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif.
Penelitian ini menghasilkan hal-hal berikut. Pertama, bahasa Jawa Surabaya memiliki sejumlah leksikon yang berbeda dengan bahasa Jawa standar, baik dari segi wujud, cakupan makna, maupun variasi pelafalannya. Kedua, berdasarkan bentuknya, leksikon yang dianggap kasar dalam acara berita ‘Pojok Kampung’ dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berupa (1) kata dasar, seperti leksikon cocot [cכcכ] dalam bahasa Jawa Surabaya dapat diartikan ‘mulut’. Leksikon ini dianggap kasar karena ada leksikon lain, yakni lambe, yang dianggap memunyai nilai rasa lebih halus dan netral, (2) kata berimbuhan, seperti leksikon kaliren [kalir∂n] berasal dari kata dasar kalir dan akhiran –en yang berarti ‘kelaparan’. Leksikon ini dianggap kasar karena ada leksikon keluwen yang memunyai nilai rasa lebih halus, (3) kata ulang, seperti leksikon berok-berok [ b∂rכ? b∂rכ?] yang berarti ‘berteriak-teriak’. Leksikon ini dianggap kasar. Leksikon bengok-bengok atau mbengok lebih cocok menggantikan leksikon berok-berok karena memunyai rasa lebih halus dan netral, (4) gabungan kata, seperti leksikon bedhug dobol yang diartikan ‘saat azan lohor berkumandang atau tepat saat lohor, yaitu kira-kira pukul 12 siang’. Leksikon itu cukup ditulis bedhug.
Penelitian ini menyarankan agar (1) penelitian ini ditindaklanjuti untuk menjawab pro dan kontra yang muncul di masyarakat akibat penggunaan leksikon yang dianggap kasar dalam berita Suroboyoan dan (2) disusun kamus bahasa Jawa Suroboyoan untuk menginventarisasi leksikon khas bahasa Jawa Surabaya.