|
Vitalitas Bahasa Bugis di Lombok Timur |
|
|
Peneliti : Kasman Tanggal Penelitian : 01-03-2017 Dipublikasikan : TIDAK SAAT INI Abstrak : ABSTRAK Kajian terhadap vitalitas bahasa di Nusa Tenggara Barat memang sudah sering dilakukan, tetapi kajian-kajian tersebut hanya berfokus pada bahasa mayoritas. Bahasa-bahasa minoritas atau yang lebih kita kenal dengan bahasa pendatang belum pernah diteliti bagaimana vitalitas atau kebertahanan hidupnya. Oleh karena itu, peneitian ini mengambil tema kajian terkait dengan vitalitas salah satu bahasa minoritas di Lombok Timur. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimanakah vitalitas bahasa mioritas (bahasa Bugis) dilihat dari transfer bahasa, ranah penggunaan bahasa, respon terhadap media baru, dokumentasi kebahasaan, dan kebijakan pemerintah? Tujuan dilakukannya penelitiaan ini adalah untuk mendeskripsikan vitalitas bahasa minoritas (bahasa Bugis) di Lombok timur. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuisioner, sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah metode ststistik deskriptif. Hasil analisis data menujukkan bahwa dilihat dari transfer bahasanya, bahasa Bugis dengan penutur 18—35 tahun masuk dalam kategori Berkembang (Bk), usia 36—50 tahun yang dalam hal transfer bahasa masuk dalam kategori Berkembang (Bk), dan usia 60 tahun ke atas transfer bahasanya masuk dalam kategori Kuat (Kt). Dalam hal ranah penggunaan bahasa, penutur bahasa Bugis usia 18—35 tahun masuk dalam kategori bergeser (Bg), usia 36—59 tahun masuk dalam kategori Kuat (Kt), dan usia usia 60 tahun ke atas masuk dalam kategori menuju kepunahan (MK). Dilihat dari respons penuturnya terhadap media baru ditemukan bahwa usia penutur dari 18—36 masuk dalam kategori Terancam (Tc), usia 35—59 tahun masuk dalam kategori Terancam Punah (Tc), dan usia 60 tahun masuk dalam kategori Bergeser (Bg). Dilihat dari kebijakan pemerintah, kelompok penutur yang berusia 18—35 tahun masuk dalam kategori Terancam (Tc), usia 36—59 tahun termasuk dalam kategori Menuju Kepunahan (MK), dan usia 60 tahun ke atas dimasukkan dalam kategori Menuju Kepunahan (MK). Dilihat dari sikap bahasanya, penutur bahasa Bugis dengan rentang usia 18—35 tahun masuk dalam kategori Kuat (Kt), usia 35—59 tahun masuk dalam kategori Kuat (kt), dan usia 60 tahun ke atas masuk dalam kategori Kuat (Kt).
| |
PENCARIAN TERKAIT
Revitalisasi Bahasa dan Sastra DaerahTayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah Tesaurus Tematis Bahasa IndonesiaTesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia 5Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring BugisProvinsi Riau
Bahasa Bugis yang berada di Provinsi Riau dituturkan di Desa Tekulai Bugis, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragirihilir; Desa Pulaukecil, Kecamatan Reteh, Kabupaten ... BugisProvinsi Jambi
Bahasa Bugisyang berada di Provinsi Jambi dituturkan di Desa Sungai Jambat, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; Kelurahan Kampunglaut, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten ... Revitalisasi Bahasa dan Sastra DaerahTayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah Tesaurus Tematis Bahasa IndonesiaTesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013. Kamus Besar Bahasa Indonesia 5Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring BugisProvinsi Riau
Bahasa Bugis yang berada di Provinsi Riau dituturkan di Desa Tekulai Bugis, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten Indragirihilir; Desa Pulaukecil, Kecamatan Reteh, Kabupaten ... BugisProvinsi Jambi
Bahasa Bugisyang berada di Provinsi Jambi dituturkan di Desa Sungai Jambat, Kecamatan Sadu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur; Kelurahan Kampunglaut, Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten ... |
|