• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
INS Kayutanam   (1926)
Kategori: Lembaga Sastra

 

INS Kayutanam merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berdiri sejak zaman Belanda, tetapi dengan sistem pendidikan di luar Belanda. INS (Indonesisch-Nederlandsche School) didirikan oleh Muhammad Sjafei pada 31 Oktober 1926. Lembaga pendidikan ini lahir sebagai reaksi spontan terhadap corak pendidikan Barat di masa itu yang hanya mementingkan segi intelektual dan bercorak verbalistis, suatu pendidikan yang hanya menghasilkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh si penguasa pada waktu itu. Sekalipun demikian, kesadaran berpikir Barat yang logis mendapat tempat di dalam sistem pengajaran di lembaga ini. INS Kayutanam ingin melaksanakan pengajaran praktik yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat banyak.

Sekolah INS Kayutaman di kota Padang ini akhirnya berkembang menjadi institusi pendidikan bumiputra yang terkenal dengan fasilitas terlengkap pada masanya. Cikal bakal sekolah ini milik jawatan kereta api yang dipimpin oleh Marah Sutan, ayah Mohammad Syafei. Agar tercipta perguruan yang mempunyai hubungan erat dengan masyarakat untuk saling bekerja sama demi kebahagiaan nusa, bangsa, dan kemanusiaan, INS bermitra dengan organisasi buruh (VBPSS) dan para perantau Minangkabau di Jakarta.

Sistem pendidikan INS Kayutanam berdasarkan oleh Ketuhanan Yang Maha Esa dan berlandaskan rasa nasional yang kuat. Siswa dididik dengan tujuan supaya menjadi manusia yang beriman, harmonis dalam perkembangan, berbudi luhur, kreatif, aktif, dan produktif. Mata pelajarannya, antara lain mencakupi bidang-bidang pengetahuan umum, kesenian, olahraga, pertanian, dan pertukangan. Olahraga merupakan mata pelajaran yang amat diperhatikan. Mata pelajaran kerajinan tangan, ilmu bumi, ilmu alam, dan menggambar diarahkan untuk dapat menajamkan daya pengamatan, sedangkan bahasa ditujukan untuk mencapai kesanggupan berpikir dan merumuskan sesuatu secara teratur.

Di lembaga ini pendidikan dan pengajaran seni, termasuk seni sastra, mendapat tempat yang layak. Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip pendidikan yang dicanangkan di awal pembentukannya, siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan bakatnya. Pendidikan seni, misalnya, memberikan kesempatan pada siswa yang berbakat untuk mengekspresikan karya seni pilihannya.

Pada zaman penjajahan Belanda, INS Kayutaman memiliki 75 siswa dengan pengantar bahasa Indonesia. Tahun 1939 lembaga ini telah berhasil membangun gedung sekolah lengkap dengan asrama dan perumahan guru. Biaya operasional ISN ini diperoleh dari hasil penjualan dari berbagai kerajinan siswa dan kreativitas lainnya, seperti menggelar pertunjukkan. Lembaga ini tidak mau menerima subsidi dari pihak mana pun, termasuk dari pemerintah Belanda. Tahun 1941 ketika pecah Perang Dunia II, INS Kayutaman diduduki secara paksa oleh Belanda sehingga proses pembelajaran terhenti. Setelah Jepang menang, tahun 1942 INS berubah terjemahannya menjadi Indonesche Nippon School Di zaman ini pembelajaran merosot karena kesulitan memperoleh alat-alat pelajaran.

Pada zaman perang kemerdekaan INS ditutup. Selanjutnya, pemerintah mendirikan Sekolah Guru Bantu (SGB) lalu diserahkan sepenuhnya kepada Mohammad Syafei. Dalam perkembangan selanjutnya, INS Kayutaman memiliki tujuan yang sejalan dengan Undang-Undang Pendidikan No. 20, Tahun 2003, Pasal 26 yang menyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Selain itu, INS Kayutaman memiliki konsep dan nilai-nilai, yaitu (1) menyosialisasikan konsep dan nilai INS kepada kepala dinas, pengawas, kepala sekolah, dan guru; (2) mengadakan diklat untuk guru-guru; (3) mengadakan sekolah percobaan yang melaksanakan nilai-nilai INS Kayutaman.

Beberapa sastrawan Indonesia tercatat sebagai alumnus INS Kayutanam adalah A.A. Navis yang terkenal dengan cerpennya "Robohnya Surau Kami" (1956), Chairul Harun penulis novel Warisan (1976), dan Wisran Hadi penulis drama modern tahun 70-an yang banyak menggali tradisi Minangkabau.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Kwinsu
    Provinsi Papua Bahasa Kwinsu dituturkan oleh masyarakat Kampung Ansudu, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur Kampung Ansudu, yaitu ...
  • S.K. Insan Kamil
    S.K. Insan kamil nama lengkapnya Sirullah Kaelani Insankamil, dilahirkan di Jatiseeng Ciledug, Cirebon, 22 Februari 1928 dan meninggal di kota kelahirannya, 3 Oktober 1990 setelah menderita sakit ...
  • Lapena (Institute for Culture Society)
    Lapena merupakan sebuah lembaga nirlaba yang dibentuk oleh masyarakat dari berbagai latar belakang (aktivis LSM, wartawan, penulis, seniman, dan perempuan) yang cinta dan peduli terhadap ...
  • Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Provinsi Jawa Timur
    Peneliti : Siti Komariyah, dkk. Tanggal Penelitian : 01-01-2006 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap jumlah, sebaran geografis, dan hubungan kekerabatan bahasa dan dialek atau subdialek yang ...
  • Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Provinsi Jawa Timur
    Peneliti : Awaludin Rusiandi, dkk. Tanggal Penelitian : 01-01-2007 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap jumlah, sebaran geografis, dan hubungan kekerabatan bahasa dan dialek atau subdialek ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    INS Kayutanam   (1926)
    Kategori: Lembaga Sastra

     

    INS Kayutanam merupakan sebuah lembaga pendidikan yang berdiri sejak zaman Belanda, tetapi dengan sistem pendidikan di luar Belanda. INS (Indonesisch-Nederlandsche School) didirikan oleh Muhammad Sjafei pada 31 Oktober 1926. Lembaga pendidikan ini lahir sebagai reaksi spontan terhadap corak pendidikan Barat di masa itu yang hanya mementingkan segi intelektual dan bercorak verbalistis, suatu pendidikan yang hanya menghasilkan pegawai rendahan yang dibutuhkan oleh si penguasa pada waktu itu. Sekalipun demikian, kesadaran berpikir Barat yang logis mendapat tempat di dalam sistem pengajaran di lembaga ini. INS Kayutanam ingin melaksanakan pengajaran praktik yang berasal dari rakyat dan untuk rakyat banyak.

    Sekolah INS Kayutaman di kota Padang ini akhirnya berkembang menjadi institusi pendidikan bumiputra yang terkenal dengan fasilitas terlengkap pada masanya. Cikal bakal sekolah ini milik jawatan kereta api yang dipimpin oleh Marah Sutan, ayah Mohammad Syafei. Agar tercipta perguruan yang mempunyai hubungan erat dengan masyarakat untuk saling bekerja sama demi kebahagiaan nusa, bangsa, dan kemanusiaan, INS bermitra dengan organisasi buruh (VBPSS) dan para perantau Minangkabau di Jakarta.

    Sistem pendidikan INS Kayutanam berdasarkan oleh Ketuhanan Yang Maha Esa dan berlandaskan rasa nasional yang kuat. Siswa dididik dengan tujuan supaya menjadi manusia yang beriman, harmonis dalam perkembangan, berbudi luhur, kreatif, aktif, dan produktif. Mata pelajarannya, antara lain mencakupi bidang-bidang pengetahuan umum, kesenian, olahraga, pertanian, dan pertukangan. Olahraga merupakan mata pelajaran yang amat diperhatikan. Mata pelajaran kerajinan tangan, ilmu bumi, ilmu alam, dan menggambar diarahkan untuk dapat menajamkan daya pengamatan, sedangkan bahasa ditujukan untuk mencapai kesanggupan berpikir dan merumuskan sesuatu secara teratur.

    Di lembaga ini pendidikan dan pengajaran seni, termasuk seni sastra, mendapat tempat yang layak. Oleh karena itu, sesuai dengan prinsip pendidikan yang dicanangkan di awal pembentukannya, siswa diberi kebebasan untuk mengembangkan bakatnya. Pendidikan seni, misalnya, memberikan kesempatan pada siswa yang berbakat untuk mengekspresikan karya seni pilihannya.

    Pada zaman penjajahan Belanda, INS Kayutaman memiliki 75 siswa dengan pengantar bahasa Indonesia. Tahun 1939 lembaga ini telah berhasil membangun gedung sekolah lengkap dengan asrama dan perumahan guru. Biaya operasional ISN ini diperoleh dari hasil penjualan dari berbagai kerajinan siswa dan kreativitas lainnya, seperti menggelar pertunjukkan. Lembaga ini tidak mau menerima subsidi dari pihak mana pun, termasuk dari pemerintah Belanda. Tahun 1941 ketika pecah Perang Dunia II, INS Kayutaman diduduki secara paksa oleh Belanda sehingga proses pembelajaran terhenti. Setelah Jepang menang, tahun 1942 INS berubah terjemahannya menjadi Indonesche Nippon School Di zaman ini pembelajaran merosot karena kesulitan memperoleh alat-alat pelajaran.

    Pada zaman perang kemerdekaan INS ditutup. Selanjutnya, pemerintah mendirikan Sekolah Guru Bantu (SGB) lalu diserahkan sepenuhnya kepada Mohammad Syafei. Dalam perkembangan selanjutnya, INS Kayutaman memiliki tujuan yang sejalan dengan Undang-Undang Pendidikan No. 20, Tahun 2003, Pasal 26 yang menyatakan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Selain itu, INS Kayutaman memiliki konsep dan nilai-nilai, yaitu (1) menyosialisasikan konsep dan nilai INS kepada kepala dinas, pengawas, kepala sekolah, dan guru; (2) mengadakan diklat untuk guru-guru; (3) mengadakan sekolah percobaan yang melaksanakan nilai-nilai INS Kayutaman.

    Beberapa sastrawan Indonesia tercatat sebagai alumnus INS Kayutanam adalah A.A. Navis yang terkenal dengan cerpennya "Robohnya Surau Kami" (1956), Chairul Harun penulis novel Warisan (1976), dan Wisran Hadi penulis drama modern tahun 70-an yang banyak menggali tradisi Minangkabau.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Kwinsu
    Provinsi Papua Bahasa Kwinsu dituturkan oleh masyarakat Kampung Ansudu, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur Kampung Ansudu, yaitu ...
  • S.K. Insan Kamil
    S.K. Insan kamil nama lengkapnya Sirullah Kaelani Insankamil, dilahirkan di Jatiseeng Ciledug, Cirebon, 22 Februari 1928 dan meninggal di kota kelahirannya, 3 Oktober 1990 setelah menderita sakit ...
  • Lapena (Institute for Culture Society)
    Lapena merupakan sebuah lembaga nirlaba yang dibentuk oleh masyarakat dari berbagai latar belakang (aktivis LSM, wartawan, penulis, seniman, dan perempuan) yang cinta dan peduli terhadap ...
  • Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Provinsi Jawa Timur
    Peneliti : Siti Komariyah, dkk. Tanggal Penelitian : 01-01-2006 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap jumlah, sebaran geografis, dan hubungan kekerabatan bahasa dan dialek atau subdialek yang ...
  • Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Provinsi Jawa Timur
    Peneliti : Awaludin Rusiandi, dkk. Tanggal Penelitian : 01-01-2007 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap jumlah, sebaran geografis, dan hubungan kekerabatan bahasa dan dialek atau subdialek ...
  • Kwinsu
    Provinsi Papua Bahasa Kwinsu dituturkan oleh masyarakat Kampung Ansudu, Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Menurut pengakuan penduduk, di sebelah timur Kampung Ansudu, yaitu ...
  • S.K. Insan Kamil
    S.K. Insan kamil nama lengkapnya Sirullah Kaelani Insankamil, dilahirkan di Jatiseeng Ciledug, Cirebon, 22 Februari 1928 dan meninggal di kota kelahirannya, 3 Oktober 1990 setelah menderita sakit ...
  • Lapena (Institute for Culture Society)
    Lapena merupakan sebuah lembaga nirlaba yang dibentuk oleh masyarakat dari berbagai latar belakang (aktivis LSM, wartawan, penulis, seniman, dan perempuan) yang cinta dan peduli terhadap ...
  • Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Provinsi Jawa Timur
    Peneliti : Siti Komariyah, dkk. Tanggal Penelitian : 01-01-2006 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap jumlah, sebaran geografis, dan hubungan kekerabatan bahasa dan dialek atau subdialek yang ...
  • Kekerabatan dan Pemetaan Bahasa-Bahasa di Provinsi Jawa Timur
    Peneliti : Awaludin Rusiandi, dkk. Tanggal Penelitian : 01-01-2007 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap jumlah, sebaran geografis, dan hubungan kekerabatan bahasa dan dialek atau subdialek ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa