Majalah Gema Suasana merupakan sebuah nama majalah bulanan sastra. Majalah ini banyak memuat karya sastra, seperti cerpen, kritik pembaca, artikel budaya, dan sastra terjemahan. Majalah Gema Suasana terbit pertama kali pada tanggal 1 Januari 1948 di Jakarta.
Majalah itu diterbitkan oleh Badan Umum Pembangunan-Opbow, Gunung Sahari. Sekretaris majalah dijabat oleh Asrul Sani, sedangkan anggotanya ialah Chairil Anwar, Mochtar Apin, Rivai Apin, dan Baharuddin. Pada saat itu redaksinya beralamat di Gunung Sahari 84, Jakarta, Telepon: 3615, Kotak Pos 33. Harga eceran majalah itu tahun 1948 Rp1,00 tiap eksemplar dan harga berlangganan untuk satu tahun Rp12,00, dan harga berlangganan setengah tahun Rp6,00. Pada tahun 1950 sampai berakhirnya tahun 1970, harga berlangganan majalah ini untuk satu tahun Rp15,00 dan untuk setengah tahun Rp8,00, sedangkan sekuartal Rp4,50. Majalah Gema Suasana yang berukuran 26 x 20,5 cm ini berakhir tahun 1970. Namun, pada penerbitan no. 8, Agustus 1948 penerbitan Gema Suasana diubah menjadi Gema dan dilakukan juga perombakan redaksi, yakni sebagai berikut, Sekretaris redaksi: Barus Siregar, anggota redaksi: Idrus, Bahrum Rangkuti, Taslim Ali, M. Balfas, Pasaribu, dan Baharudin. Demikian pula, alamat berpindah ke jalan Gunung Sahari no. 89, Jakarta, telpon 3615, kotak pos 33; Akan tetapi, harga majalah tetap tidak berubah, yakni Rp1,00 tiap eksemplar.
Sasaran pembacanya ialah kaum menengah dan kaum intelektual, baik yang berada di Indonesia, maupun di luar negeri. Moto yang dipakai majalah ini sebagai daya tarik bagi pembacanya ialah "Sebuah Pustaka di Tangan"
Kaya sastra dimuat dalam majalah ini mulai tahun 1948. Namun, karya sastra terjemahan baru muncul tahun 1950-an. Karya sastra, seperti cerpen dan kritik sastra tidak muncul setiap bulan. Pengarang yang menulis dalam majalah Gema Suasana (GS) ini cukup banyak, seperti Idrus, Nursyamsu, Umar Ismail, Utuy Tatang Sontani, Asrul Sani, Goenawan Mohammad, Iwan Simatupang, Emha Ainun Najib, dan Putu Arya Tirtawirya. Beberapa judul cerita pendek (cerpen) dan sajak dalam majalah Gema Suasana (GM) adalah (1) cerpen "Tjelana Pendek", karya Idrus, GS, No.1, Thn. I, Januari 1948; (2) sajak "Wadjah", karya Asrul Sani, GS, No.1, Thn.I, Januari 1948; (3) cerpen "Terawang", karya Nursjamsu, GS, No.2, Thn I, 2 Februari 1948; (4) sajak "Kapal Rusak" karya Juzar; (5) cerpen "Persiapan", oleh Utuy Tatang Sontani, GS, No.3, Thn.I; (6) sajak "Tjik Atu" oleh Dodong Prawiradjaja; (7) cerpen "Maruto" karya Usmar Ismail, GS, No.4, Thn.I April 1948; sajak "Laila", karya Bahrum Rangkuti, GS, No.4, Thn.I April 1948; (8) puisi dunia "Demam Laut" terjemahan Rivai Apin ; (9) Cerita Asing "Kalung" karya GUY de Maupassant, diterjemahkan Asrul Sani; (10) cerpen "Anak Revolusi", oleh Balfas, GS, No.5, Thn.I Mei 1948; (11) sajak "Kabut", karya M. Taslim Ali, GS, No.5, Thn .I Mei 1948; (12) cerita asing "Mina" karya Krishna Hutheesing, terjemahan Rivai Apin; (13) cerita "Djalan Lain ke Roma" oleh Idrus, GS, No.6, Thn.I Juni 1948; (14) puisi "Perang dan Tjinta" karya Kasim Mansur, GS, No.6, Thn.I Juni 1948; (15) cerita asing, "Lapar" karya Alberto Noravia, terjemahan Idrus, GS, No.6, Thn.I Juni 1948; (16) puisi asing "John Coruford" terjemahan Chairil Anwar; (17) cerpen Sehari-hari" oleh Djakasuria, Gema, No.9 September 1948; (18) sajak "Tanah Air", karya Utuy Tatang Sontani, Gema, No.9 September 1948; (19) cerpen "Gigi Emas", Gema, No.11, 1 November 1948; dan (20) "Dupa" karya Mohamad Ali, Gema no.11, 1 November 1948.
Majalah Gema Suasana sangat dikenal dalam dunia sastra. Hal itu dapat diketahui dari keragaman penulisnya atau pun isi artikel dan karya sastranya, yakni penulis cerpen, kritik sastra, budaya, sosiologi sastra, ilmu pengetahuan, majalah sejarah. Di dalam majalah ini juga terdapat iklan, seperti iklan seni pahat, buku bacaan, seni dan film. Karya sastra yang dibicarakan di sini bukan saja sastra dalam negeri, melainkan juga sastra dunia, seperti sastra Amerika, sastra Inggris, sastra Rusia, sastra Prancis, dan sastra India. Para penulis itu berbicara tentang "ideologi negerinya", " kebudayaan negerinya", "perkembangan pers di negerinya", dan sebagainya. Para pengarang cerpen dunia juga ditampilkan dalam majalah ini, seperti Harilo Laski, Corgona, dan Rabindranath Tagore.