Mimbar Indonesia merupakan majalah mingguan yang terbit setiap hari Sabtu. Terbit pertama kali 10 November 1947 dan terakhir tahun 1966. Diterbitkan oleh Yayasan Darma, Jalan Cikini No. 31, Jakarta yang diketuai oleh Ir. Pangeran Moh. Noor dengan moto "Pembangunan, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan". Pertama kali Mimbar Indonesia dikelolah oleh Sukardjo Wirjopranoto (penanggung jawab), Adi Negoro, Prof. Mr. Dr. Supomo, dan H.B. Jassin.
Pada tahun 1951 pengelolah majalah ini semakin bertambah dengan kehadiran Mr. Jusuf Wibisono (penanggung jawab), J.A. Dungga, Gusti Majur, Sumantri Mertodipuro, Darsjaf Rachman, Sugardo, Sutarto, dan Mr. S. Surjotjondro. Kemudian pada tahun 1960 pengelolah majalah ini mengalami perubahan, yaitu Sutarto Ruslanputro (pimpinan umun), Sukardjo Wirjopranoto (penasehat), A.D. Donggo, H.B. Jassin, Mr. Gusti Majur, Sumantri Mertodipuro, Darsjaf Rachman, dan Susilo Winarno (dewan redaksi).
Majalah ini tersimpan di Perpustakaan Nasional Jakarta dengan nomor katalog B:-3506. Mimbar Indonesia terbit empat kali sebulan, setiap hari Sabtu dengan harga Rp10,00 untuk sebulan berlangganan dengan tiras sekitar 20.000 eksemplar dan penyebaran secara nasional.
Majalah Mimbar Indonesia diterbitkan atas dasar meneruskan perjuangan revolusi kemerdekaan yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945. Majalah Mimbar Indonesia sebagai sarana untuk memberikan pandangan tentang Indonesia dan dunia, dalam segala aspek kenegaraan dan masyarakat, terutama permasalah pembangunan politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Pedoman Majalah Mimbar Indonesia, antara lain "menuntut dan mempertahankan hak bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, demokrasi sebagai sistem yang harus diselenggarakan dalam hidup kenegaraan dan keekonomian Indonesia, keadilan sosial sebagai ukuran dan tujuan dari segala usaha pembangunan, serta persahabatan dan kerja sama internasional guna perdamaian dan kesejahteraan dunia" ( Kata Pengantar: 1947: 2). Pembaca yang dituju oleh majalah ini adalah kalangan pegawai pemerintahan, pegawai swasta, pedagang, dan petani dengan cakupan peredaran meliputi pedesaan dan perkotaan di Indonesia.
Majalah Mimbar Indonesia merupakan majalah yang bersifat umum dengan memuat berbagai rubrik, seperti ekonomi, politik, berita dalam dan luar negeri, kesehatan, teknik, pemuda, wanita, pendidikan, dan sastra. Meskipun majalah ini bersifat umum, peran majalah ini dalam pengembangan kesusastraan di Indonesia cukup besar. Pada tahun 50-an Mimbar Indonesia banyak memuat karya sastra, antara lain cerpen, puisi, drama dan esai. Hal itu tidak terlepas dari peran H.B. Jassin sebagai salah seorang staf redaksinya. Majalah Mimbar Indonesia juga mengalami perubahan penempatan daftar isi. Pada awalnya letak daftar isi pada majalah Mimbar Indonesia berada di belakang. Kemudian pada tahun 60 posisi daftar isi berubah menjadi di depan, yaitu di halaman dua.
Banyak sastrawan yang di kemudian hari terkenal dalam khazanah kesusastraan Indonesia karena menulis di majalah Mimbar Indonesia, seperti Hamka, Rivai Apin, Asrul Sani, Aoh Kartahadimadja, A. Hajmy, Utuy Tatang Sontani, Chairil Anwar, Pramoedya Ananta Toer, Sitor Situmorang, Samiati Alisjahbana, Toto Sudarto Bachtiar, M. Balfas, Ali Audah, S. Rukiah Kertapati, Ramadhan KH, Muhammad Dimyati, Motinggo Boesje, NH Dini, Subagio Sastrowardoyo, Iwan Simatupang, Djamil Suherman, Wiratmo Sukito, Trisno Sumardjo, Walujati Supangat, M. Alwan Tafsiri, Rijono Pratikto, AA Navis, Kirdjomulyo, Harijadi S, AD Donggo, Dodong Djiwapradja, Hartojo Andangdjaja, Lukman Ali, Muhammad Ali, Ayatrohaedi, N. Susy Aminah Aziz, Virga Belan, Sapardi Djoko Damono, Darmanto YT, Djawastin Hasugian, Bokor Hutasahut, Idrus Ismail, Soewardi Idris, M. Poppy Hutagalung, Nugroho Notosusanto, Abdul Hadi WM, Gerson Poyk, Rachmat Djoko Pradopo, E. Edijushanan, SM Ardan, Aspar, Th. Sri Rahayu Prihatmi, Bur Rasuanto, Rendra, Mansur Samin, Njoman Rasta Sindhu, Hijaz Yamani.
Puisi yang pernah dimuat di majalah Mimbar Indonesia, antara lain "Aku dan Debu" oleh M. Taslim Ali (No. 21, Februari 1948), "Bambu Suling" oleh Maseri Matali (No.48, Februari 1948), "Sebagai Penonton"oleh Samiati Alisjahbana (No.11, Februari 1948), "Dunia Sudah Tua" oleh Nungtjik Junus (No.14, Maret 1949), "Malam Hudjan" oleh A.D. Donggo (No. 4, 22 Djanuari 1955), "Utang" oleh Yusach Ananda (No. 51, 17 Desember 1955), "Sebelah Rumah" oleh Gerson Poyk (No. 38, 17 September 1955). "Kepada Chairil" oleh Abdijans (No.51. Oktober 1956), "Kemana Bapa" oleh Agus Nardy (No.13, Oktober 1956), "Sekali Sebulan" oleh M. Balfas (No.19, 7 Mei 1960), "Matari" oleh Djamil Suherman (No. 19, 7 Mei 1960), "Tjatatan Tahun 60" oleh Trisno Sumardjo (No.23, 4 Juni 1960), "Doa Seorang Serdadu Sebelum Perang" oleh W.S. Rendra (No. 25, 18 Juni 1960), "Tuhan Tentulah Ada Disini" oleh Sapardi Djoko Damono (No.26, 2 Juni 1960), "Tanda Tanja" oleh Sirullah Kaelani (No.27, 2 Juli 1960), "Tentang Niskala Aermata dan Malaria" oleh Gerson Gubertus Poyk (No.28, 9 Juli 1960), "Mimpi" oleh M. Popy Huta Galung (No.29, 16 Juli 1960), "Ada Anak Lelaki Berbaring di Tepi Kali" oleh M. Saribi Afin (No.30, 23 Juli 1960).
Cerpen yang pernah dimuat di majalah Mimbar Indonesia, antara lain "Perkawinan Perjuangan" oleh D. Marpaung (No. 52—53, Maret 1949), "Djongos dan Babu" oleh Pramudia Ananta Toer (No.2, 14 januari 1950), "Kenang-kenangan Pada Kawan" oleh Pramudia Ananta Toer (No. 9, 4 Maret 1950), "Gerbera" oleh Sitor Sitomorang (No.10, 11 Maret 1950), "J.C Princen" oleh Aoh Kartahadimadja (No.11, 1 April 1950), "Inem" oleh Pramudia Ananta Toer (No. 15, 15 April 1950), "Sepatu Kulit" oleh Juneidi Ichsan (No.16, 22 April 1950), "Rumah" oleh M. Hussyn (No. 17, 9 Mei 1950), "Tukang Betja" oleh Khouw Eng Tie (No.20, 20 Mei 1950), "Penuh Harapan" oleh S. Sastrawinata (No. 21, 27 Mei 1950), "Gadis yang Mempercantik Diri" oleh Rijono Pratikto (No. 20, 14 Mei 1955), "Partus" oleh Nugroho Notosusanto (No. 25, 18 Juni 1955), "Pasar Kota" oleh M. Zoebaid Al (No.20. 7 Mei 1960), "Rahana" oleh Virga Belan (No. 20, 14 Mei 1960), "Dalam Kecepetan 40" oleh Gerson Poyk (No. 21, 21 Mei 1960), "Pengakuan Seorang Istri" oleh Guy de Maupassant (No. 23, 4 Juni 1960), "Malam Setan" oleh Rus Abrus (No.25, 18 Juni 1960), "Ironi" oleh B. Sularto (No.26, 2 Januari 1960), "Jang Hilang" oleh A.D Donggo (No.27, 2 Juli 1960), "Itjih" oleh Ali Audah (No. 28, 9 Juli 1960), "Pulang" oleh Dudung Mursani Ali (No. 29, 16 Juli 1960), "Orang dari Luar Negeri" oleh A.A Navis (No. 48, Februari 1960), "Nenek Telah Pulang" oleh Zakaria M. Passe (No.11—12, September 1965).
Esai yang pernah dimuat di majalah Mimbar Indonesia, antara lai "Saja dan Lekra" oleh Wiratmo Soekito (No. 1, 1 Djanuari 1955), "Krisis H.B. Jassin" oleh Sitor Situmorang (No.2--3, 15 Djanuari 1955), "Simposium Fakultet Sastera" oleh H.B. Jassin (No. 4, 22 Djanuari 1955), "Ajip Rosidi, Tunas Harapan" oleh H.B. Jassin (No.23, 4 Juni 1960), "Pramodya Ananta Toer, Pengarang Kelurga Gerilya" oleh H.B. Jassin (No.19, 7 Mei 1960), "Utuy Tatang Sontani, Pengarang Bunga Rumah Makan" oleh H.B.Jassin, dan A.D. Donggo (No.20, 14 14 Mei 1960), "Sebuah Tinjauan Atas Penentuan Drama 'Hantu'" oleh Soesi S (No.27, 2 Juli 1960), "Robohnja Surau Kami" oleh H.B. Jassin (No.28, 9 Juli 1960).