• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Sumut Pos   (2001-...)
Kategori: Media Penyebar/Penerbit Sastra

 
 

Harian Sumut Pos merupakan "saudara kandung" dari sejumlah koran terkemuka di Indonesia dari wilayah barat sampai ke timur di bawah naungan Jawa Pos. Sumut Pos yang terbit tanggal 1 Oktober 2001 sebelumnya bernama RadarMedan (antara 1 Januari 2000 sampai dengan 30 September 2001). Motivasi menerbitkan Sumut Pos tidak terlepas dari maksud grup Jawa Pos yang ingin eksis dalam percaturan persuratkabaran di Sumatra Utara.

Harian yang beralamat website www.hariansumutpos.com dan bermoto sebagai koran nasional dari Medan ini, dalam penyajiannya senantiasa memprioritaskan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, informasi dan penyajiannya dilakukan dengan mempertimbangkan rasio dan emosi penduduk Sumatra Utara yang heterogen.

Berdasarkan survei yang dilakukan AC Nielsen tahun 2001 terungkap bahwa pembaca Sumut Pos terdiri atas masyarakat berpendidikan yang meliputi akademi/universitas (48%), Sekolah Menengah Atas (21,5%), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (20%), dan Sekolah Dasar (10%), sedangkan jika ditinjau dari aspek penghasilannya, pembaca Sumut Pos adalah sebagai berikut: Rp1.000.000,00 s.d. ke atas (25%), Rp500.000,00 s.d. Rp990.000,00 (30%), Rp300.000,00 s.d. Rp490.000,00 (20%), Rp250.000,00 s.d. Rp290.000,00 (15%), dan Rp200.000,00 s.d. Rp240.000,00 (10%). Namun, angka penghasilan ini belum disesuaikan dengan kenaikan pendapatan di Sumatra Utara.

Sumut Pos terbit setiap hari dengan jumlah 24 halaman. Dalam penyajiannya, Sumut Pos mengetengahkan serangkaian berita dan informasi yang meliputi ekonomi, politik, sosial dan kemasyarakatan, olahraga, dan kebudayaan. Berkenaan dengan aspek kebudayaan, secara khusus Sumut Pos menyediakan sebuah rubrik untuk tulisan-tulisan berupa karya sastra. Rubrik tersebut diberi nama Telatah. Motivasi dibukanya rubrik Telatah tidak terlepas dari berhimpunnya sejumlah sastrawan di koran ini. Selain itu, Sumut Pos diharapkan dapat menampung seluruh karya sastrawan yang ada di Sumatra Utara.

Di Sumut Pos, hampir 50 persen jajaran redaksinya (pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, dan redaktur) berlatar belakang sastrawan. Selain Rida K Liamsi (Ismail Kadir), di harian Sumut Pos juga ada nama sastrawan Sumatra Utara angkatan 80-an, yakni Choking Soesilo Sakeh, terdapat juga nama Porman Wilson (pemimpin Teater Que Medan), dan Syaiful Ishak (aktor Teater Que). Di jajaran generasi muda ada nama Yulhasni, aktivis Teater 'O' USU dan penulis cerita pendek sebagai pengelola rubrik Telatah sejak berdiri hingga sekarang.

Pemuatan karya sastra di rubrik Telatah ternyata memiliki intensitas berlainan. Cerita pendek dan artikel/esai dimuat setiap minggu, sedangkan tulisan berupa puisi dimunculkan setiap sebulan sekali. Di rubrik Telatah tersebut setiap minggu muncul kolom khusus yang telah diisi secara permanen oleh sastrawan D. Zawawi Imron. Banyak hal tentang sastra dan kebudayaan yang dibicarakan Zawawi Imron melalui kolom tersebut. Sastrawan Sumatra Utara yang pernah mempublikasikan tulisannya di rubrik Telatah, diantaranya adalah T. Agus Khaidir, Aisah Bashar, dan Yulhasni.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Bali Post
    Bali Post adalah nama surat kabar harian yang terbit di Bali. Surat kabar ini semula bernama Suara Indonesia yang terbitan perdananya tanggal 16 Agustus 1948 dengan pimpinan redaksinya Ketut ...
  • Dayak Pos
    Dayak Pos adalah salah satu surat kabar yang sangat konsisten dalam mengangkat dan memajukan karya sastra Kalimantan Tengah. Sejak berdiri tahun 2000 silam, Harian Umum ini telah memomulerkan ...
  • Gaung Ekspose
    Gaung Ekspose merupakan sebuah grup teater yang didirikan oleh Armeynd Sufhasril, Suhardiman, dan Anita Dikarina pada tanggal 28 Oktober 1995. Pada tahun 1995, grup teater ini bermarkas di Jalan ...
  • HIBRIDITAS DAN POLITIK TUBUH DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SILADO: SEBUAH TINJAUAN POSKOLONIAL
    Peneliti : Dwi Oktarina , S.S Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2014 Abstrak :Penelitian ini menggali aspek hibriditas dan ambivalensi yang terjadi pada tokoh Mata Hari ...
  • Unsur Serapan Istilah Asing dalam Media Massa Cetak (Kompas dan Jawa Pos)
    Peneliti : Dalwiningsih Tanggal Penelitian : 01-01-2004 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap penyerapan istilah asing yang ada di media massa cetak Kompas dan Jawa Pos bulan Mei—Juni ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Sumut Pos   (2001-...)
    Kategori: Media Penyebar/Penerbit Sastra

     
     

    Harian Sumut Pos merupakan "saudara kandung" dari sejumlah koran terkemuka di Indonesia dari wilayah barat sampai ke timur di bawah naungan Jawa Pos. Sumut Pos yang terbit tanggal 1 Oktober 2001 sebelumnya bernama RadarMedan (antara 1 Januari 2000 sampai dengan 30 September 2001). Motivasi menerbitkan Sumut Pos tidak terlepas dari maksud grup Jawa Pos yang ingin eksis dalam percaturan persuratkabaran di Sumatra Utara.

    Harian yang beralamat website www.hariansumutpos.com dan bermoto sebagai koran nasional dari Medan ini, dalam penyajiannya senantiasa memprioritaskan kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, informasi dan penyajiannya dilakukan dengan mempertimbangkan rasio dan emosi penduduk Sumatra Utara yang heterogen.

    Berdasarkan survei yang dilakukan AC Nielsen tahun 2001 terungkap bahwa pembaca Sumut Pos terdiri atas masyarakat berpendidikan yang meliputi akademi/universitas (48%), Sekolah Menengah Atas (21,5%), Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (20%), dan Sekolah Dasar (10%), sedangkan jika ditinjau dari aspek penghasilannya, pembaca Sumut Pos adalah sebagai berikut: Rp1.000.000,00 s.d. ke atas (25%), Rp500.000,00 s.d. Rp990.000,00 (30%), Rp300.000,00 s.d. Rp490.000,00 (20%), Rp250.000,00 s.d. Rp290.000,00 (15%), dan Rp200.000,00 s.d. Rp240.000,00 (10%). Namun, angka penghasilan ini belum disesuaikan dengan kenaikan pendapatan di Sumatra Utara.

    Sumut Pos terbit setiap hari dengan jumlah 24 halaman. Dalam penyajiannya, Sumut Pos mengetengahkan serangkaian berita dan informasi yang meliputi ekonomi, politik, sosial dan kemasyarakatan, olahraga, dan kebudayaan. Berkenaan dengan aspek kebudayaan, secara khusus Sumut Pos menyediakan sebuah rubrik untuk tulisan-tulisan berupa karya sastra. Rubrik tersebut diberi nama Telatah. Motivasi dibukanya rubrik Telatah tidak terlepas dari berhimpunnya sejumlah sastrawan di koran ini. Selain itu, Sumut Pos diharapkan dapat menampung seluruh karya sastrawan yang ada di Sumatra Utara.

    Di Sumut Pos, hampir 50 persen jajaran redaksinya (pemimpin redaksi, redaktur pelaksana, dan redaktur) berlatar belakang sastrawan. Selain Rida K Liamsi (Ismail Kadir), di harian Sumut Pos juga ada nama sastrawan Sumatra Utara angkatan 80-an, yakni Choking Soesilo Sakeh, terdapat juga nama Porman Wilson (pemimpin Teater Que Medan), dan Syaiful Ishak (aktor Teater Que). Di jajaran generasi muda ada nama Yulhasni, aktivis Teater 'O' USU dan penulis cerita pendek sebagai pengelola rubrik Telatah sejak berdiri hingga sekarang.

    Pemuatan karya sastra di rubrik Telatah ternyata memiliki intensitas berlainan. Cerita pendek dan artikel/esai dimuat setiap minggu, sedangkan tulisan berupa puisi dimunculkan setiap sebulan sekali. Di rubrik Telatah tersebut setiap minggu muncul kolom khusus yang telah diisi secara permanen oleh sastrawan D. Zawawi Imron. Banyak hal tentang sastra dan kebudayaan yang dibicarakan Zawawi Imron melalui kolom tersebut. Sastrawan Sumatra Utara yang pernah mempublikasikan tulisannya di rubrik Telatah, diantaranya adalah T. Agus Khaidir, Aisah Bashar, dan Yulhasni.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Bali Post
    Bali Post adalah nama surat kabar harian yang terbit di Bali. Surat kabar ini semula bernama Suara Indonesia yang terbitan perdananya tanggal 16 Agustus 1948 dengan pimpinan redaksinya Ketut ...
  • Dayak Pos
    Dayak Pos adalah salah satu surat kabar yang sangat konsisten dalam mengangkat dan memajukan karya sastra Kalimantan Tengah. Sejak berdiri tahun 2000 silam, Harian Umum ini telah memomulerkan ...
  • Gaung Ekspose
    Gaung Ekspose merupakan sebuah grup teater yang didirikan oleh Armeynd Sufhasril, Suhardiman, dan Anita Dikarina pada tanggal 28 Oktober 1995. Pada tahun 1995, grup teater ini bermarkas di Jalan ...
  • HIBRIDITAS DAN POLITIK TUBUH DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SILADO: SEBUAH TINJAUAN POSKOLONIAL
    Peneliti : Dwi Oktarina , S.S Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2014 Abstrak :Penelitian ini menggali aspek hibriditas dan ambivalensi yang terjadi pada tokoh Mata Hari ...
  • Unsur Serapan Istilah Asing dalam Media Massa Cetak (Kompas dan Jawa Pos)
    Peneliti : Dalwiningsih Tanggal Penelitian : 01-01-2004 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap penyerapan istilah asing yang ada di media massa cetak Kompas dan Jawa Pos bulan Mei—Juni ...
  • Bali Post
    Bali Post adalah nama surat kabar harian yang terbit di Bali. Surat kabar ini semula bernama Suara Indonesia yang terbitan perdananya tanggal 16 Agustus 1948 dengan pimpinan redaksinya Ketut ...
  • Dayak Pos
    Dayak Pos adalah salah satu surat kabar yang sangat konsisten dalam mengangkat dan memajukan karya sastra Kalimantan Tengah. Sejak berdiri tahun 2000 silam, Harian Umum ini telah memomulerkan ...
  • Gaung Ekspose
    Gaung Ekspose merupakan sebuah grup teater yang didirikan oleh Armeynd Sufhasril, Suhardiman, dan Anita Dikarina pada tanggal 28 Oktober 1995. Pada tahun 1995, grup teater ini bermarkas di Jalan ...
  • HIBRIDITAS DAN POLITIK TUBUH DALAM NOVEL NAMAKU MATA HARI KARYA REMY SILADO: SEBUAH TINJAUAN POSKOLONIAL
    Peneliti : Dwi Oktarina , S.S Tanggal Penelitian : Dipublikasikan : TERBIT Tahun Terbit : 2014 Abstrak :Penelitian ini menggali aspek hibriditas dan ambivalensi yang terjadi pada tokoh Mata Hari ...
  • Unsur Serapan Istilah Asing dalam Media Massa Cetak (Kompas dan Jawa Pos)
    Peneliti : Dalwiningsih Tanggal Penelitian : 01-01-2004 Abstrak :Penelitian ini bertujuan mengungkap penyerapan istilah asing yang ada di media massa cetak Kompas dan Jawa Pos bulan Mei—Juni ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa