Provinsi Jawa Barat
Bahasa Sunda dituturkan oleh masyarakat yang berada di Pulau Jawa bagian Barat,terutama di Jawa Barat. Selain di Jawa Barat, bahasa ini juga memiliki sebaran di beberapa wilayah Indonesia lainnya, misalnya di Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Utara.
Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, isolek Sunda di wilayah Jawa Barat terbagi ke dalam dua dialek, yaitu (1) dialek [h] dan (2) dialek non-[h]. Persentase perbedaan antara kedua dialek itu 60%.
Dialek [h] dituturkan hampir di seluruh wilayah Provinsi Jawa Barat (kecuali wilayah pesisir utara), antara lain Majalengka, Bogor, Tasikmalaya, Kuningan, Bekasi, Garut, Ciamis, Sukabumi, Subang, Purwakarta, Sumedang, Cianjur, Karawang, Bandung, Bandung Barat, dan Cirebon. Dialek ini merupakan dialek standar karena di samping digunakan di pusat kekuasaan (ibukota provinsi), sebaran geografisnya luas, jumlah penuturnya lebih besar, juga digunakan dalam media massa cetak dan elektronik. Dialek ini terdapat realisasi bunyi [h] di segala posisi sebagaimana bahasa Sunda baku pada umumnya.
Berbeda halnya dengan dialek non-[h] yang dituturkan oleh masyarakat di Desa Pareangirang,Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, dialek ini tidak merealisasikan bunyi [h] di segala posisi. Bunyi [h] dalam dialek [h] bervariasi dengan bunyi [Ø] dalam dialek ini, misalnya untu? ‘gigi’; EjO’ ‘hijau’, idöh‘hitam’, ujan ‘hujan’, dan sebagainya, di posisi tengah seperti pada bentuk: sa’a’ ‘siapa’, pO’O’ ‘lupa’, kCma’a’ ‘bagaimana’, dan sebagainya, dan di posisi akhir seperti pada bentuk labu’ ‘jatuh’, jau’ ‘jauh’, uta’ ‘muntah’. Variasi bunyi [h] dengan bunyi [Ø] di segala posisi ini disebabkan oleh letak desa yang merupakan enclave bahasa Sunda di daerah pakai bahasa Jawa.
Berdasarkan hasil penghitungan dialektometri, bahasa Sunda di Provinsi Jawa Barat dengan bahasa Sunda yang tersebar di Provinsi Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Lampung, Bengkulu, dan Sulawesi Tenggara, seluruhnya memiliki persentase perbedaan berkisar 51%--80% sehingga dikatakan beda dialek. Bahasa Sunda di Jawa Barat dengan bahasa Sunda di Provinsi DKI Jakarta memiliki persentase perbedaan 51,25%; Banten 60%;Jawa Tengah 56,50%; Lampung 50,50%; Bengkulu 71%; dan Sulawesi Tenggara 64,5%.