Majalah Daya adalah majalah ilmiah populer yang menyajikan rubrik sastra secara rutin. Majalah ini terbit pada Februari 1949, berukuran 21,5 x 29,5 cm dengan kertas berbahan campuran HVS dan kertas koran. Bahan kertas untuk halaman isi dan sampul sama.
Sampul atau cover minimal menggunakan dua warna. Harga majalah pada saat itu (1949) adalah f1,25 per eksemplar, berlangganan f6 untuk menimal 3 bulan. Agen dan pelanggan diberi diskon. Cara berlangganan dilakukan dengan terlebih dulu menyerahkan uang lewat pos paling lambat satu minggu sebelum terbit. Pembaca sasaran majalah ini adalah golongan masyarakat menengah ke bawah. Redaksi majalah ini beralamat di jalan Dr. Wahidin No.1, Jakarta Pusat, yaitu alamat yang sama dengan penerbitnya, Balai Pustaka. Majalah ini hanya dapat bertahan sampai tahun kedua (1950).
Penyebarluasan majalah Daya mencapai tingkat nasional di beberapa kota, antara lain, Bandung, Semarang, Banjarmasin, Surabaya, Denpasar, Singaraja, Medan, Makasar, dan Palu. Tiap terbit diperkirakan mencapai 5.000—10.000 tiras.
Sifat populer majalah itu tercermin dari informasi yang sangat beragam dengan penyajian bahasa yang sangat mudah dipahami oleh berbagai kalangan. Sementara itu, rubrik sastra yang disajikan mencakup cerita pendek, puisi, dan esai kesusastraan. Jenis-jenis rubrik yang ada dalam majalah Daya mencakupi Urusan Umum, Pendidikan, Kebudayaan, Suara Wanita, Halaman Bergambar, Serba-Serbi, Warta Berita, Campur Aduk, "Catatan Pinggir", Daya Kata, Tinjauan Dunia, Cetusan Redaksi, Resensi, Kesusastraan, Esai, Puisi, Cerita Pendek, Film, Bintang-Bintang Film, Melancong ke Dunia Film, Ekonomi, Kesehatan, dan Halaman Lukisan.
Penulis karya sastra yang dimuat dalam majalah Daya diberi honorarium. Dalam majalah itu sempat dimuat puisi karya Chiril Anwar berjudul "Aku" (1949) dengan ilustrasi seekor kuda sedang lepas bebas berlari.
Para penulis puisi lainnya ialah Sk. Muljadi dan M.A. Salmun yang lebih dikenal sebagai sastrawan Sunda. Para penulis cerita pendek yang sempat menorehkan namanya di majalah ini, antara lain adalah M. Balfas, Rijono Pratikto, Pramoedya Ananta Toer, dan Mundingsari. Para penulis esai atau resensi, antara lain, adalah Idrus, Amal (Hamzah), dan A.K.M. (diduga nama samaran dari Achdiat Karta Mihardja pengarang novel Atheis). Dalam jajaran editor atau redaktur khusus yang menangani rubrik kesusastraan tercatat nama-nama seperti Asmara Hadi, Hasan Amin, Amal Hamzah, Utuy T. Sontani, Jusuf Halim, dan Bratakusuma.
Karya sastra yang pernah dimuat dalam Daya ada pula yang terbit kembali dalam bentuk buku cetak. Karya itu adalah cerita-cerita pendek karangan M. Balfas dan Pramoedya Ananta Toer. Cerita pendek "Mencari Anak Hilang" (1950) karya Pramoedya Ananta Toer dimuat kembali dalam kumpulan cerita pendek Percikan Revolusi terbitan Balai Pustaka (1950). Cerita pendek "Si Enoh Buta" (1949) karya M. Balfas dimuat kembali dalam kumpulan cerita pendek Lingkaran-Lingkaran Retak terbitan Balai Pustaka (1952).
Sebagai majalah komersial, majalah ini menerima iklan. Berdasarkan jenis barang yang diiklankan, iklan-iklan ditujukan kepada masyarakat menengah ke bawah. Berkaitan dengan iklan, majalah ini mengumumkan pemenang sayembara mengarang yang diselenggarakan oleh Balai Pustaka tahun 1949. Sayembara sendiri sebenarnya diadakan oleh majalah Pembimbing Pembaca, yang berada di bawah Balai Pustaka. Berdasarkan pengumuman itu, terdapat para pemenang yang sebelumnya tidak dikenal sebagai sastrawan Indonesia, yaitu Widodo sebagai pemenang ketiga dalam naskah roman "Uji Zaman" dan Zunaidah dengan judul roman "Patah Tumbuh Hilang Berganti" sebagai pemenang kedua. Sementara itu, pemenang pertamanya adalah Pramoedya Ananta Toer dengan naskah roman berjudul "Perburuan".
Sajak yang dimuat, antara lain, adalah "Daya Hidup" (1949) karya A.A.; "Aku" (1949) karya Chairil Anwar; "Bunga Matahari dan Melati" (1949) karya Hajati; "Merana" (1949) karya Josha; "Guna Apa Kekayaan" (1949) karya MAS; "Gurindam" (1949) karya MB; "Isolasi" (1949), "Rabuk" (1949), "Seminar Kasih" (1949), "Sepantun Kupu" (1949) karya SK Muljadi; "Tak Putus Asa" (1949), "Waktu" (1949) karya Musi; "Diri Pelupa" (1949) karya M. Mustafa Aysa; "Kejauhan" (1949) karya Rachmat; "Kenangan Lama" (1949) karya Raif; "Insyaflah" (1949) karya Rajati; "Sunyi" (1949) karya Ravo; "Nanti" (1949), "Tak sampai Hatiku" (1949) karya Riff; "Padi Hampa" (1949) karya M. A. Salmun; "Getaran Jiwa" (1949) karya Soegiri; "Kukira" (1949) karya M. Thaib.
Cerita pendek yang dimuat, antara lain, adalah "Si Enoh Buta" (1949) karya M. Balfas; "Permulaan Hidup" (1949) karya Lily; "Awas Anjing Galak!" (1949), "Rekomba" (1949) karya S. Mundingsari; "Kuntum Zainab" (1949) karya Mutijar; "Bukan Pilihan" (1949), "Antara Mimpi dan Nyata" (1950) karya Nilakusuma; "Pelaut" (1949), "Kusir" (1950) karya Rijono Pratikto; "Belokan Nasib" (1949), "Pesan yang Penghabisan" (1949), "Sampah Sinta" (1949) karya Ragawa; "Gilingan Roda Hidup" (1949) karya Ravo; "Saat Khilaf" (1949) karya MA Salmun; "Si Bisu" (1949) karya A. Subyanto; "Laki-Laki" (1949) karya Suriasaputra; "Anak Haram" (1950), "Mencari Anak Hilang" (1950) karya Pramoedya Ananta Toer; "Dua Patah Kata" (1950) karya I Wanto.