Harian Analisa yang terbit setiap hari dikeluarkan di Medan di bawah penerbit PT Media Warta Kencana. Harian ini memiliki SIUPP berdasarkan SK Menpen No. 023/ SK/ Menpen/ SIUPP/A.7/1985, dengan alamat kantor Jalan Balai Kota No.2 Medan.
Saat pertama kali terbit, harian Analisa berbentuk tabloid. Meskipun Surat Izin Terbit (SIT) berlaku untuk harian, tetapi sekitar setahun Analisa terbit sebagai mingguan pada setiap hari Sabtu. Ketika itu surat kabar tersebut masih dicetak secara hand-set. Sejak tanggal 21 Maret 1973, Analisa sepenuhnya sebagai harian yang terbit tujuh kali seminggu dan bentuknya bukan lagi tabloid, melainkan broadsheet.
Pemilihan nama bukanlah hal yang mudah. Menjelang kelahirannya, pemilihan nama dirembugkan. Soffyan mengusulkan nama Analisa, Narmin Suti mengajukan nama Tinjauan, dan A. Manan Karim menyarankan nama Sikap. Akhirnya, dengan kesepakatan bersama, dipilihlah nama Analisa, sedangkan jenis huruf dipilih oleh F.N. Zainoeddin.
Harian Analisa terbit dengan moto: Membangkitkan Partisipasi Rakyat dalam Pembangunan. Pemimpin redaksi yang pertama adalah F.N. Zainoeddin. Beliau meninggal dunia pada 18 April 1972. Penggantinya, sebagai pemimpin redaksi hingga sekarang adalah Soffyan. Wakil pemimpin redaksi adalah Narmin Suti dan A. Manan Karim. Namun, A. Manan Karim juga telah tiada sejak tahun 1983 sehingga digantikan oleh Ali Soekardi. Narmin Suti juga telah meninggal dunia pada 8 Maret 1995. Patut dicatat bahwa pada saat menjadi harian penuh, Analisa merupakan harian pertama di daerah ini yang terbit dengan 8 halaman kemudian menjadi 12 halaman sejak September 1973, dan meningkat lagi menjadi 16 halaman sejak Oktober 1991.
Dampak krisis ekonomi pada tahun 1997, antara lain, adalah harga kertas "meningkat" sehingga mengakibatkan harian Analisa melakukan "penyesuaian" penerbitan dengan kondisi tersebut, yakni "terpaksa" terbit 12 halaman lagi. Kini harian Analisa terbit 24 sampai 32 halaman dan pada edisi tertentu terbit hingga 36 halaman.
Harian Analisa menyajikan berita-berita dari dalam negeri, antara lain berita nasional, kota Medan, daerah Aceh dan Sumatra Utara. Tidak ketinggalan pula, berita luar negeri, berita ekonomi dan olahraga juga diutamakan untuk pembaca. Selain itu, turut disajikan rubrik keagamaan, yakni agama Islam, Kristen, dan Budha serta sajian foto-foto khusus aneka peristiwa. Dalam edisi minggu, rubrik khusus disajikan kepada pembaca, di antaranya pariwisata, jentera, musik, taman riang, dan budaya.
Rubrik budaya harian Analisa yang telah ada sejak tahun 1973 tidak hanya memuat tulisan mengenai sastra, tetapi juga tentang musik, drama, dan kebudayaan secara umum dan sebagai pelopor rubrik budaya sekaligus redaktur budaya Analisa pertama kali adalah Ali Soekardi. Pada awal tahun 1974 terjadi pergantian redaktur budaya dari Ali Soekardi kepada Dali Katadaus. Pergantian ini juga memunculkan perubahan pada rubrik budaya harian Analisa yang kemudian diberi nama Rebana. Perubahan yang terjadi, terutama pada fokus, yang mengkhususkan diri pada tulisan-tulisan sastra. Sejak saat itu hingga sekarang boleh dikatakan bahwa harian Analisa merupakan satu-satunya surat kabar di Medan yang masih tetap mempertahankan ruang budaya.
Menurut Ali Soekardi hal yang memotivasi dibukanya rubrik Rebana adalah untuk memberi kesempatan kepada para sastrawan supaya mereka dapat menuangkan ide-ide dan inspirasinya dalam berkarya. Ada sejumlah nama yang pernah tampil sebagai redaktur rubrik Rebana, yaitu Ali Soekardi, Dali Katadaus, Zakaria M. Pase, Buoy Hardjo, dan Idris Pasaribu. Tercatat sejumlah nama sastrawan Sumatra Utara yang pernah menulis di rubrik Rebana di antaranya Damiri Mahmud, Harta Pinem, Thomson Hs, Yulhasni, Raudah Jambak, dan Hasan Al Banna. Di samping berbagai rubrik yang ada, kritik segar yang juga menggelitik sengaja ditampilkan di harian Analisa melalui pojok "Guit Deli" serta tokoh kartun "Pak Tuntung" dengan tingkahnya yang penuh humor dan menyindir.
Hingga saat ini, redaksi harian Analisa tetap memperhatikan kualitas berita, artikel, dan foto. Tidak mengherankan, jika sejak terbit hingga sekarang, harian Analisa telah memperoleh penghargaan dari berbagai pihak, termasuk prestasi karya wartawannya untuk tingkat daerah, nasional, regional, dan internasional.
Sebagai media massa yang dekat dengan masyarakat, harian Analisa peduli terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan, kemanusiaan, keolahragaan, keagamaan, dan kemahasiswaan, yakni memberi kesempatan pada Perguruan Tinggi Negeri/Swasta untuk melakukan penelitian sebagai tugas akhir program diploma (D1, D2, atau D3), penyusunan skripsi (S1/Sarjana), dan program pascasarjana, khususnya untuk program studi ilmu jurnalistik, komunikasi, dan kehumasan.