Dan Perang Pun Usai merupakan novel karya Ismail Marahimin yang diterbitkan pertama kali tahun 1977 oleh Pustaka Jaya. Novel tersebut ditulis untuk mengikuti Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1977 dan novel itu menjadi juara kedua. Novel itu mengisahkan nasib manusia tiga bangsa, yaitu Jepang, Belanda, dan Indonesia sewaktu Jepang kalah perang oleh Sekutu sekitar tahun 1945 yang dilatari daerah Teratak Buruh, Sumatra Barat. Dalam novel itu dikisahkan kamp tawanan Teratak Buruh yang dipimpin Letnan Gentaro Ose.
Diam-diam tawanan di sana berencana untuk melarikan diri di bawah desakan Wimpie, seorang tawanan bekas serdadu Belanda. Namun, tidak semua tawanan setuju dengan rencana tersebut. Salah seorang yang paling menentang rencana itu ialah Pastoor van Roscott. Akibatnya, sering terjadi pertengkaran antartawanan.
Rencana Wimpie untuk melarikan diri dibantu oleh Kliwon, seorang pribumi bekas romusha. Kliwon yang sebenarnya tidak menyetujui rencana pelarian tersebut, bersedia membantu karena Wimpie mengancam akan menyebarluaskan aibnya.
Sebelum rencana pelarian dilaksanakan, para tawanan tidak mengetahui bahwa perang telah usai. Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Ketika Letnan Ose mengumpulkan stafnya untuk diberi arahan, para tawanan menganggap hal itu dilakukan untuk membantai mereka sehingga nekat melarikan diri. Namun, sebelum sampai di tempat tujuan, mereka dicegat tentara Jepang. Para tawanan berhasil meloloskan diri dari kepungan, kecuali Pastoor van Roscott, Kliwon, dan Lena. Mereka tewas diberondong peluru Jepang.
"Sepeninggal Perang yang Sunyi" tulisan S.I. Poeradisastra dalam Kompas, No. 219, Tahun XV, Minggu, 10 Februari 1980 menyatakan bahwa Ismail Marahimin mengelompokkan seluruh isi cerita ke dalam beberapa bab, yakni (a) Tawanan Teladan; (b) Jepang yang Lain dari yang lain, (c) Dosa dan Malu sebagai Sumber, (d) Takut, dan beberapa catatan lain, seperti catatan tentang kesalahan istilah berbahasa Jepang yang dipergunakan dalam novel itu. Poeradisastra menyatakan pula bahwa keberatan yang dapat timbul pada pembaca adalah penggunaan berulang-ulang block mail sebagai motif bagi tindakan Satiyah yang menyerah kepada Misran dan Lena yang menyerah kepada Kliwon.
Korrie Layun Rampan dalam "Novel Perang dan Romusha" (Suara Karya, No. 2714, Tahun IX, Senin 3 Maret 1980) mengemukakan bahwa dalam Dan Perang pun Usai cerita yang singkat disuguhkan dengan sorot balik yang selalu berulang sehingga novel itu menjadi panjang sampai 244 halaman. Dari kisah yang beralur sorot balik itu pembaca dapat mengetahui perilaku para tokoh dalam cerita.
Jakob Sumardjo, dalam Pikiran Rakyat Bandung, No. 328, Tahun XIV, 27 Februari 1980, memaparkan stuktur cerita novel itu dengan lengkap, di antaranya tentang alur cerita. Jakob Sumardjo berpendapat bahwa novel itu dikisahkan dengan teknik aku mahatahu. Teknik cerita semacam itu dinilainya tepat untuk sebuah cerita tentang pelarian. Dengan menyisipkan beberapa alur balik, cerita menjadi menegang. Ismail Maharimin menyuguhkan teknik penceritaan alur balik semacam itu bertujuan untuk menjabarkan watak para tokoh cerita, yakni dengan menyisipkan riwayat lengkap para pelakunya agar pembaca memahami tokoh-tokoh tersebut lebih jelas.
"Kesamaan Nasib dan Dorongan Seks" tulisan Damiri Machmud, halaman 6 mengungkapkan bahwa novel itu menyiratkan perilaku seks tiap-tiap tokohnya, dari tokoh yang berbangsa Belanda, Indonesia, dan Jepang. Pada akhir cerita, tokoh utama, Letnan Ose dan Satiyah yang menjunjung tinggi norma dan kesucian sebuah percintaan berhasil mereguk manisnya suatu perkawinan. Sebaliknya, tokoh Kliwon dan Lena yang melakukan seks bebas dalam percintaan mati tertembak. Lain halnya dengan tokoh Wimpi, serdadu bangsa Belanda yang telah melakukan seks bebas tanpa mengenal dosa. Wimpi berhasil lolos ketika melarikan diri dari kejaran tentara Jepang.
"Novel Indonesia akan Diedarkan di Amerika" tulisan Ismail Maharimin dalam Suara Karya, No. 4869, Tahun ke-XVII, Sabtu, 25 April 1987, menceritakan tentang proses penulisan novel Dan Perang pun Usai hingga penyebarannya lewat meia cetak. Seluruh biaya publikasi itu disponsori oleh Mobil Corporation New York, sedangkan pelaksanaannya dilakukan oleh anak perusahannya, Mobil Oil Indonesia, sebuah perusahaan kontraktor Pertamina.
Pada tahun 1984 novel Dan Perang pun Usai mendapat hadiah sastra tingkat internasional dari The Pegasus Prize for Literature, yakni Hadiah Pegasus yang disponsori oleh Mobil Oil Corporation, New York.
Dalam surat kabar Suara Karya, 25 April 1987 dinyatakan bahwa novel Dan Perang pun Usai telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul And the War is Over. Novel itu diperkenalkan di Konsulat Jendral RI di New York pada tanggal 28 April 1987 dan di Gedung KBRI Washington DC pada tanggal 29 April 1987.