Cowok Komersil merupakan novel yang terbit dan populer di kalangan para remaja tahun 1977. Novel karya Eddy D. Iskandaritu telah dicetak ulang hingga 3 kali, yakni bulan Mei, Juli, dan Agustus tahun 1977. Novel setebal 197 halaman itu diterbitkan oleh Cypress, Jakarta dengan gaya bahasa yang dimengerti anak-anak muda.
Novel ini pernah diangkat menjadi sebuah film dengan judul yang sama pada tahun 1995 dengan disutradarai oleh Arizal. Beberapa nama pemainnya adalah Robby Sugara dan Yatie Oktavia. Dalam novel itu diceritakan seorang tokoh utama bernama Gilang. Gilang adalah seorang pemuda yang pandai di sekolahnya sehingga disegani oleh kawan-kawannya. Bahkan, ia terpilih menjadi ketua kelas. Selain pandai, Gilang berparas tampan, bertubuh semampai, bersikap sopan dan ramah, serta menyenangkan semua orang yang berkenalan dengannya. Gadis-gadis anak orang beruang antre ingin menjadi kekasih Gilang sekalipun pemuda itu hanva anak orang penjaga gudang. Tini, anak pengusaha kaya selalu mentraktir Gilang dan mengajak serta naik mobil Tini jika berangkat dan pulang sekolah. Belum cukup satu bulan, Gilang sudah beralih dengan gadis lain bernama Nisye. Gadis yang jauh lebih kaya itu mengajak Gilang bersenang-senang menikmati fasilitas ayahnya, yakni memakai mobil mewah dan berkencan di hotel mewah.
Setelah lulus SMA, Gilang melanjutkan kuliah di Fakultas Publisistik sehingga harus berpisah dengan Nisye yang melanjutkan sekolah mode di Prancis. Suatu ketika, Nisye memberi kabar kepada Gilang bahwa kegadisannya telah direnggut oleh pemuda Prancis. Ketika mendengar hal itu, Gilang ikut kecewa mengenang nasib Nisye.
Pada saat posma, Gilang yang tampak menonjol di antara kawannya itu mendapat pelajaran dari senior wanita bernama Dewi. Gadis itu memberi pelajaran agar Gilang tidak merasa paling tampan dan paling pintar di kampusnya. Hanya Dewi gadis yang tidak dapat ditaklukkan Gilang, karena Dewi adalah gadis istimewa yang banyak memiliki ilmu bela diri.
Sebelum berhasil menyelesaikan studinya di Fakultas Publisistik, Gilang sudah bekerja sebagai wartawan redaksi majalah Dunia. Oplah majalah itu meningkat pesat, sejak kehadirannya sebagai wartawan majalah tersebut. Gilang banyak mewawacarai para artis pop, foto model, dan ratu kecantikan sehingga suatu ketika ia bertemu dengan Tini, bekas kekasihnya, yang menjadi seorang pragawati. Setelah puas dengan keberhasilan menulis berita di dalam dunia artis, Gilang mencoba mencari variasi tulisan yang sangat berbeda yakni dunia pelacur di Jakarta. Ia mewawancarai seorang pelacur bernama Norce yang ternyata bekas kawannva di SMA. Norce bercerita bahwa ia menjadi pelacur karena pergaulan bebasnya dengan kawan pria di SMA sehingga hamil. Hal itu membuat Norce dan tidak diakui sebagai anak oleh orang tuanya.
Sebagai pemuda tampan dan cerdas, Gilang pun mencoba memasuki dunia artis bintang film dan berhasil menjadi bintang film terkenal. Setelah terkenal, ia memutuskan untuk meninggalkan bangku studinya. Gilang berhasil memerankan beberapa film yang laku keras di daerahnya. Kawan bintang pasangannya yang bernama Erna menjadi akrab setelah syuting. Bahkan, Erna sempat mengharap cinta Gilang. Namun, pemuda itu menolak cinta Erna. Suatu ketika, Gilang bertemu dengan seorang gadis bernama Sri dan ia ternyata benar-benar jatuh hati kepada gadis miskin yang sederhana dan tidak mengagumi ketampanan dan kepopuleran Gilang. Oleh karena itu, Sri menolak cinta Gilang dengan alasan gadis itu telah mempunyai kekasih. Gilang terpukul ketika mendengar penolakan cinta gadis sederhana dan lugu itu. Ia sadar bahwa di dunia ini masih ada gadis yang sangat setia kepada kekasihnya. Gilang memahami bahwa Sri gadis lugu bukan seperti kawan-kawannya Tini, Niesye, Suminar, dan Erna.
Dalam syuting selanjutnya, Gilang berpasangan dengan Anita yang langsung dicintainva. Namun, Anita menolak dan mengaku bahwa ia telah bersuami dan beranak meskipun kehidupan rumah tangga Anita tidak menyenangkan karena ia harus menghidupi suami dan anaknya. Gilang kembali merenungi dunia percintaan yang sejati. Sementara itu, Gilang bermaksud ingin kembali kepada Erna yang selalu ditolak cintanva di masa lalu. Ternyata, gadis itu sudah akan menikah dengan pengusaha yang sukses. Gilang kembali kecewa.
Dalam keadaan galau Gilang mencoba menerima kehadiran Ester, seorang bintang film cantik dan seksi yang menjanda. Mereka melampiaskan nafsu seksnya untuk menghilangkan kejenuhan. Demikian seterusnya Gilang selalu mengejar cintanya yang selalu kandas.
Ketika mengetahui persoalan cinta Gilang yang tidak menyenangkan, ayahnya merasa prihatin. Adik Gilang yang bersekolah di Fakultas Kedokrteran bernama Nining berusaha memperkenalkan kawannya, Arsih, yang kebetulan sangat menggemari Gilang sebagai bintang film. Ternyata, mereka saling jatuh cinta. Gilang sangat bahagia dan berniat menikahi Arsih. Namun, hubungan Gilang dan Arsih yang indah itu menjadi kacau ketika Ester tiba-tiba datang mengaku hamil dan meminta Gilang untuk bertanggung jawab menikahinya.
Arsih terpukul dan Gilang sangat marah serta putus asa mengenang nasibnya. Meskipun meragukan anak yang dikandung Ester, Gilang tetap menikahi Ester atas dorongan keluarganya. Kemudian, Gilang akan menceraikan Ester setelah anak Ester lahir. Setelah anak itu agak besar, Ester dicerai. Kemudian, ia berpamitan untuk pergi ke London dan akan menikah dengan pemuda di sana. Ia pun pergi bersama bayinya. Gilang merasa lega telah berpisah dengan Ester. Kemudian, dengan bersusah payah Gilang mengejar cinta Arsih yang masih merasa kecewa atas perbuatan Gilang. Akhirnya, Arsih memaafkan kesalahan Gilang dan cinta mereka terjalin kembali berkat kebesaran hati Arsih.
Jakob Sumardjo (1982) mengatakan Eddy dalam novel pertamanya ini menunjukkan dirinya sebagai penulis populer ringan. Dan agak nyata bahwa ia mengikuti selera massa, terutama terlalu hati-hati dalam menjaga perasaan para penggemarnya. Entah mungkin ia secara sengaja mau membuka tradisi baru dalam penulisan novel populer dengan mengambil nama satu tokoh, Gilang sebagai serial, atau hanya karena ia terpukau oleh kesuksesannya sendiri dalam cerita bersambung sebelumnya yang amat populer itu.