Kata Hati merupakan buku kumpulan sajak karya Rifai Ali yang diterbitkan pertama kali oleh penerbit Tjerdas, Medan pada tahun 1941 kemudian cetakan kedua tahun 1975 diterbitkan oleh Pustaka Jaya. Dalam kumpulan sajak itu terdapat 35 sajak, yaitu
(1) "Di Kuala", (2) "Gunung Merapi", (3) "Indah", (4) "Teratur, (5) "Lengkap", (6) Manusia", (7) "Tekanan Senja", (8) "Basmalah", (9) "Maha Tunggal", (10) "Sunnatullah", (11) "Waktu", 12) "Turun ke Laut", (13) "Ngarai Sianok", (14) "Iradat Illahi: kepada Ibunda Sjarifah", (15) "Kemana Kita", (16) "Luka", (17) "Bukan Beban", (18) Kedewianmu", (19) "Cerana", (20) "Kecuali", (21) "Kopi Susu", (22) "Lillah", (23) "Pulang ke Tuhan", (24) "Betapa Tidak", (25) "Surat Attaubat", (26) "Azan Subuh", (27) "Di Mesjid Ma'sum", (28) "Surau Kami", (29) "Akhirat dalam Dunia Jihad", (30) "Makna Jati", (31) "Pada Kritikus", (32) "Bersyukurlah", (33) "Lagu Lama", (34) "Lumrah", dan (35) "Danau Maninjau".
Kumpulan sajak Kata Hati umumnya mengungkapkan kereligiusan pengarangnya. Hal itu tercermin dari sajak, "Basmalah", "Maha Tunggal", "Sunnatullah", "Iradat Illahi: kepada Ibunda Sjarifah", "Lillah", "Pulang ke Tuhan", "Surat Attaubat", "Azan Subuh", "Di Mesjid Ma'sum", "Surau Kami", "Akhirat dalam Dunia Jihad" dan "Bersyukurlah". Tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Tuhannya. Salah satu contoh sajak berikut ini.
Kumpulan sajak Rifai Ali itu mendapat perhatian pembaca, misalnya karya tersebut dimuat di berbagai majalah dan antologi. Majalah yang pernah memuat karya Rifai Ali, seperti Semangat Islam, Pujangga Baru, Semangat Pemuda, dan Panca Raya. Antologi yang memuat karya Rifai Ali, seperti Pujangga Baru karya H.B. Jassin dan Tonggak I karya Linus Suryadi Ag.
H.B. Jassin dalam Kesusasteraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essay (1954) mengatakan, bahwa Rifai Ali menyairkan Tuhannya, Rasulnya, mesjidnya, azan Subuhnya, dan tafsir ayatnya. Selain itu, penyair mencintai keindahan alam merupakan usaha untuk mendekatkannya diri kepada Khaliknya.
Korrie Layun Rampan dalam harian Suara Karya (1984) mengungkapkan, bahwa sajak-sajak Rifai Ali memang tipikal sajak masa itu. Ia mengutamakan keteraturan dan pola bait yang kebanyakan menyerupai pantun.
Rifai Ali juga berkiprah dalam penerjemahan beberapa ayat dalam Al quran. Hal itu memperjelas sosoknya sebagai wakil penyair Islam sehingga Rifai Ali dikenal dengan sajak-sajak religius dalam sastra Indonesia.
Beberapa buku yang memuat contoh karya Rifai Ali, antara lain, adalah Citra Manusia dalam Sajak Indonesia Modern (1994) dan Sikap dan Pemikiran dalam Sajak Melayu Modern (1980).