|  | 
| Nenek Moyangku Air Mata
  (1985) |  |  
 
  
    |  |   
 
	Nenek Moyangku Air Mata merupakan kumpulan sajak karya D. Zawawi Imron yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1985 dengan tebal 86 halaman. Kumpulan sajak tersebut berisi 67 sajak yang terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama "Langkah" (halaman 11—33) berisi 21 sajak, bagian kedua "Kidung Alam" (halaman 35—55) berisi 18 sajak, dan bagian ketiga "Air Mata" (halaman 57—86) berisi 28 sajak. Sajak-sajak Zawawi Imron umumnya menghadirkan permainan imaji yang berangkat dari alam, sebagaimana terbaca dalam sajaknya "Kugenggam Sunyi", "Perjalanan Laut", "Kucatat Penat", "Tamian di Atas Laut", "Tepi Kolam Berair Jiwa", dan "Padang Tak Berangin".
 
	Bagi Zawawi, bersajak agaknya bukan sekadar pengembaraan jiwa yang biasanya hadir pada saat ada masalah. Namun, bersajak adalah cara untuk menunjukkan eksistensi diri, protes halus, ekspresi lahir batin, dan perjalanan hidup sehari-hari hingga akhirnya ia bersajak terus-menerus, 'Aku ingin bernyanyi/tak kunjung berhenti,' ("Batu-Batu Beterbangan"). Zawawi begitu akrab dengan alamnya, dirinya sendiri. Sajak-sajaknya memang tak beranjak jauh dari aku dan alam sekitarnya. Dalam pengantar Nenek Moyangku Air Mata, ... menyatakan "D. Zawawi Imron adalah salah seorang penyair Indonesia yang sampai sekarang tetap memilih desa sebagai tempatnya tinggal. Dan sekaligus desa pulalah yang menjadi sumber ilham sajak-sajaknya. Oleh karena itu, tidak aneh jika kita temukan suasana yang lain pada sajak-sajaknya, dengan imajinasi dan fantasi-fantasi yang khas dusun."
 
	Batang-batang, sebuah desa terpencil dua puluh kilometer dari Sumenep, terletak di ujung timur Pulau Madura. Daerah itu terkenal tandus, kering, dan penuh dengan tanah perbukitan berbatu. Lautnya terkenal ganas. Pohon yang banyak tumbuh adalah siwalan. Pada musim kemarau air demikian sulit didapatkan. Situasi Batang-batang tersebut dapat terbaca melalui sajak-sajak Zawawi Imron. Kemiskinan dan ketandusan tanah kelahiran bukan semata-mata lambang kematian, sebaliknya justru merupakan sumber kekuatan. Dalam sebuah sajaknya ia menulis "Sebatang lalang berbunga putih tumbuh di sudut ladang pada menghujung kemarau/Aku coba menerka, sudah hinggapkah kawanan lebah ke mari mengangkut cinta Tuhan yang tersembunyi?" Penyair percaya bahwa cinta Tuhan ada di mana-mana, sebagaimana Tuhan hadir di mana-mana, juga di tanah kelahirannya yang kering-kerontang.
 
	Kesepian yang dinyanyikan Zawawi adalah kesepian yang alami, kesepian yang kental dan sekaligus eksistensial karena kesepian itu tidak ia buat-buat. Ciri lain sajak-sajaknya ialah kekerasan watak yang memancar dari imaji-imajinya, vitalitas, sikap mistis, dan religius. Kadang-kadang sajaknya menampakkan suasana yang sangat magis yang penuh dengan misteri: "Doanya menderaskan lagi/air terjun yang sudah mati", atau "Angin bertapa dulu di situ sebelum orang menyebutkan topan." Sajak-sajak Zawawi selain memperlihatkan betapa akrab penyair dengan alam di sekitarnya juga memperlihatkan bagaimana alam bukan menjadi sekadar dekor, tetapi telah menjelma menjadi bagian dari pernyataan ekspresi atau malah bagian dari kehidupan batin si penyair sendiri.
 |  |  
PENCARIAN TERKAIT
AirlanggaAirlangga  merupakan  judul  drama  karangan  Sanusi  Pane  yang  ditulis  pertama  kali  dalam  bahasa  Belanda  dan  diterbitkan  secara  bersambung  pada  tahun  1928  di  dalam  majalah  Timboel.  Drama  ini  kemudian  ...Lematang Provinsi  Sumatra  Selatan  
Bahasa  Lematang  dituturkan  di  wilayah  Desa  Serdang  Menang,  Desa  Sungai  Ceper,  Desa  Suka  Cinta,  Kabupaten  Ogan  Komering  Ilir;  Desa  Ulak  Kerbau  Lama,  Desa  Rantau  Alai,  ...Airo Provinsi  Papua  Bahasa  Airo  dituturkan  oleh  masyarakat  Kampung  Dabra,  Distrik  Mamberamo  Hulu,  Kabupaten  Mamberamo  Raya,  Provinsi  Papua.  
           ...Airoran Provinsi  Papua  Bahasa  Airoran  dituturkan  oleh  masyarakat  Kampung  Airoran,  Distrik  Pantai  Barat,  Kabupaten  Sarmi,  Provinsi  Papua.    
           Berdasarkan  ...Jair Provinsi  Papua  Bahasa  Jair  dituturkan  oleh  masyarakat  Kampung  Jair,  Distrik  Kouh,  Kabupaten  Boven  Digoel,  Provinsi  Papua.  Bahasa  Jair  juga  dituturkan  di  sebelah  timur  Kampung  Jair,  yaitu  Kampung  ...Airlangga Airlangga  merupakan  judul  drama  karangan  Sanusi  Pane  yang  ditulis  pertama  kali  dalam  bahasa  Belanda  dan  diterbitkan  secara  bersambung  pada  tahun  1928  di  dalam  majalah  Timboel.  Drama  ini  kemudian  ...Lematang Provinsi  Sumatra  Selatan  
Bahasa  Lematang  dituturkan  di  wilayah  Desa  Serdang  Menang,  Desa  Sungai  Ceper,  Desa  Suka  Cinta,  Kabupaten  Ogan  Komering  Ilir;  Desa  Ulak  Kerbau  Lama,  Desa  Rantau  Alai,  ...Airo Provinsi  Papua  Bahasa  Airo  dituturkan  oleh  masyarakat  Kampung  Dabra,  Distrik  Mamberamo  Hulu,  Kabupaten  Mamberamo  Raya,  Provinsi  Papua.  
           ...Airoran Provinsi  Papua  Bahasa  Airoran  dituturkan  oleh  masyarakat  Kampung  Airoran,  Distrik  Pantai  Barat,  Kabupaten  Sarmi,  Provinsi  Papua.    
           Berdasarkan  ...Jair Provinsi  Papua  Bahasa  Jair  dituturkan  oleh  masyarakat  Kampung  Jair,  Distrik  Kouh,  Kabupaten  Boven  Digoel,  Provinsi  Papua.  Bahasa  Jair  juga  dituturkan  di  sebelah  timur  Kampung  Jair,  yaitu  Kampung  ... |  |