S.N. Ratmana mempunyai nama lengkap Ratmana Soetjiningrat, nama panggilan Soetji, nama pena Ratmana. Dia terkenal sebagai penulis cerpen yang lahir di Kuningan, Jawa Barat, tanggal 6 Maret 1936. Ayah dan ibunya bersuku Jawa. Ayahnya bernama Muhammad Thayib Soepeno dan ibunya bernama Siti Suprapti. S.N. Ratmana mempunyai dua orang saudara kandung bernama Soetjiati dan Soetji Mardiko. Perkawinan Ratmana dengan Budi Artiningrum dikaruniai tiga orang anak bernama Istitah Texiani, Luhur Istigfar, dan Istiadah Muliati.
Pendidikan yang pernah ditempuhnya adalah (1) SR di Pekalongan dan Wonosobo, (2) SMP Muhammadiyah, Pekalongan, (3) SMA Bagian B Negeri, Pekalongan, (4) B-I Negeri Jurusan Ilmu Alam, Semarang, dan (5) Institut Pendidikan Guru, Yogyakarta. Setelah selesai menempuh pendidikan, ia bekerja sebagai guru di berbagai sekolah, yaitu (1) SMP Muhammadiyah, Semarang (1958—1960), (2) SMA Diponegoro, Semarang (1959—1961), (3) SMA Negeri, Tegal (1961—1985). Dia juga menjabat sebagai (4) Kepala Sekolah SMA Negeri, Subah, Kabupaten Batang (1985—1987), (5) Kepala Sekolah SMA Negeri, Pangkah, Kabupaten Tegal (1988-1993), dan (6) Pengawas Pendidikan Menengah Umum, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah (1993—1996).
Menurutnya, yang melatarbelakangi ia untuk menulis adalah keinginannya berbagi pengalaman batin dengan pembaca. Karya yang pertama kali memberikan inspirasi adalah buku kumpulan cerpen Subuh karya Pramoedya Ananta Toer tahun 1953. Dia mulai menulis sejak 31 Juli 1955 ketika masih duduk di bangku SMP. Karyanya yang pertama berupa puisi berjudul "Tjerita Kamar" dimuat di Lembar Gelanggang majalah Siasat.
Karya-karyanya yang telah diterbitkan adalah (1) Sungai, Suara dan Luka (kumpulan 16 cerpen) terbit pada tahun 1981, Jakarta: Sinar Harapan, (2) Asap itu masih Mengepul (kumpulan 10 cerpen) terbit pada tahun 1987, Jakarta: Balai Pustaka, (3) Dua Wajah dan Sebuah Sisipan (kumpulan 16 cerpen) terbit pada tahun 2001, Yogyakarta: Kapel Pers, (4) Ketika Tembok Runtuh dan Bedil Berbicara (novel) terbit pada tahun 2002, Magelang: Indonesia Tera, dan (5) Soetji Menulis di Balik Papantulis (kumpulan 18 cerpen) terbit pada tahun 2005, Tegal: Wacana Bangsa. Karyanya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris adalah cerpen "Meniang" oleh Satyagraha Hoerip (alm.) yang penerbitannya sedang diusahakan. Tahun 2012 terbit kumpulan cerpennya yang berjudul Lolong, Lelaki Lansia.
Karya-karya S.N. Ratmana yang pernah mendapatkan penghargaan adalah (1) "Persimpangan" sebagai pemenang Harapan Sayembara Naskah Drama oleh Teater Muslim Yogya (1963), (2) "Biangkeladi" sebagai Pemenang Harapan Sayembara Naskah Drama oleh TVRI Jakarta (1972), (3) "Tamu-Tamu Sang Pangeran"sebagai Pemenang harapan Sayembara Drama oleh TVRI Jakarta (1974), (4) Asap Itu Masih Mengepul mendapatkan Penghargaan Penulisan sastra oleh Departemen Pendidikan Nasional (2000), dan (5) Kersik Daun-Daun Pohon Mangga" mendapat Hadiah Hiburan dari Radio Nederland dalam Sayembara Kincir Emas Radio Nederland Wereldomroep (1975).
Selain menulis, ia terlibat dalam kegiatan kesastraan yang lain, yakni sebagai narasumber dalam Forum Sastrawan Bicara Siswa Bertanya (CSBSB) yang diadakan oleh majalah sastra Horison bekerja sama dengan Ford Foundation di SMA Negeri Tegal dan SUPM Negeri Tegal (2000), serta Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Surabaya (2001). Dia juga berceramah dalam Forum Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS) untuk Guru-Guru SMA se-Sumatra Barat, di Bukitinggi (2000) dan Forum MMAS Guru-Guru SMA di Jakarta (2001). Dalam kesehariannya selepas berhenti mengajar, ia aktif sebagai anggota Majelis Pendidikan Muhammadiyah Kabupaten Tegal.