Sunaryono Basuki Koesnosoebroto adalah sastrawan dengan karyanya yang berjudul Dadong Sandat. Dia lahir dari keluarga guru di Kepanjen, Malang, 9 Oktober 1941.
Pendidikan terakhirnya lulus IKIP Malang kemudian memperdalam pengetahuannya ke Inggris. Dia bekerja di STKIP Singaraja sebagai Guru Besar Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni serta menjadi pemimpin redaksi majalah Bukitmanis (1957—1959), majalah Dian dan Suara (SMAN I Malang, 1958—1959), dan majalah Aneka Widya (FKIP UNUD, 1983—1990). Sunaryono Basuki juga menjadi koresponden majalah Caraka (1971—1975) dan Sarinah (1985—sekarang). Dia pernah menjadi kolumnis tetap harian Suara Karya (1988), Bali Post (1989—1990), Suara Pembaruan (1990—1994), dan menulis kolom tidak tetap pada majalah Sarinah, majalah Bursa Konsumen, Editor, dan harian Republika.
Ia mulai belajar mengarang sejak tahun 1953 ketika laporan perjalanannya dimuat dalam majalah Mingguan Anak-Anak yang terbit di Jakarta. Sunaryono Basuki mendapat bimbingan dari Pak Riedwan, guru Taman Siswa yang menjadi pengasuh ruang anak-anak harian Suara Masyarakat yang terbit di Malang. Sejak tahun 1957, ia belajar mengarang dan teater dari Emil Sanossa yang mengasuh "Keloster" (Kelompok Studi Teater) di Malang.
Lebih dari sepuluh kali ia menerima hadiah lomba menulis cerpen, novelet, novel, antara lain dari majalah Sarinah, femina, Kartini, dan harian Suara Merdeka antara tahun 1983—1989. Ia memenangi lomba menulis artikel Senimania Republika. Dia mendapat Hadiah I untuk penulisan esai sastra terbaik yang dimuat di surat kabar ibu kota tahun 1992 oleh Pusat Bahasa. Sunaryono Basuki juga masih aktif menulis kolom khusus harian Suara Pembaruan di Jakarta.
Bukunya yang telah terbit Scarf Merah Hati (Rosda, 1986), Hunus (Balai Pustaka, 1991), Siti Nurjanah (BP, 1993), Maut di Pantai Lovina (Gramedia, 1993), Di Sudut Hyde Park (BP, 1994), Dadong Sandat (BP, 1994, cetak ulang pada tahun 2000), Ompong (Grafikatama, 1995), Bumi Hangus (Pustaka Jaya) dan Rangda (Indonesia Tera, 2001), Peter Hilang (Balai Pustaka, 2001), Topeng Jaro Kebut (2001).
Dia juga menerjemahkan sejumlah buku, antara lain, Rumahku di Sorga karya Ryunosuke Akutagawa (Balai Pustaka, 1996) dan Surat Wasiat Rabindranath Tagore (Upada Sastra, 1998). Sunaryono Basuki menyunting beberapa kumpulan sajak, antara lain Matabunga karangan Yudhi Ms. (2000). Puisinya dimuat dalam berbagai antologi puisi, antara lain dalam On the Verandah terbitan Cambridge University Press, 1995.