Syu'bah Asa atau pernah juga menggunakan nama Sjubah A. Sanuri yang terkenal sebagai penulis puisi, novel, dan esai. Selain sebagai seorang penerjemah, lahir di Buaran, Pekalongan, Jawa Tengah, 21 Desember 1941. Setelah menyelesaikan SMA, ia memperdalam pengetahuan mengenai ajaran Islam di Fakultas Ushuluddin, Jurusan Falsafah IAIN Al-Jami'ah Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dan memperoleh gelar sarjana muda, tahun 1964.
Syu'bah Asa pernah menjadi guru sastra Arab di PGAA Negeri Yogyakarta, guru seni drama, berdagang kain baik keliling Jawa dan mengadakan khotbah serta pengajian-pengajian sejak tahun 1965. Dia juga sering menjadi sutradara amatiran dan memimpin paduan suara "Yogya Timur Laut" di Yogyakarta.
Selama di Yogyakarta (1959—1969) Syu'bah Asa aktif dalam Teater Muslim (pimpinan Mohammad Diponegoro), Bengkel Teater (pimpinan Rendra), dan pernah menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (1977—1979).
Dia pernah bekerja sebagai redaktur majalah mingguan Tempo (1971—1987) dan Editor (1987—1988). Tulisannya tersebar di berbagai surat kabar dan majalah, seperti Waktu, Pandji Masjarakat, Sastra, Gema Islam, Minggu Pagi, Tempo, dan Horison. Karya Syu'bah Asa dimuat di berbagai media massa, seperti cerita pendeknya dimuat dalam Gema Islam yang berjudul "Benih yang Telah Ditabur" (1962), di majalah Sastra yang berjudul "Datangnya Jawaban" (1962) dan "Penyeberangan" (1962), di Minggu Pagi yang berjudul "Hari Perkawinan Kami" (1963), di majalah Horison yang berjudul "Pelabuhan" (1966), "Dibelakang Gambar Nabi Muhammad" (1969), dan di majalah Pandji Masjarakat yang berjudul "Pelabuhan" (1966).
Puisinya dimuat dalam Pandji Masjarakat, yang berjudul "Anggur dari Piala Muhammad" (1960), "Pekabaran" (1960), di Gema Islam "Sebuah Laku untukMu" (1962), "Firman" (1964), di Horison "Surat Mardiam dalam terjemahan" (1970), "Doa Seorang Tuna" (1970), "Kuatur di sini Kuatur di sana" (1973), "Lorelei Bernyanyi di Seine" (1973), "Makhluk Begitu Mungil" (1973), "1963" (1973), "Tahukah Engkau Apa yang Kurindukan" (1973), "Bayi Menangis pada Malam Setengah Tiga" (1973), "Maghrib Tiba di Pintu Sorga" (1973), "Tentang Menulis Sajak" (1973), "Dendang" (1973), "Khotbah" (1973), "Seseorang Mengetuk" (1973), "Dari Kawan" (1973), "Engkau" (1973), "Hari-Hari Berlumur Hujan" (1973), "Surat" (1973).
Esainya dimuat Horison, antara lain, "In Memordiam: Abdurahman Nasution" (1967), "Muhammad Rasullah dalam "Syaraful Anam" (1970), "Lakon-lakon Hasil Sayembara DKJ di Tengah Perjalanan Teater Indonesia" (1974), "Masalah Kewajaran dalam Teater Kita" (1977), dan "Tentang Kegiatan Seni sebagai Ibadah" (1979).
Novelnya yang berjudul Cerita di pagi Cerah terbit tahun 1960. Dia juga menulis lakon terjemahan berjudul Qasidah Barzanji dan sejumlah puitisasi ayat Alquran. Selain itu, ia juga menerjemahkan karya-karya klasik Arab ke dalam bahasa Indonesia. Puisinya dipilih Linus Suryadi untuk antologi Tonggak 3 (1987).