Suku : Serang
Genre : Pertunjukan
Provinsi: Provinsi Banten
Kabupaten/Kota: Kabupaten.Serang
Kecamatan: Carenang
Desa: Wadgalih, Desa Mendaya
Penyebaran: Banten
Seni pertunjukan
dari Kabupaten Serang Provinsi Banten. Muncul sejak masa Sultan
Ageng Tirtayasa yang berfungsi
sebagai wadah
menceritakan perjalanan para sultan Banten, dan juga cerita
tentang babad Banten. Seiring
perjalanan waktu, tema-tema cerita yang diangkat berkembang dengan mengutip dari kisah-kisah Mahabarata, Ramayana, dan
Lokapala. Saat ini cerita-cerita yang dibawakan
dalam Wayang Garing tidak hanya yang bernilai sejarah tetapi juga bernilai hiburan.
1. Wayang Garing adalah Wayang Kulit tanpa gamelan, tembang, dan sinden sehingga disebut Wayang Garing yang artinya kering. Akan tetapi, kecrek, cempaka, layar, batang pisang, dan lampu tetap digunakan dalam wayang Garing.
2. Peran gamelan, tembang, dan sinden digantikan oleh ocehan, nyanyian, dan musik yang keluar dari mulut dalang.
3. Durasi rata-rata 4 jam, tetapi dapat menjadi semalam suntuk sesuai pesanan penanggap
4. Satu-satunya Maestro Wayang Garing bernama Kajali berasal dari Kampung Wadgalih, Desa Medaya, Kecamatan Carenang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.
5. Dipentaskan saat musim panen sehingga banyak yang menanggap untuk acara pernikahan dan sunatan.
6. Wayang Garing, wayangnya dari kulit binatang seperti Wayang Kulit.
7. Dari Segi cerita, pakemnya seperti Wayang Purwa.
8. Lakonnya bersumber dari kisah Mahabarata, Ramayana, dan Lokapala.
9. Lakon yang sering ditampilkan Rama Tambak, Pendawa Dibagi Empat, Bangbang Sinat Matahari, Astrajingga Menggugat Warisan, dan Arya Dilla/dari Babad Banten