Suku : Baruta Analalaki
Genre : Puisi
Provinsi: Provinsi Sulawesi Tenggara
Kabupaten/Kota: Kabupaten.Buton
Penyebaran: Wakatobi dan Buton
Tradisi lisan
kaбanti merupakan salah satu bentuk puisi yang paling banyak berkembang dalam
masyarakat Wakatobi dan Buton pada umumnya. Kabhanti lahir dan berkembang
secara turun-temurun sebagai salah satu kesenian maupun sebagai bagian dari
berbagai aktivitas kehidupan masyarakat Wakatobi. Dalam Kabhanti terdapat konsep kearifan lokal masyarakat
Buton, misalnya konsep kearifan lokal terhadap lingkungan (hutan, laut,
karang, sungai), sistempolitik, dan sistem sosial (konsep mengenai keluarga termasuk
konsep seks). Untuk kepentingan pengajaran bagi calon ayah dan ibu itulah
naskah Kabanti Kaluku Panda Atuwu Incuna Dempa selanjutnya disingkat (KP) hadir
dalam kehidupan keluarga masyarakat Buton. Oleh karena itu, upaya penelusuran
mengenai konsep kearifan lokal mengenai seks tersebut sangat penting terutama
dalam mewujudkan generasi bangsa yang berbudaya dan bermartabat.
Dalam naskah
kabanti (KP) menggambarkan tata cara pemilihan lahan (jodoh), waktu untuk
menebas pohon (melamar, pernikahan), waktu untuk menanam (berhubungan intim),
cara menanam (cara berhubungan intim), sampai pada cara perawatan bibit yang
disemai hingga lahir menjadi seorang bayi. Dalam naskah juga dijelaskan
mengenai sifat anak jika orang tunya mengikuti kaidah-kaidah seks, demikian
juga implikasi jika terjadi kesalahan baik dalam pemilihan lahan, waktu
menebas, menanam, ataupun cara merawat tanaman yang ada akan berdampak pada
sifat anak atau bayi tersebut.
KP yang berarti “Kelapa Pendek yang Tumbuh di
Batu Cadas” merupakan naskah kabanti yang ditulis oleh La Kobu (Yarona La
Buandairi) yang bergelar Petapasina Baadia yang berarti yang memperbaiki
kehidupan orang Baadia di bidang seks atau yang menanamkan adab seks di dalam
masyarakat Baadia (Kraton Buton). Naskah ini memiliki banyak salinan dan sampai
saat ini masih banyak tersebar di dalam masyarakat Buton. Naskah kabanti (KP) merupakan naskah yang
banyak dijumpai dalam keluarga-keluarga yang ada dalam masyarakat Buton.