Suku : Minangkabau
Genre : Prosa
Provinsi: Provinsi Sumatera Barat
Kabupaten/Kota: Kota.Pariaman
Desa: Luhak Tanah Datar
Dalam sastra rakyat Minangkabau, pengertian
Salawat Dulang adalah penceritaan cerita tentang kehidupan Nabi
Muhammad, cerita yang memuji Nabi Muhammad, atau cerita yang berhubungan dengan
persoalan agama Islam dengan diiringi irama bunyi ketukan jari pada dulang atau
piring logam besar itu. Salawat dulang
berkembang hingga saat ini. Dari dulunya yang hanya tampil dua orang (satu
klub) untuk menyajikan buah kaji,
selanjutnya salawat dulang
ditampilkan oleh empat orang (dua klub) yang masing-masing membawakan buah kaji yang mereka kuasai.
Lama-kelamaan berkembang pula menjadi kompetisi uji kemampuan dengan cara
saling mengajukan pertanyaan dan menjawabnya. Penyajian salawat dulang juga berkembang dengan adanya pembahasan berupa
masalah-masalah yang sedang berkembang di dalam masyarakat. Bahkan, di daerah
Kamang-Agam, pernah terkenal “Hikayat Perang Kamang” yang merupakan cerita
sejarah, yang berbeda dengan pembahasan ajaran-ajaran Islam. Namun begitu, salawat dulang tetap tidak meninggalkan
aspek-aspek ajaran Islamnya, salah satunya dengan membaca salawat di awal pertunjukannya.
Irama lagu yang digunakan untuk mengiringi
pendendangan teks salawat dulang juga
berkembang. Dulu ketika tradisi ini berkembang di daerah Malalo, irama yang
digunakan adalah “Lagu Malalo”. Sekarang berkembang ada seperti “Lagu Solok” di
Solok, “Lagu Salayo” di Salayo, “Singkarak Manangih”, dan sebagainya. Sehingga,
irama salawat dulang sangat beragam
dan seringkali menunjukkan kekhasannya masing-masing di tiap daerah. Saat ini, irama lagu yang digunakan juga
tidak terbatas hanya kepada lagu-lagu khas daerah Minang. Tetapi juga irama
lagu pop, dangdut, bahkan belakangan mulai ada irama lagu-lagu tradisional dari
daerah lain di Indonesia, seperti “Es Lilin” dari Sunda, dan “Butet” dari
Batak.
Struktur lagu (teks) salawat dulang adalah sebagai berikut.
- Katubah (khotbah).
Teks bagian khotbah ini terdiri dari:
- Imbauan
Katubah
(Himbauan khotbah). Isinya adalah rangkaian bunyi vokal seperti akan
memanggil orang untuk datang dan mendengar salawat tersebut seperti bunyi
“a…, ai…, oi…atau ei…”.
- Katubah (Khotbah),
yaitu bagian yang berisi salam pembuka assalamua’alaikum
- Lagu Batang,
yaitu bagian yang pendendangannya sudah mulai berirama sambil menabuh
dulang. Pada bagian ini tukang salawat menyampaikan identitas tukang
salawat yang tengah tampil.
- Yamolai.
Teks ini adalah bagian yang memuja dan memuji Allah dan Rasulnya dengan
kata Yamolai untuk nabi Muhammad, dan Ya Ilallah untuk Allah
SWT. Selain itu, pada bagian ini juga ada permintaan maaf sebelum memulai
pengajian.
Teks Yamolai
ini dibagi lagi menjadi yamolai I dan yamolai II. Pada
Yamolai I, tukang salawat mendendangkan kata “yamolai” dan “ilallah”
hanya satu kali di akhir bait. Sedangkan pada yamolai II, kata “yamolai”
dan “ilallah” didendangkan dua kali di akhir bait.
- Lagu Cancang. Teks bagian ini
adalah bagian inti dari keseluruhan teks. Lagu cancang ini juga
terdiri dari beberapa bagian yang disebut frasa.
- Frasa 1, pengantar,
berisi sedikit penjelasan mengenai masalah agama yang akan dibahas selanjutnya.
Bagian ini juga biasa disebut lagu
peralihan.
- Frasa 2, buah
atau isi. Bagian ini berisi pengajian mengenai suatu masalah agama.
- Frasa 3, menjawab
pertanyaan. Pada bagian ini ada jawaban pertanyaan dari grup sebelumnya. T
- Frasa 4, memberikan
pertanyaan. Pada bagian ini grup yang sedang tampil memberikan
pertanyaan untuk grup yang akan tampil sesudahnya.
- Frasa 5,
tambahan atau hiburan. Teks ini isinya bebas dan cenderung
menghibur.
- Penutup,
yaitu teks yang mengakhiri penampilan. Kadang bagian ini berupa pantun dan
permintaan agar grup selanjutnya memberikan pengajian yang bagus dan
penampilan yang seru.
Tim Peneliti : Eka Meigalia, S.S, M.Hum