Suku : Makassar
Genre : Puisi
Provinsi: Provinsi Sulawesi Selatan
Kabupaten/Kota: Kabupaten.Gowa
Penyebaran: Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan
Royong, jenis sastra tutur masyarakat Kabupaten Gowa, Sulawesi
Selatan. Asal-usul Royong diyakini
dilantunkan oleh para dayang ketika mengiringi turunnya Tumanurung (atau
Tomanurung) dari khayangan ke bumi Gowa yang waktu itu diperintah oleh Raja Karaeng
Bayo, Raja Gowa pertama. Dalam mitologi masyarakat (suku-suku) di jazirah
Sulawesi Selatan, Tumanurung selalu muncul secara tiba-tiba tanpa pernah
diketahui asal-usulnya, padahal kehadirannya selalu membawa perubahan pada
masyarakat masa itu. Ketika Tumanurung yang kemudian dinamai Putri Tamalate
menikah dengan Raja Gowa, Royong
dilantunkan kembali dalam pesta perkawinan tersebut oleh dayang-dayang Putri
Tamalate. Begitu juga setelah lahirnya anak Putri Tamalate dan Karaeng Bayo
yang diberi nama Karaeng Tumasalangga Baraya. Setelah itu barulah dayang-dayang
Putri Tamalate kembali ke langit. Royong
sebagai tradisi lisan Gowa saat ini ditampilkan dalam upacara adat siklus hidup
manusia (kelahiran, sunatan, perkawinan, meninggal), syukuran rumah baru,
bahkan naik haji, dan sebagainya. Royong
dipandang sakral dan hanya boleh disampaikan oleh perempuan; tidak boleh oleh
laki-laki. Royong dilagukan
oleh seorang perempuan yang disebut paroyong
(pelantun royong) walaupun tidak mempunyai notasi, diiringi
musik tradisional ganrang (gendang) dan puik-puik (terompet). Penampilan Royong diawali ritual dengan delapan macam sajian: leko sikabba (daun sirih dan kapur, rappo sikabba atau buah pinang), tai bani (lilin merah), uang, padupang (bara membakar kemenyan), beras si gantang (beras 4 liter), gula merah dan buah
kelapa utuh, kain putih, dan tembakau (rokok). Saat ini Royong dalam kondisi terancam punah baik dari segi penampilannya
maupun pewarisannya. Masyarakat lebih senang menanggap organ tunggal. Syair
Royong mengandung doa untuk keselamatan
hidup.
Contoh teks Royong:
Lolo Bayo
Iyo, Iye, baji padaeng,
bukkarrang bawana
Sassang padaeng,
bukkarrang bawana
Roya padaeng, parimba
topena
Pale padaeng, pakampo
bidakna
Panaik matanna,
Namatekne pakmaikna,
nabuak sigarana
Lape padaeng, pallajang
rengganna
Bokboki daeng,
Toknok padaeng, niak
gading ri limanna
Cinna padaeng, paranna
malolo
Tamaloloko siseppe
Nusipoke poke genrek
Nusitabbak rappo lolo
Nusitanroi kana
Nusikaik kido kannying
Anrong antemo anne kamma
Niak rua pannggainna
Natumaneng magarring
Makjeknek masalloe
namanaik maberue
Kuntu memang maloloa
Turukiangna cinna
sikacinnaiya
* * *
Terjemahan:
Iyo, iye, berikan segalan yang baik Daeng, lalu
bukalah mulutnya
Limpahkan kasih sayang Daeng, lalu bukalah
mulutnya
Roya Padaeng, bukakan selendangnya
Kuatkan ikatan sarungnya
Bukalah penglihatannya
Agar gembira hatinya, agar terbuka jalan yang
luas
Lubangilah daeng (merujuk pada lasugi)
Lihatlah daeng, ada gading di pergelangan
tangannya
Keinginannya Daeng, pada orang yang sepadan
Tidak mudah berselisih
Tidak mudah saling bertikai
Saling berbagi makanan
Saling mendengar
Saling memberi isyarat
Lalu orang tuanya
Menyayangi keduanya
Tidak mudah terkena penyakit
Senantiasa membersihkan diri
mendatangkan
Demikianlah jiwa muda
Mengikuti pandangan dan keinginannya
Rekrasa (untuk keturunan raja)
Iyo, iyo tunimalo
Daeng massaile sakik
Apa daeng lakikana
Meneki sallang ri banngia
Tena tau ri ballakku
Lonna kekbuki numene
Punna bosi namenea
(nataba lallunga)
Lonna mannginrangki laklang
Lonna tena inrannganna
Namakjekneki salloe
Namanaik maberue
Niakja daeng tope ri
ballakku
Punna sekreja kijuluk
Kuntu memang maloloa
Turukianna cinna
sikacinnaiya
* * *
Terjemahan:
Iyo, iyo, wahai orang yang lalu
lalang
Wahai Daeng sudilah melirik
Apa yang hendak diucapkan
Hendak mampir di malam hari
Tidak ada orang di dalam rumah
Jika pintu tertutup
Jika hujan telah singgah
Hendaklah meminjam naungan
Meski tak mudah meminjamnya
Semua akan ada jalannya
Untuk mendapatkannya
Daeng, ada selendang dalam rumahku
Jika kita sepadan
Sudah demikian orang muda
Mengikuti padangan dan keinginnanya
* * *
Cui
Cui battumako mene (kalau
bukan karaeng tidak pakai mene)
Nurikbakkang cui lolonna
Bonena uli battanna
Na sikuntumo numera
Nu tea makjeknek mata
Namatekne pakmaiknu
* * *
Terjemahan:
Wahai Cui datanglah engkau
Bawalah terbang hal yang buruk
Yang tak baik dari tubuhnya
Karenanya tak perlu bersedih hati
Tak usah menangis
Bergembiralah (bahagialah) selalu
* * *
Cui
Cui mene, cui mene
Battu laukmi anjo mae
Assaraung dompa-dompa
Assulampe sulendangna
Mene situtung-tutung
Akrikbakmi anraik
Riallakna Serok na pakbineang
Namaklete suluk
Ri poeng pangke lompona
Nakarukrusangi lekok
Nakatantangangi bunga
Namatukgurukmo naung
I balo mate nibuno
Mate niboka battanna
Mate nitattak bongganna
Na niallemo cerakna
Nipacerak nipakballe
pakballena kina lolo
Nutea rera
Nutea makjeknek mata
Terjemahan:
Cui datang, cui datanglah
Datanglah dari barat
Memakai caping dompa-dompa(?) untuk laki-laki
Berselempang selendang (perempuan)
Datang dengan banyak orang
Lalu terbang ke timur
Antara Sero dan pakbineang
Lalu pindah ke luar
Pada tangkai batang besarnya
Lalu gugur daun
Kemudian muncul bunganya
Lalu jatuh ke bawah
I Balo mati terbunuh
Mati dengan perut tertombak
Mati dengan paha terbelah
Lalu darahnya diambil
Menjadi obat awet muda
Agar kau tak bersedih
Agar tidak berlinang air matamu
*****
Royongna Karaengta Bontolangkasa
(untuk pengantin dan
sunantan)
Pakja padaeng tau numaloe
Sassa padaeng bukkarrang
bawana
Bajik padaeng parimba topena
Tekne padaeng panaik
sigarakna
Lape padaeng buakkang
matana
Pale padaeng pakampo
bidakna
Toknok padaeng gading ri
limanna.
Roya padaeng pallajang
rengganna
Cinna padaeng parannu
malolo
Malolo kuseppe
Nusikaik kaeroki
Bukbuki daeng rinring ri
juluna
Nasipoke poke genreng
Nusitabbak rappo lolo
Nu sikaik-kaik tope
Kuntu memang maloloa
Turukianna cinna
sikacinnaiya
Sikuntumi numera
Namatekne pakmaiknu
* * *
Terjemahan:
Senang daeng, orang yang lewat
Sassa Padaeng, bukalah mulutnya
Baiklah daeng bukalah selendangnya
Bahagialah Daeng, luaskan jalannya
Mari Daeng bukalah matanya
Mari Daeng kuatkan ikatan sarungnya
Lihatlah Daeng ada gading di pergelangan
tangannya
Bahagialah Daeng palajjang rengganna
Berbahagialah Daeng dengan sesama
Saling menaruh hati
Lihatlah yang pantas bagimu
Saling berbagi perasaan
Saling bertukar rappo lolo(?)
Saling mengikat selendang
Demikianlah jiwa muda
Mengikuti pandangan dan keinginannya
Karena itu jangan bersedih
Bahagiakanlah hatimu