Suku : Buton
Genre : Prosa
Provinsi: Provinsi Sulawesi Tenggara
Kabupaten/Kota: Kabupaten.Buton
Penyebaran: Buton
Secara harfiah, Bongkaana Tao
berarti membongkar tahun. Acara tersebut merupakan pesta panen dan ritual
menolak bala. Akan ada upacara melabuhkan sesajen ke lautan sambil berdoa agar
segala bencana bisa lenyap dan hilang di lautan lepas. Ada dua maksud
digelarnya acara tersebut. Pertama adalah ungkapan rasa syukur atas rezeki yang
dicurahkan Allah kepada warga sekitar. Kedua adalah memanjatkan doa agar dijauhkan
dari segala bahaya dan sial yang bisa datang sewaktu-waktu. Jadi Bongkaana Tao
artinya menutup masa panen dengan penuh suka cita sambil berharap agar tahun
berikutnya lebih mendatangkan rezeki dan pengharapan.
Sesajennya berbentuk perahu dan di haluan terdapat kayu berbentuk kepala
buaya, sedangkan di bagian buritan atau belakang perahu sesajen tersebut,
terdapat patung ekor buaya. Menurut hikayat, dahulu di dasar sumur itu berdiam
seekor buaya yang sakti sehingga sumur itu dianggap keramat. Hingga satu saat,
buaya tersebut lenyap kemudian ada warga yang seakan mendapatkan wangsit agar
setiap tahun diadakan ritual di sumur tersebut agar membuang sial dan mendoakan
semua warga agar selalu bahagia dan bertambah rezekinya. Warga yang mendapatkan
wangsit itu, selanjutnya menjadi pemimpin doa. Hingga bertahun setelah dia
meninggal, posisinya akan digantikan oleh keturunannya.
Isi sesajen biasanya berupa makanan khas Buton seperti lapa-lapa,
telur, dan aneka lauk-pauk. Setelah itu, seorang moji datang membawa tempat
dupa, kemudian acara itu dimulai. Mereka lalu membakar dupa di kemenyan lalu
sama-sama berdoa. Doa disampaikan dalam bahasa Arab dan diselingi dengan bahasa
Indonesia. Saya mendengar beberapa kalimat yang diucapkan seperti jamaliyah,
jalaliyah, yang kesemuanya adalah manifestasi sifat-sifat Tuhan. Kata tersebut
sering diucapkan mereka yang mendalami tasawuf dan tarekat.
Usai berdoa, mereka lalu mengusung sesajen tersebut, kemudian membawanya
ke laut. Mereka lalu berjalan menuju ke dekat lapangan tempat pekande-kandea,
lalu ke dekat laut dan melepaskan perahu sesajen tersebut secara bersama-sama.