Arti Purbani mempunyai nama asli, yakni Bandoro Raden Ayu Partini Djajadiningrat. Dia dilahirkan di Solo, 14 Agustus 1902, sebagai putri Mangkunegara VII. Dia berpendidikan Eerste Europeesche Lagere School (Sekolah Dasar Eropa Pertama), kemudian ia mendapat pendidikan di bidang kebudayaan dan sastra Jawa di rumah, Astana Mangkunegara, Surakarta.
Dia menikah dengan Prof. Dr. Pangeran Ario Hoesein Djajadiningrat, seorang pakar filologi yang mendalami sejarah Banten, pada tanggal 9 Januari 1921. Dari pernikahannya itu, Arti Purbani dikaruniai 6 orang putra-putri, yaitu Husniah Pardani (15 Oktober 1921), Pardewi Sulwah (9 September 1922), Siti Aminah Partuti (18 Mei 1924), Ahmad Partomo (10 September 1925), dan si kembar Husein Wahyu dan Husein Hidayat (21 April 1928). Dari keenam putra-putrinya itu, ia memperoleh delapan belas cucu dan dua puluh cicit.
Sejak kecil, Arti Purbani sudah gemar menulis. Namun, kegemarannya itu tidak disetujui oleh ayahnya. Begitu juga ketika ia menikah, suaminya juga tidak mendukung kegemarannya itu.
Selain menulis, Arti Purbani gemar melukis, membuat perhiasan dari tanah liat, dan membatik di atas kain sutra. Dari semua hobinya itu, hanya menulis yang masih ditekuninya.
Sejak suaminya meninggal dunia pada tahun 1960, Arti Purbani harus mencari penghasilan tambahan untuk menghidupi dirinya karena uang pensiun suaminya tidak mencukupi. Dia membuka perpustakaan kecil-kecilan. Perpustakaannya itu berisi majalah-majalah lama. Meskipun memiliki enam orang anak dan belasan cucu, serta puluhan cicit, ia tidak mau menggantungkan hidupnya kepada keluarganya itu. Dia lebih senang tinggal di rumah sendiri dengan ditemani oleh pembantu. Hal itu bukan berarti ia tidak menyayangi keluarganya itu.
Karya Arti Purbani adalah Widyawati (Balai Pustaka, 1949). Novel ini sudah mengalami beberapa kali cetak ulang. Di samping itu, beberapa novel telah ditulisnya, antara lain (1) Hasta Cerita (PT Pembangunan, 1971), (2) Sepasar dan Satu Malam (Balai Pustaka, 1971), (3) Ande-Ande Lumut (Balai Pustaka, 1976), dan (4) Tunjung Biru (Balai Pustaka, 1985).