Peneliti : Basmbang Wibisono, dkk.
Tanggal Penelitian : 01-01-1997
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengungkap penanda kalimat negatif dalam bahasa Madura yang dikaitkan dengan ciri-ciri morfologis, sintaksis, dan semantis yang didapatkan dalam kalimat negatif deklaratif, interogatif, dan imperatif dan mengungkap penggunaan kalimat negatif dalam bahasa Madura dilihat dari aspek pembicara dan lawan bicara, situasi tuturan, tujuan tuturan, dan modalitas.
Penelitian ini mengungkapkan bahwa konstituen linguistik yang digunakan sebagai penanda kalimat negatif dalam bahasa Madura adalah enjaq ‘tidak’, taq ‘tidak’, taq kera ‘tidak mungkin’, banne ‘bukan’ untuk kalimat negatif deklaratif dan interogatif, sedangkan untuk kalimat negatif imperatif menggunakan jhaq atau ajhaq ‘jangan’. Secara pragmatis, kalimat negatif bahasa Madura digunakan untuk mengingkari pernyataan, menyangkal tuduhan, menyalahkan pendapat, menolak ajakan, melarang, dan menegaskan. Dalam pemakaiannya, kalimat negatif BM memiliki variasi bentuk, seperti konstituen enjaq yang dalam tingkat tutur E-E, enjaq berubah menjadi enten dan dalam tingkat tutur E-B berubah menjadi bhuten. Secara sintaksis, konstituen enjaq, taq, taq kera, banne, dan jhaq dapat digunakan untuk mengaktifkan konstituen lain dalam kalimat mayor. Dalam kaitan itu, keempatnya juga dapat berdiri sendiri sebagai kalimat minor kecuali konstituen negatif taq. Secara formatif, konstituen penanda kalimat negatif dalam BM berada di depan konstituen yang dinegatifkan. Secara semantis, penanda negatif banne dapat dikategorikan ke dalam konstituen negatif alternatif. Konstituen negatif enjaq, taq, dan taq kera dapat dikategorikan sebagai penanda kalimat negatif alternatif