Peneliti : Irwanto, Devi Fauziah Ma'rifat, Yulita Fitriana, Sarmianti, Imelda
Tanggal Penelitian : 11-02-2017
Tahun Terbit : 2017
Abstraksi :
ABSTRAK
Irwanto, Devi Fauziah Ma'rifat, Yulita Fitriana, Sarmianti, Imelda
Balai Bahasa Riau
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jalan Binakrida, Kompleks Universitas Riau, Panam, Pekanbaru, 28293
balai_bahasa_provinsi_riau@yahoo.com
Salah satu penyebab hilangnya tradisi atau kebudayaan adalah adanya pemahaman bahwa tradisi adalah masa lalu dan kuno. Juga, modernitas dianggap satu-satunya jalan memajukan suatu bangsa sehingga mengabaikan tradisi.,. (Puspitasari P.(2015). Nyanyian rakyat adalah contoh dari sebuah tradisi lisan. Ondua adalah tradisi lisan yang terdapat di dalam masyarakat Melayu Rokan Hulu, Riau. Ondua termasuk tradisi lisan yang bersifat verbal. Sebagai nyanyian rakyat, Ondua berisi pantun dan syair yang disampaikan dengan menyanyikan atau menyenandungkannya, sangat syarat dengan nilai kearifan lokal. Banyak penelitian terdahulu mengkaji nyanyian menidurkan anak, salah satunya Nyanyian menidurkan anak di Rokan Hulu, riau yang dilakukan Suaibah dan Asriwandari (2014). Menurutnya, tradisi menidurkan anak (ayun budak), di Kecamatan bangun Purba, Rokan Hulu, adalah kegiatan sosial yang melibatkan warga dalam yang bernilai religius. Sempitnya penelitian terdahulu, maka diperlukan kajian mendalam soal bagaimana vitalitas nyanyian pengantar tidur. (Ondua) di Kabupaten Rokan Hulu. Penelitian mixed methods research, deskriptif kualitatif ini adalah suatu desain penelitian yang didasari asumsi filosofis sebagaimana metode inkuiri. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran kuisioner, observasi, dan wawancara. Penelitian dengan teknik random sampling, mengambil sampel di sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Rokan Hulu. Hasilnya, Ondua adalah nyanyian rakyat berisi pantun dan syair yang disampaikan dengan menyanyikan atau menyenandungkannya. Nyanyian Ondua ini dipergunakan untuk menidurkan anak atau cucu. Ondua tidak hanya hidup dalam lingkungan keluarga, akan tetapi Ondua dipentaskan dalam sebuah acara (seni pertunjukan).
Dari hasil kuesioner yang disebar kepada responden di sembilan kecamatan yang ada di Kabupaten Rokan Hulu setengah responden (56,58%) yang menyetujui tradisi Onduo masih dituturkan dan diwariskan kepada generasi muda dengan sangat bagus. Akan tetapi tidak semua orang bisa menuturkan atau menampilkan Onduo, hanya 28,57% responden. Hal ini menunjukkan bahwa masih terlihat vitalitas (daya hidup) Onduo dalam masyarakat Rokan Hulu. Akan tetapi, tetap disarankan upaya konservasi sebagai bagian usaha untuk melindungi tradisi lisan yang ada di Riau.
Kata kunci: vitalitas, Onduo, Rokan Hulu