• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 
Nafiri   (1983)
Kategori: Karya Sastra

 
 

Nafiri merupakan buku kumpulan sajak Djamil Suherman. Buku kumpulan sajak ini pertama kali diterbitkan tahun 1983 di Bandung oleh penerbit Pustaka Salman, Institut Teknologi Bandung. Menurut pengarangnya, seperti yang diungkapkan oleh Mahbub Djunaidi (Djunaidi, 1983) dalam "Pengantar Kata Dari Teman Lama", penyusunan buku kecil ini dimulai sejak tahun 1953 dan berakhir di tahun 1967.

Nafiri memuat 37 sajak sebagai berikut: (1) "Malam Kehilangan", (2) "Sunyi", (3) "Kapan Lagi", (4) "Hari – hari Penanggungan", (5) "Sepi", (6) "Jendela Tua", (7) "Di Lingkar Api", (8) "Elisa", (9) "April", (10) "Malam Pengantin", (11) "Lagu Tanah Air", (12) "Yuliaku", (13) "Malam Natal", (14) Anak Hilang", (15) "Sebuah Berita", (16) "Elegi", (17) "Gerimis Malam", (18) "Sebuah Dunia", (19) "Carpe Diem", (20) "Siul Burung Malam", (21) "Malam Panjang", (22) "Ikrar", (23) "Malam Ketujuh", (24) "Lorong Mati", (25) "Kepada Ibuku", (26) "Di Muka Kaca", (27) "Di Pelabuhan", (28) "Putusan", (29) "Bangun", (30) "Amanat", (31) "Seruan", (32) "Sorga Miskin", (33) "Persahabatan", (34) "Tuhanku Aku Termangu", (35) "Air Mata", (36) "Malam Di Sebuah Pantai", dan (37) "Kepada Pengembara".

Dalam rentang waktu 14 tahun penyusunannya, sajak-sajak Djamil Suherman berserakan di mana–mana dan terbit dalam berbagai majalah yang ada saat itu, antara lain, 1. majalah Medan Sastra, tahun 1953 ("Malam Kehilangan" dan "Bangun"), 2. Majalah Pena, tahun 1954 ("Sunyi", "Kapan lagi", "Hari–hari Penanggungan", "Malam di Sebuah Pantai", dan "Kepada Pengembara"); 3. Majalah Siasat, tahun 1955 ("April", "Sebuah Dunia", "Siul Burung Malam", dan "Malam Panjang"), 4. Majalah Kisah, tahun 1956 ("Malam Pengantin" dan "Lagu Tanah Air"); 5. Majalah Genta, tahun 1957 ("Yuliaku", "Carpe Diem", dan "Ikrar"); 6. Majalah Budaya, tahun 1956 ("Malam Natal", "Anak Hilang", Gerimis Malam", "Malam Ketujuh", "Di Muka Kaca", "Di Pelabuhan", "Putusan", dan "Seruan"); 7. Majalah Wijaya, tahun 1959 ("Lorong Mati" dan "Kepada Ibuku"), 8. Majalah Gelora, tahun 1961 ("Amanat"), 9. Majalah Tunas, tahun 1953 ("Tuhanku, Aku Termengu"); dan 10. Majalah Horison, tahun 1969 ("Sorga Miskin" dan "Persahabatan").

Sajak-sajak Djamil Suherman yang terhimpun dalam Nafiri pada umumnya berbentuk sajak baru dalam arti sajak bebas, paling pendek sajak 6 larik dan paling panjang 269 larik. Ada beberapa sajak yang ditulis dalam bentuk Soneta dan Kuartin (empat seuntai, ada yang satu bait, dua bait, dan tiga bait) sebagai bentuk sajak terikat. Hampir semua sajak dalam Nafiri berbentuk lirik. Sajak-sajak tersebut pada umumnya berupa lukisan alam, nyanyian kesunyian, kepahitan hidup, dan pujaan kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Sajak-sajak dalam Nafiri ini tidak terlalu menonjol, tetapi banyak dikutip para penulis buku yang ditampilkan dalam bukunya masing – masing.

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Nafiri Tji Putat
    Judul : Nafiri Tji Putat Bahasa : Indonesia Data Publikasi: Publikasi majalah Tahun Ke-V No. 7 Tgl.Publikasi 1970 Provinsi: Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota: Kota.Jakarta Pusat Kecamatan: ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     
    Nafiri   (1983)
    Kategori: Karya Sastra

     
     

    Nafiri merupakan buku kumpulan sajak Djamil Suherman. Buku kumpulan sajak ini pertama kali diterbitkan tahun 1983 di Bandung oleh penerbit Pustaka Salman, Institut Teknologi Bandung. Menurut pengarangnya, seperti yang diungkapkan oleh Mahbub Djunaidi (Djunaidi, 1983) dalam "Pengantar Kata Dari Teman Lama", penyusunan buku kecil ini dimulai sejak tahun 1953 dan berakhir di tahun 1967.

    Nafiri memuat 37 sajak sebagai berikut: (1) "Malam Kehilangan", (2) "Sunyi", (3) "Kapan Lagi", (4) "Hari – hari Penanggungan", (5) "Sepi", (6) "Jendela Tua", (7) "Di Lingkar Api", (8) "Elisa", (9) "April", (10) "Malam Pengantin", (11) "Lagu Tanah Air", (12) "Yuliaku", (13) "Malam Natal", (14) Anak Hilang", (15) "Sebuah Berita", (16) "Elegi", (17) "Gerimis Malam", (18) "Sebuah Dunia", (19) "Carpe Diem", (20) "Siul Burung Malam", (21) "Malam Panjang", (22) "Ikrar", (23) "Malam Ketujuh", (24) "Lorong Mati", (25) "Kepada Ibuku", (26) "Di Muka Kaca", (27) "Di Pelabuhan", (28) "Putusan", (29) "Bangun", (30) "Amanat", (31) "Seruan", (32) "Sorga Miskin", (33) "Persahabatan", (34) "Tuhanku Aku Termangu", (35) "Air Mata", (36) "Malam Di Sebuah Pantai", dan (37) "Kepada Pengembara".

    Dalam rentang waktu 14 tahun penyusunannya, sajak-sajak Djamil Suherman berserakan di mana–mana dan terbit dalam berbagai majalah yang ada saat itu, antara lain, 1. majalah Medan Sastra, tahun 1953 ("Malam Kehilangan" dan "Bangun"), 2. Majalah Pena, tahun 1954 ("Sunyi", "Kapan lagi", "Hari–hari Penanggungan", "Malam di Sebuah Pantai", dan "Kepada Pengembara"); 3. Majalah Siasat, tahun 1955 ("April", "Sebuah Dunia", "Siul Burung Malam", dan "Malam Panjang"), 4. Majalah Kisah, tahun 1956 ("Malam Pengantin" dan "Lagu Tanah Air"); 5. Majalah Genta, tahun 1957 ("Yuliaku", "Carpe Diem", dan "Ikrar"); 6. Majalah Budaya, tahun 1956 ("Malam Natal", "Anak Hilang", Gerimis Malam", "Malam Ketujuh", "Di Muka Kaca", "Di Pelabuhan", "Putusan", dan "Seruan"); 7. Majalah Wijaya, tahun 1959 ("Lorong Mati" dan "Kepada Ibuku"), 8. Majalah Gelora, tahun 1961 ("Amanat"), 9. Majalah Tunas, tahun 1953 ("Tuhanku, Aku Termengu"); dan 10. Majalah Horison, tahun 1969 ("Sorga Miskin" dan "Persahabatan").

    Sajak-sajak Djamil Suherman yang terhimpun dalam Nafiri pada umumnya berbentuk sajak baru dalam arti sajak bebas, paling pendek sajak 6 larik dan paling panjang 269 larik. Ada beberapa sajak yang ditulis dalam bentuk Soneta dan Kuartin (empat seuntai, ada yang satu bait, dua bait, dan tiga bait) sebagai bentuk sajak terikat. Hampir semua sajak dalam Nafiri berbentuk lirik. Sajak-sajak tersebut pada umumnya berupa lukisan alam, nyanyian kesunyian, kepahitan hidup, dan pujaan kepada Tuhan Sang Maha Pencipta. Sajak-sajak dalam Nafiri ini tidak terlalu menonjol, tetapi banyak dikutip para penulis buku yang ditampilkan dalam bukunya masing – masing.

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Nafiri Tji Putat
    Judul : Nafiri Tji Putat Bahasa : Indonesia Data Publikasi: Publikasi majalah Tahun Ke-V No. 7 Tgl.Publikasi 1970 Provinsi: Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota: Kota.Jakarta Pusat Kecamatan: ...
  • Nafiri Tji Putat
    Judul : Nafiri Tji Putat Bahasa : Indonesia Data Publikasi: Publikasi majalah Tahun Ke-V No. 7 Tgl.Publikasi 1970 Provinsi: Provinsi DKI Jakarta Kabupaten/Kota: Kota.Jakarta Pusat Kecamatan: ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa