Romance Perjalanan merupakan kumpulan sajak karya Kirdjomuljo yang diterbitkan oleh Kantor Pemesanan Buku dan Majalah, Yogyakarta, pada tahun 1955. Kumpulan sajak itu merupakan satu-satunya kumpulan sajak Kirdjomuljo yang terbit sebagai buku, dan itu pun baru bagian pertamanya saja. Penerbitan Romance Perjalanan dimungkinkan karena usaha penyairnya sendiri.
H.B. Jassin dalam bukunya Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Esei IV (1967) mengatakan bahwa Romance Perjalanan merupakan kumpulan sajak dalam pengembaraan. Sajak yang menjadi petunjuk daerah pengembaraan, antara lain "Romance Kecapi Sunda", "Kota Kelahiran", "Jakarta", "Surabaya", "Surat dari Malang", "Lorojonggrang", dan "Sindoro Sumbing". Dalam bagian kedua yang belum terbit juga terdapat "Ambarawa", "Laut Selatan", "Kaliurang", dan "Selarong" sementara pada bagian ketiga yang juga belum terbit melukiskan keindahan Pulau Bali.
Bila Romance Perjalanan bagian pertama menyanyikan alam, bagian kedua lebih menampakkan perhatian penyair terhadap manusia dengan masalah-masalah sosialnya, seperti sajak-sajak "Penggali Batu Kapur, "Desa", dan "Kapal di Pelabuhan", sedangkan "Ambarawa" dan "Selarong" merupakan sajak-sajak kenangan perjuangan. Lebih lanjut, demikian kata Jassin, setelah membaca Romance Perjalanan bagian pertama dan kedua yang penuh persoalan, begitu sampai di bagian ketiga, pembaca serasa sampai di Tasik yang tenang, yang memesona karena keindahan alam, seperti danau, laut, sawah, gunung, dan bulan.
H. B. Jassin (1967) menyatakan sajak Kirdjomuljo sangat kaya akan bunyi, yang mengungkapkan pujaan terhadap alam. Hal itu sesuai dengan karakter Kirjomulyo sebagai penyair yang menyatakan perasaannya dengan menggunakan alam sebagai gambaran jiwanya. Alam dirasakannya sebagai perlambang kehidupan jiwanya dan alam adalah pengantar kepada dirinya.
H. B. Jassin juga mengemukakan bahwa imajinasi yang kuat hadir dalam sajaksajak Kirjomulyo kadang-kadang melahirkan makhluk-makhluk yang dahsyat sebagaimana yang terdapat dalam mitologi dan dongeng-dongeng tentang dunia raksasa. Jassin mencontohkan sajak Kirjomulyo "Ambarawa" yang dianggapnya menyerupai dunia mitos: Darah jadi berasap/lidah jadi berapi/tangan bukan lagi jari/ hati bukan lagi asal cinta.Terakhir, Jassin berpendapat bahwa kurang tepat menyebut sajak-sajak Kirjomulyo dalam Romance Perjalanan itu sekadar impresi yang melintas tanpa bekas, karena isinya membara: bara api pengalaman dalam bahasa yang berpijar-pijar. Dengan seleksi yang ketat, kata Jassin Romance Perjalanan bagian pertama, kedua, dan ketiga dapat diterbitkan dalam satu kumpulan yang sangat representatif. Rekomendasi Jassin terhadap Romance Perjalanan bagian pertama, kedua, dan ketiga ternyata mendapatkan sambutan. Pada tahun 1979 Pustaka Jaya menerbitkan>Romance Perjalanan bagian pertama, kedua, dan ketiga dalam satu buku dengan judul Romansa Perjalanan.