• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Wato Wele Lia Nurat

Kategori: Registrasi Sastra Lisan

 

Suku : Lamaholot

Genre : Cerita Rakyat

Provinsi: Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kabupaten/Kota: Kabupaten.Flores Timur


Adalah seorang tokoh purba bernama Ema Wato Sem Bapa Madu Ma. Dia tinggal di sebuah tempat yang dikenal sebagai Sina Jawa. Pada suatu hari, dia menyuruh orang tuanya yakni burung garuda untuk terbang ke timur menuju ke puncak sebuah gunung yang bernama Ile Mandiri di bagian timur Pulau Flores. Ketika tiba di puncak gunung itu, sang garuda meletakkan sebutir telurnya. Dari sebutir telur itu, menetas dan lahirlah dua orang anak kembar, yang kemudian dinamakan Wato Wele (seorang wanita) dan Lia Nurat (seorang laki-laki). Sejak masih bayi hingga menjadi dewasa, Wato Wele dan Lia Nurat dipelihara dan dibesarkan oleh seorang hantu gunung. Ketika sudah mencapai usia akil-balik, Lia Nurat mengantar adiknya Wato Wele untuk menempati bagian selatan Ile Mandiri sedangkan Lia Nurat sendiri menempati bagian utaranya. Pada suatu malam, Lia Nurat menyalakan api unggun di puncak Ile Mandiri. Cahaya api itu sampai ke perkampungan Paji. Sinar api itu menimpa seorang gadis Paji bernama Hadung Boleng Teniban Duli. Suku Suban Lewa Hama, saudara Hadung Boleng disuruh pergi ke puncak Ile Mandiri mencari asal api unggun itu. Ketika tiba di sana dia bertemu dengan Lia Nurat. Lia Nurat berjanji akan turun ke perkampungan Paji. Lia Nurat pun turunlah ke perkampungan Paji dan menikah dengan Hadung Boleng. Dari pernikahan itu, lahirlah tujuh orang anak yang kelak menurunkan suku-suku Ile Jadi di Baipito. Mereka hidup berkecukupan. Kemakmuran mereka diketahui oleh orang-orang suku Soge (Maumere). Raja suku Soge pun mengantarkan anaknya yang bernama Uto Watak untuk diperistri Lia Nurat. Hadung Boleng tidak senang dengan kehadiran Uto Watak. Dia pun mengusir Uto Watak. Raja Suku Soge sangat marah. Mereka datang menyerbu dan membunuh Lia Nurat. Setelah Lia Nurat meninggal, kehidupan Hadung Boleng dan ketujuh anaknya sangat menderita. Suatu ketika Hadung Boleng bermimpi melihat pusat gunung. Dengan mimpi itu, kehidupan mereka kembali menjadi makmur. Terjadi perang di Adonara. Kelima putra Lia Nurat ikut berperang membela adik perempuan mereka. Dalam perang tersebut, putra sulung Lia Nurat, yakni Blawa Burak Sina Puri tewas terbunuh. Keempat putra Lia Nurat yang masih hidup kembali ke Ile Mandiri dan membagi tanah warisan di antara mereka.
 
PENCARIAN TERKAIT

  • Waliam
    Provinsi Papua Barat Bahasa Waliam dituturkan di Kampung Waliam, Distrik Salawati Selatan, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Kampung lain yang menuturkan bahasa itu adalah Kampung Sakapul dan ...
  • Taliabu
    Provinsi Maluku Utara Bahasa Taliabu dituturkan oleh masyarakat di Desa Kawadang, Kecamatan Taliabu Timur Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara. Menurut pengakuan ...
  • Taliabu
    Nama Lain: Taliabo Provinsi: Provinsi Maluku Utara Kabupaten/Kota: Kabupaten.Kepulauan Sula Kecamatan: Taliabu Desa: Kawadang Kategori: Aman Status: belum terkonservasi
  • Dorothea Rosa Herliany
    Dorothea Rosa Herliany adalah pengarang wanita yang sangat produktif. Ia dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah, 20 Oktober 1963. Setelah tamat Sekolah Dasar Tarakanita Magelang, Dorothea melanjutkan ...
  • Deliana
    Majalah Deliana terbit di Medan, Sumatra Utara, pertama kali terbit tahun 1927 sebagai majalah bulanan. Penerbitnya adalah Firma Zahari & CO dengan Moskeestraat 25, Telepon 1355, ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     

    Wato Wele Lia Nurat

    Kategori: Registrasi Sastra Lisan

     

    Suku : Lamaholot

    Genre : Cerita Rakyat

    Provinsi: Provinsi Nusa Tenggara Timur

    Kabupaten/Kota: Kabupaten.Flores Timur


    Adalah seorang tokoh purba bernama Ema Wato Sem Bapa Madu Ma. Dia tinggal di sebuah tempat yang dikenal sebagai Sina Jawa. Pada suatu hari, dia menyuruh orang tuanya yakni burung garuda untuk terbang ke timur menuju ke puncak sebuah gunung yang bernama Ile Mandiri di bagian timur Pulau Flores. Ketika tiba di puncak gunung itu, sang garuda meletakkan sebutir telurnya. Dari sebutir telur itu, menetas dan lahirlah dua orang anak kembar, yang kemudian dinamakan Wato Wele (seorang wanita) dan Lia Nurat (seorang laki-laki). Sejak masih bayi hingga menjadi dewasa, Wato Wele dan Lia Nurat dipelihara dan dibesarkan oleh seorang hantu gunung. Ketika sudah mencapai usia akil-balik, Lia Nurat mengantar adiknya Wato Wele untuk menempati bagian selatan Ile Mandiri sedangkan Lia Nurat sendiri menempati bagian utaranya. Pada suatu malam, Lia Nurat menyalakan api unggun di puncak Ile Mandiri. Cahaya api itu sampai ke perkampungan Paji. Sinar api itu menimpa seorang gadis Paji bernama Hadung Boleng Teniban Duli. Suku Suban Lewa Hama, saudara Hadung Boleng disuruh pergi ke puncak Ile Mandiri mencari asal api unggun itu. Ketika tiba di sana dia bertemu dengan Lia Nurat. Lia Nurat berjanji akan turun ke perkampungan Paji. Lia Nurat pun turunlah ke perkampungan Paji dan menikah dengan Hadung Boleng. Dari pernikahan itu, lahirlah tujuh orang anak yang kelak menurunkan suku-suku Ile Jadi di Baipito. Mereka hidup berkecukupan. Kemakmuran mereka diketahui oleh orang-orang suku Soge (Maumere). Raja suku Soge pun mengantarkan anaknya yang bernama Uto Watak untuk diperistri Lia Nurat. Hadung Boleng tidak senang dengan kehadiran Uto Watak. Dia pun mengusir Uto Watak. Raja Suku Soge sangat marah. Mereka datang menyerbu dan membunuh Lia Nurat. Setelah Lia Nurat meninggal, kehidupan Hadung Boleng dan ketujuh anaknya sangat menderita. Suatu ketika Hadung Boleng bermimpi melihat pusat gunung. Dengan mimpi itu, kehidupan mereka kembali menjadi makmur. Terjadi perang di Adonara. Kelima putra Lia Nurat ikut berperang membela adik perempuan mereka. Dalam perang tersebut, putra sulung Lia Nurat, yakni Blawa Burak Sina Puri tewas terbunuh. Keempat putra Lia Nurat yang masih hidup kembali ke Ile Mandiri dan membagi tanah warisan di antara mereka.
     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Waliam
    Provinsi Papua Barat Bahasa Waliam dituturkan di Kampung Waliam, Distrik Salawati Selatan, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Kampung lain yang menuturkan bahasa itu adalah Kampung Sakapul dan ...
  • Taliabu
    Provinsi Maluku Utara Bahasa Taliabu dituturkan oleh masyarakat di Desa Kawadang, Kecamatan Taliabu Timur Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara. Menurut pengakuan ...
  • Taliabu
    Nama Lain: Taliabo Provinsi: Provinsi Maluku Utara Kabupaten/Kota: Kabupaten.Kepulauan Sula Kecamatan: Taliabu Desa: Kawadang Kategori: Aman Status: belum terkonservasi
  • Dorothea Rosa Herliany
    Dorothea Rosa Herliany adalah pengarang wanita yang sangat produktif. Ia dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah, 20 Oktober 1963. Setelah tamat Sekolah Dasar Tarakanita Magelang, Dorothea melanjutkan ...
  • Deliana
    Majalah Deliana terbit di Medan, Sumatra Utara, pertama kali terbit tahun 1927 sebagai majalah bulanan. Penerbitnya adalah Firma Zahari & CO dengan Moskeestraat 25, Telepon 1355, ...
  • Waliam
    Provinsi Papua Barat Bahasa Waliam dituturkan di Kampung Waliam, Distrik Salawati Selatan, Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat. Kampung lain yang menuturkan bahasa itu adalah Kampung Sakapul dan ...
  • Taliabu
    Provinsi Maluku Utara Bahasa Taliabu dituturkan oleh masyarakat di Desa Kawadang, Kecamatan Taliabu Timur Selatan, Kabupaten Pulau Taliabu, Provinsi Maluku Utara. Menurut pengakuan ...
  • Taliabu
    Nama Lain: Taliabo Provinsi: Provinsi Maluku Utara Kabupaten/Kota: Kabupaten.Kepulauan Sula Kecamatan: Taliabu Desa: Kawadang Kategori: Aman Status: belum terkonservasi
  • Dorothea Rosa Herliany
    Dorothea Rosa Herliany adalah pengarang wanita yang sangat produktif. Ia dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah, 20 Oktober 1963. Setelah tamat Sekolah Dasar Tarakanita Magelang, Dorothea melanjutkan ...
  • Deliana
    Majalah Deliana terbit di Medan, Sumatra Utara, pertama kali terbit tahun 1927 sebagai majalah bulanan. Penerbitnya adalah Firma Zahari & CO dengan Moskeestraat 25, Telepon 1355, ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa