Deskripsi:
Komunitas Menulis Sanglah didirikan oleh Wahyu Budi Nugroho, yang beralamatkan di Sanglah, Denpasar, nomor telepon 08983872756.
Latar belakang berdirinya Komunitas Menulis Sanglah yang berdiri di Denpasar pada tanggal 06 Oktober 2019, yang yang melatarbelakangi berdirinya ada;ah untuk mewadahi para pegiat Sanglah Institute yang berkecimpung langsung di dunia literasi, serta masyarakat luas yang tertarik dunia literasi.
Motivasi berdirinya komunitas Menulis Sanglah adalah menjadi wadah bagi para penulis muda atau pemula untuk mengembangkan keahlian dan ketrampilan menulis. Komunitas ini diharapkan menjadi tempat berbagi seputar dunia literasi, termasuk teknik atau gaya penulisan, aliran-aliran sastra yang sesuai bagi karakter setiap penulis, tips-tips menulis karya fiksi maupun nonfiksi, karir di dunia literasi, dan lain sebagainya. Komunitas ini juga hendak mendukung dan mendorong para penulis pemula untuk melakukan publikasi, baik cetak maupun elektronik, dalam bentuk artikel koran, tulisan jurnal, ataupun eksemplar buku. Hal ini salah satunya dilakukan lewat berbagi pengalaman dengan para pengasuh Komunitas Menulis Sanglah yang telah dan/atau sering melakukan publikasi; baik secara indie maupun konvensional, baik pada penerbit lokal maupun mayor (nasional).
Misi dan visi dari komunitas ini adalah sebagaimana visi dan misi Sanglah Institute, yakni pemberdayaan individu. Komunitas ini diasuh oleh para pegiat literasi lintas profesi dan lintas aliran sastra, antara lain; Wahyu Budi Nugroho yang merupakan dosen dan telah menghasilkan dua belas buku, pun menjadi reviewer empat jurnal nasional. Angga Wijaya telah menghasilkan lima buku antologi puisi dan merupakan wartawan lepas. I Gede Sarjana Putra, wartawan Fajar Bali yang telah menghasilkan dua buku antologi cerpen. Bagus Ardiyansyah yang sudah menghasilkan lima buku antologi puisi dan kini sedang menempuh studi pascasarjana, serta Ni Putu Laksmi Mutiara Prameswari yang telah menghasilkan sebuah buku antologi esai dan kerap menjuarai berbagai lomba esai berikut karya ilmiah. Diharapkan, berbagai pengalaman dari para pengasuh komunitas ini berguna bagi para penulis pemula yang berniat mengembangkan diri di bidang literasi.
Komunitas Menulis Sanglah belum memiliki badan hukum. Komunitas ini berjumlah 59 anggota dengan rata-rata 20-35 tahun dari berbagai wilayah di Indonesia, komunitas ini tidak ada kewajiban dan hak anggota secara eksplisit dan tidak ada persyaratan khusus jika ada anggota baru.
Jenis kegiatan yang dilakukan adalah bersastra dan literasi, bergerak dibidang penciptaan atau penulisan, namun dalam hal penerbitan masih dalam tahap rencana, namun Komunitas Menulis Sanglag bergerak memasyarakatkan pengetahuan atau karyanya kepada masyarakat atau pembaca.
Aktivitas kegiatan bersastra dilakukan mulai bulan November 2019, mulai gerakan bimbingan teknis dan diskusi rutin, yaitu sirkus pemikiran, setiap dua kali dalam satu bulan. Dan dilakukan ketika pertemuan dengan anggota komunitas yaitu bertukar pandangan mengenai isu-isu sastra, literasi terkini, dan pemikiran filsafat.walaupun belum menghasilkan karya, namun program dan rencana dalam waktu dekat akan dilakukan penerbitan.
Penghargaan yang pernah diperoleh, di antaranya, Penerima Beasiswa Mendalam dalam ajang Anugerah Jurnalisme Warga (AJW) 2021 yang diselenggarakan oleh BaleBengong, portal berita dan komunitas dengan genre jurnalisme warga, pada Maret hingga Juni 2021; Penerima Beasiswa Bapena Inklusi dari INKLUSI: Journal of Disability Studies, Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. (2021); Penerima Beasiswa Pelatihan Guru dari Bantu Guru Belajar dari Rumah (2021); Penulis Terpilih Antologi Puisi Di Persimpangan; Penulis Terpilih Antologi Puisi Untuk Lombok dan Nusa Tenggara Barat; Penulis Terpilih Antologi Puisi Aksara Langit; Penulis Terpilih Antologi Puisi Menenun Rinai Hujan; Penulis Terpilih Antologi Puisi Bonjour; Pemenang Seleksi Nasional “Cipta Puisi” dengan Tema Pendidikan dan Kemerdekaan yang diselenggarakan oleh Forum Indonesia Menulis.
Karya-karya yang mendapat penghargaan adalah usulan liputan yang telah lolos seleksi mengenai adaptasi orang dengan gangguan jiwa di Bali selama pandemi. Bersama dua anggota tim, menghasilkan sebuah laporan bertajuk "Menjaga Asa Sehat Jiwa Raga Saat Pagebluk"; Antologi Puisi Di Persimpangan Antologi Puisi Untuk Lombok dan Nusa Tenggara Barat; Antologi Puisi Aksara Langit; Antologi Puisi Menenun Rinai Hujan; Antologi Puisi Bonjour Antologi Puisi Terbaik Seleksi Nasional Cipta Puisi: Seribu Bait Cinta Sang Guru; -Journal of Disability Studies: Strategi Sinergitas Pendamping sebagai Modal Pembelajaran Pendidikan Inklusif di PKBM HSPG HOMESCHOOLING Yogyakarta, tahun
Sedangkan festival yang pernah diikuti adalah Juara II Kompetisi Menulis #DiIndonesiaAja Hipwee & Pesona Indonesia; Nominasi Kontributor Pendatang Baru Terfavorit Hipwee; Pemenang co-creativity brisik.id kategori artikel travel & kuliner; Publikasi buku kumpulan esai Pariwisata di Era New Normal (HMI & Perpusnas); Karya/judul karya apa yang telah dipentaskan (puisi, cerpen, novel. Drama).
Karya yang dihasilkan diantaranya, Orang Lain adalah Neraka: Sosiologi Eksistensialisme Jean Paul Sartre (Pustaka Pelajar, 2013); Tejo Sulistyo, Maestro Tari Jawa yang Ajeg Mencari Keparipurnaan (Cipta Media, 2016); Riwayat Pemberontakan el-Comandante Fidel Castro (Sociality, 2017); Menunda Kalah (Histeria, 2018); Memahami Kembali Marx, Marxisme dan Perkembangannya (Pustaka Pelajar, 2019); Fidel Castro: Sebuah Biografi (Sociality, 2020); Sosiologi Kehidupan Sehari-hari (Pustaka Egaliter, 2021); Hannah Arendt dan Simone de Beauvoir: Filsuf Wanita Pengguncang Abad ke-20 (Pustaka Pelajar, 2020); Catatan Pulang (Pustaka Ekspresi, 2018); Dua Kota Dua Ingatan (Basabasi, 2019); Taman Bermain (Purata Publishing, 2019);Notes Going Home (Pustaka Ekspresi, 2019); Tidur di Hari Minggu (Mahima Institute Indonesia, 2020); Menulis Halusinasi (Lire Publisher, 2021); Masa Depan itu Nisbi (Pustaka Larasan, 2020); Aku Tak Lagi Mendengar Bisikan Suara (Megalitera, 2020); Umbu, Simfoni, Sunyi (Narulis Publisher, 2021); Cetik Taluh (Papel Aksara Utama, 2019).
Keterlibatsn anggota aomunitas dalam peran Sastra di Bali, belum meregenerasi sastrawan baru, karena komunitas tidak terlalu aktif. Namun ke depannya, komunitas sastra yang eksis, tidak hanya memproduksi karya sastra, melainkan juga memproduksi karya-karya lain, serta aktivitas seni budaya kreatif lainnya. Komunitas sastra tidak hanya bergelut secara khusus dengan sastra semata, tetapi punya kecenderungan juga mengembangakn dengan bidang-bidang seni terkait, misalnya teater.
Komunitas sastra yang eksis, tidak selalu melahirkan sastrawan dan tidak selalu sastrawan yang dihasilkan oleh komunitas, potensial menghasilkan karya-karya sastra berkualitas yang sarat kearifan lokal, karena tidak selalu kearifan lokal masing-masing itu direvitalisasi dalam karya sastra yang diproduksi sastrawan komunitas sastra. Dan corak karya sastra itu potensial dimanfaatkan dalam pembangunan karakter yang dihasilkan anggota komunitas.
Peran Komunitas dalam dunia sastra di Bali dan di Indonesia, komunitas berperan penting dalam menggairahkan kehidupan sastra di Bali, karena banyak-tidaknya komunitas sastra bisa menjadi indikator minat publik baca tanah air, perkembangan sastra Bali modern di Bali sangat pesat dan capaian itu tidak terlepas dari peran komunitas/sanggar/teater.
|