• Halaman Beranda

  • Data Referensi Kebahasaan dan Kesastraan

  • Ahli Bahasa

    Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA)

    Bahasa Daerah Di Indonesia

    Duta Bahasa

    KBBI

    Penelitian Bahasa

    Registrasi Bahasa

    UKBI

    Indeks Pemanfaatan Bahasa Daerah

    Indeks Kemahiran Berbahasa

    Revitalisasi Bahasa Daerah

  • Gejala Sastra

    Hadiah/Sayembara Sastra

    Karya Sastra

    Lembaga Sastra

    Media Penyebar/Penerbit Sastra

    Pengarang Sastra

    Penelitian Sastra

    Registrasi Sastra Cetak

    Registrasi Sastra Lisan

    Registrasi Manuskrip

  • Pencarian lanjut berdasarkan kategori kebahasaan dan kesastraan

  • Statistik

  • Info

 
 

Situasi Kebahasaan, Sikap Bahasa, dan Upaya Pemertahanan Bahasa Melayu Tualang

Kategori: Penelitian Bahasa

 

Peneliti : Fatmahwati Adnan, Elvina Syahrir, Irfariati, Yeni Maulina

Tanggal Penelitian : 15-02-2016

Tahun Terbit : 2016

Abstrak :

ABSTRAK

Fatmahwati Adnan, Elvina Syahrir, Irfariati, Yeni Maulina

Balai Bahasa Riau

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 

Jalan Binakrida, Kompleks Universitas Riau, Panam, Pekanbaru, 28293

balai_bahasa_provinsi_riau@yahoo.com

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan situasi kebahasaan masyarakat Melayu Tualang ditinjau dari fungsi dan pemakaiannya pada konteks sosial, mendeskripsikan sikap bahasa masyarakat Melayu Tualang, dan merancang upaya pemertahanan bahasa Melayu Tualang yang dapat diterapkan sesuai dengan budaya dan perkembangan masyarakat yang terjadi dewasa ini di Kecamatan Tualang. Rancangan penelitiaan ini dalam bentuk penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menggali, menemukan, mengungkapkan, dan menjelaskan bahasa masyarakat Melayu Tualang yang diteliti secara holistik. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi partisipan dan wawancara. 

Berdasarkan hasil penelitian tentang bahasa Melayu Tualang di Kecamatan Tualang dapat dikemukan beberapa simpulan sebagai berikut: (1) situasi kebahasaan yang terjadi dalam aktivitas berbahasa di Tualang dalam konteks yang berbeda adalah terciptanya komunitas multibahasa yang menguasai dua bahasa atau lebih dan situasi menuju masyarakat monolingual, hal ini terjadi terutama di ruang publik yang bersifat formal, misalnya dunia pendidikan dan dunia kerja. Situasi pemakaian bahasa Melayu Tualang pada ranah keluarga ditemukan bahwa pada umumnya mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama anak dan juga untuk komunikasi sehari-hari. Pada ranah pemerintahan dan pendidikan, penerintah daerah memutuskan penggunaan bahasa Melayu Siak karena dialek ini merupakan dialek yang dominan di Kabupaten Siak. Peraturan daerah tersebut memang meningkatkan penggunaan bahasa Melayu Siak di pemerintah dan pendidikan, tetapi secara tidak langsung juga semakin menyingkirkan bahasa Melayu Tualang. beberapa desa di Kecamatan Tualang pidato adat tidak menggunakan bahasa daerah; (2) sikap bahasa dilihat dari 3 aspek, yaitu kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan norma-norma bahasa. Tanggapan negatif terbanyak pada pada ciri kebanggan bahasa, dilanjutkan dengan ciri kesadaran akan norma, dan ciri kesetiaan bahasa. Berdasarkan jumlah tanggapan tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat asli cenderung bersikap positif pada komponen kognitif. Akan tetapi, pada komponen afektif yang harus disertai dengan keinginan atau perasaan postif ternayat jumlah tanggapan positif menurun tajam; dan (3) pemertahanan bahasa Melayu Tualang dilakukan melalui pengembangan dan pembinaan bahasa daerag. Pengembangan bahasa daerah bertujuan untuk memperluas ranah penggunaan bahasa daerahyang semakin menyempit. Pembinaan dapat dilakukan melalui pemantapan kembali peran penggunaan bahasa daerah dalam berbagai bidang kehidupan, seperti di lingkungan keluarga, seni pertunjukan, sastra, dan upacara-upacara keagamaan dan adat. Pembinaan bahasa daerah melalui revitalisasi penggunaan bahasa daerah dalam berbagai ranah kehidupan lebih ditujukan bagi masyarakat dewasa. Sementara itu, pembinaan untuk generasi pelapis (generasi penerus) dilakukan melalui jalur pendidikan.

Kata kunci: situasi kebahasaan, sikap bahasa, pemertahanan, bahasa Melayu Tualang

 
PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Melayu
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Melayu yang berada di Provinsi Sumatra Utara dituturkan di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat; Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat; Desa Sei ...
  • Melayu
    Provinsi Riau Bahasa Melayu dituturkan di wilayah Provinsi Riau. Isolek Melayu merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Banjar dan ...
  •  
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa
     

    Situasi Kebahasaan, Sikap Bahasa, dan Upaya Pemertahanan Bahasa Melayu Tualang

    Kategori: Penelitian Bahasa

     

    Peneliti : Fatmahwati Adnan, Elvina Syahrir, Irfariati, Yeni Maulina

    Tanggal Penelitian : 15-02-2016

    Tahun Terbit : 2016

    Abstrak :

    ABSTRAK

    Fatmahwati Adnan, Elvina Syahrir, Irfariati, Yeni Maulina

    Balai Bahasa Riau

    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 

    Jalan Binakrida, Kompleks Universitas Riau, Panam, Pekanbaru, 28293

    balai_bahasa_provinsi_riau@yahoo.com

    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan situasi kebahasaan masyarakat Melayu Tualang ditinjau dari fungsi dan pemakaiannya pada konteks sosial, mendeskripsikan sikap bahasa masyarakat Melayu Tualang, dan merancang upaya pemertahanan bahasa Melayu Tualang yang dapat diterapkan sesuai dengan budaya dan perkembangan masyarakat yang terjadi dewasa ini di Kecamatan Tualang. Rancangan penelitiaan ini dalam bentuk penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan, menggali, menemukan, mengungkapkan, dan menjelaskan bahasa masyarakat Melayu Tualang yang diteliti secara holistik. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi partisipan dan wawancara. 

    Berdasarkan hasil penelitian tentang bahasa Melayu Tualang di Kecamatan Tualang dapat dikemukan beberapa simpulan sebagai berikut: (1) situasi kebahasaan yang terjadi dalam aktivitas berbahasa di Tualang dalam konteks yang berbeda adalah terciptanya komunitas multibahasa yang menguasai dua bahasa atau lebih dan situasi menuju masyarakat monolingual, hal ini terjadi terutama di ruang publik yang bersifat formal, misalnya dunia pendidikan dan dunia kerja. Situasi pemakaian bahasa Melayu Tualang pada ranah keluarga ditemukan bahwa pada umumnya mengajarkan bahasa Indonesia sebagai bahasa pertama anak dan juga untuk komunikasi sehari-hari. Pada ranah pemerintahan dan pendidikan, penerintah daerah memutuskan penggunaan bahasa Melayu Siak karena dialek ini merupakan dialek yang dominan di Kabupaten Siak. Peraturan daerah tersebut memang meningkatkan penggunaan bahasa Melayu Siak di pemerintah dan pendidikan, tetapi secara tidak langsung juga semakin menyingkirkan bahasa Melayu Tualang. beberapa desa di Kecamatan Tualang pidato adat tidak menggunakan bahasa daerah; (2) sikap bahasa dilihat dari 3 aspek, yaitu kesetiaan bahasa, kebanggaan bahasa, dan kesadaran akan norma-norma bahasa. Tanggapan negatif terbanyak pada pada ciri kebanggan bahasa, dilanjutkan dengan ciri kesadaran akan norma, dan ciri kesetiaan bahasa. Berdasarkan jumlah tanggapan tersebut dapat dikatakan bahwa masyarakat asli cenderung bersikap positif pada komponen kognitif. Akan tetapi, pada komponen afektif yang harus disertai dengan keinginan atau perasaan postif ternayat jumlah tanggapan positif menurun tajam; dan (3) pemertahanan bahasa Melayu Tualang dilakukan melalui pengembangan dan pembinaan bahasa daerag. Pengembangan bahasa daerah bertujuan untuk memperluas ranah penggunaan bahasa daerahyang semakin menyempit. Pembinaan dapat dilakukan melalui pemantapan kembali peran penggunaan bahasa daerah dalam berbagai bidang kehidupan, seperti di lingkungan keluarga, seni pertunjukan, sastra, dan upacara-upacara keagamaan dan adat. Pembinaan bahasa daerah melalui revitalisasi penggunaan bahasa daerah dalam berbagai ranah kehidupan lebih ditujukan bagi masyarakat dewasa. Sementara itu, pembinaan untuk generasi pelapis (generasi penerus) dilakukan melalui jalur pendidikan.

    Kata kunci: situasi kebahasaan, sikap bahasa, pemertahanan, bahasa Melayu Tualang

     
    PENCARIAN TERKAIT

  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Melayu
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Melayu yang berada di Provinsi Sumatra Utara dituturkan di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat; Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat; Desa Sei ...
  • Melayu
    Provinsi Riau Bahasa Melayu dituturkan di wilayah Provinsi Riau. Isolek Melayu merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Banjar dan ...
  • Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
    Tayangan Revitalisasi Bahasa dan Sastra Daerah
  • Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia
    Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia Daring ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari versi cetaknya yang sudah terlebih dahulu diterbitkan pada tahun 2013.
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia 5
    Layanan Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring
  • Melayu
    Provinsi Sumatra Utara Bahasa Melayu yang berada di Provinsi Sumatra Utara dituturkan di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat; Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat; Desa Sei ...
  • Melayu
    Provinsi Riau Bahasa Melayu dituturkan di wilayah Provinsi Riau. Isolek Melayu merupakan sebuah bahasa dengan persentase perbedaan berkisar 81%—100% jika dibandingkan dengan bahasa Banjar dan ...
  •  
     
     
    © 2024    Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa